Tanggapan Orangtua dan Siswa SMP Swasta Soal Sekolah dengan Minim Murid Imbas Sistem PPDB 2019

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi PPDB.

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kebijakan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menambah pagu SMP Negeri saat PPDB 2019 lalu berimbas pada SMP swasta.

Pasalnya, jumlah siswa yang masuk SMP swasta jadi berkurang, karena banyak yang ditampung negeri.

Meski begitu, berkurangnya jumlah siswa tampaknya tak begitu berpengaruh pada wali murid maupun siswa dari SMP swasta.

Seperti Junaidah, wali murid dari Haidar Ibrahim, siswa yang akan naik kelas 3 di SMP Gatra, Perak, Surabaya.

Dampak Sistem PPDB 2019, SMP Al Jihad Surabaya Cuma Terima 9 Siswa hingga Harus Naikkan Biaya SPP

Junaidah yang sehari-harinya bekerja sebagai guru privat ini mengatakan, ia belum merasakan dampak berkurangnya jumlah siswa pada pendidikan anaknya.

"Ya pasti ada plus-minusnya, tapi kalau saya sendiri belum merasakan," tuturnya, Sabtu (6/7/2019).

Ia menyadari jumlah siswa di sekolah anaknya yang masuk lewat jalur PPDB pasti berkurang banyak.

Tetapi, ia meyakini hal tersebut tidak akan memengaruhi kualitas sekolah.

PPDB SMA/SMK Sistem Zonasi, Dindik Jatim Sebut Pemerataan Guru dan Sarpras Jadi Evaluasi Utama

Junaidah hanya berharap sekolah tetap fokus memerhatikan kualitas pendidikan serta kedisiplinan murid.

"Yang perlu diperhatikan kedisiplinannya saja," ucapnya.

Hal yang sama diungkapkan oleh Gita Andhini (14), siswa kelas 2 SMP PGRI 5 Surabaya.

Ia mengaku belum merasakan dampak dari berkurangnya jumlah siswa di sekolahnya.

"Pokoknya senang saja sekolah di SMP PGRI 5, karena teman-temannya enak," kata siswi yang tinggal di daerah Kalianak tersebut.

Dindik Kota Surabaya Sebut Kebijakan Penambahan Pagu PPDB SMP Negeri Masih Berpedoman Permendikbud

Meski begitu, ia menyadari adik-adik kelasnya nanti mungkin tidak memiliki teman sebanyak dirinya.

Gita pun berharap adik-adik kelasnya bisa tetap semangat menjalani proses pembelajaran.

"Semangat untuk anak-anak kelas 7, jangan putus asa, dan guru-guru selalu mendukung murid-murid," tutupnya. (Surya/Delya Oktovie)

Melihat Kondisi dari Sisi Positif

Siti Islamia, atau yang lebih akrab disapa Mia, ketua OSIS SMP PGRI 5 Surabaya tak mempermasalahkan jumlah siswa di sekolahnya yang terbilang sedikit.

Siswi yang sekarang naik kelas 9 ini melihat kondisi ini melalui sisi yang positif.

VIRAL Siswa SD Bakar Piagam Prestasi Kesal Tak Lolos PPDB Sistem Zonasi, Orangtua Kecewa

"Saya senang-senang saja dengan kondisi sekolah saya yang seperti ini. Saya dan teman-teman bisa belajar seperti les privat," tutur Mia.

Guru-guru pun, lanjutnya, lebih teliti dalam mengajar di kelas.

"Tapi saya dan teman-teman akan lebih senang lagi kalau SMP PGRI 5 seperti dulu, banyak siswa. Jadi para guru lebih semangat dalam mengajar," tutur Mia.

Mia mengungkapkan ia selalu optimis memperkenalkan sekolah kepada para siswa dan siswi baru.

"Guru-guru juga selalu mendukung para siswa yang ada di sekolah agar tidak berputus asa dengan kondisi sekolah yang seperti ini. Pokonya kami selalu semangat untuk menuntut ilmu," papar Mia.

Soal Polemik Zonasi PPDB, FPP Jatim Minta Kemendikbud Kaji Ulang Penerapan Sistem Zonasi

Sementara orangtua Mia, Kusnul, juga tak menjadikan minimnya siswa sebagai masalah.

"Kalau muridnya sedikit, guru bisa lebih teliti sama satu per satu muridnya. Pembayaran di sekolah juga bisa meringankan beban ekonomi keluarga," tutur Kusnul.

Yang ia takutkan, lanjutnya, adalah jika tiba-tiba SMP PGRI 5 ditutup karena kekurangan murid.

"Yang masih sekolah di SMP PGRI 5 mau di kemanakan kalau belum lulus?," papar ibu dari tujuh anak ini. (Surya/Christine Ayu Nurchayanti)

Berita Terkini