Kilas Balik

Kehidupan Soeharto Saat Tak Jadi Presiden, Cara Ajudan Mengawal Terasa Aneh, Sang Ajudan Pun Malu

Penulis: Januar AS
Editor: Melia Luthfi Husnika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kehidupan Soeharto Saat Tak Jadi Presiden, Cara Ajudan Mengawal Terasa Aneh, Sang Ajudan Pun Malu

Jika jalanan macet, barulah petugas pengawal maju ke depan.

"Namun, tetap saja Pak Harto mengetahui siasat itu. Beliau pun bertanya, 'Itu polisi kenapa ikut di belakang? Tidak usah'," kata Maliki Mift.

Hari berikutnya, Maliki Mift menggunakan siasat baru.

Ia meminta pihak kepolisian agar tidak lagi mengawal mobil Soeharto.

Sosok Jenderal yang Sempat Nyalip Soeharto, Saat Orde Baru Nasibnya Pun Berbeda

Sebagai gantinya, Maliki akan berkoordinasi dengan petugas lewat radio.

Setiap kali mobil Soeharto melewati lampu lalu lintas, petugas harus memastikan lampu hijau menyala. Kalau lampunya merah, harus berubah menjadi hijau.

Akhirnya, Soeharto berangkat tanpa pengawalan polisi.

Setiap kali melewati lampu lalu lintas di persimpangan, lampu hijau selalu menyala agar mobilnya tidak berhenti menunggu rambu berganti.

Namun, lagi-lagi Soeharto merasakan keanehan.

Ia mempertanyakan mengapa setiap persimpangan yang ia lewati tidak pernah ada lampu merah.

Soeharto pun menegur Maliki agar jangan memberi tahu polisi untuk mengatur lalu lintas.

"Sudah, saya rakyat biasa. Kalau lampu merah, ya, biar merah saja," ujar Soeharto sebagaimana ditulis Maliki Mift.

Maliki saat itu hanya terdiam dengan perasaan malu.

Kisah 3 Jenderal TNI yang Dulu Permalukan Soeharto, Nasib Jadi Korban Pembunuhan Keji hingga Melarat

Kesederhanaan Soeharto, menurut Maliki, juga terlihat dari cara berpakaian.

Sewaktu pertama kali menjadi pengawal khusus Soeharto, Maliki berpikir bahwa ia harus punya baju bagus untuk mendampingi Soeharto, paling tidak batik berbahan sutra.

Halaman
123

Berita Terkini