Kisah Sukses Bisnis Camilan Trenggalek Jamur Mantan, Olah Permainan Kata 'PHP' Buat Branding Produk

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dedi Mahendra Sukma berfoto dengan produk Jamur Mantan buatannya.

TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK – Jangan lupa selfie, tunjukin kalau lebih lezat jamur mantan ketimbang mantan yang berjamur.

Begitu isi salah satu kalimat pada bungkus camilan Jamur Mantan, camilan yang dibuat oleh warga Kabupaten Trenggalek.

Camilan ini dibikin oleh pasangan muda Dedi Mahendra Sukma (30) dan Ike Galuh Candra (29), warga Desa Sumbergedong, Kecamatan Trenggalek.

Bupati Trenggalek Mas Ipin Buka Pekan Olahraga dan Seni antara Diniyah Jatim 2019

Setelah beberapa kali gagal berbisnis, pasangan ini sukses membuat produk camilan jamur tiram krispi yang kini telah merambah berbagai daerah di Indonesia.

“Pernah jadi petani jamur tiram di Kediri, tapi bangkrut karena tidak bisa mengelola. Pernah jualan sari kedelai, agen barang kebutuhan rumah tangga, rental gim, jual beli kendaraan, dan lain-lain,” kata Dedi, yang juga anggota polisi Polsek Bendungan ini.

Pada 2017, pasangan itu mulai membuat camilan jamur krispi.

Jamur dipilih karena keduanya pernah bergelut usaha jamur.

Bupati Trenggalek Mas Ipin Buka Pekan Olahraga dan Seni antara Diniyah Jatim 2019

Sementara olahan goreng krispi dipilih karena Ike juga merupakan agen jual tepung di Trenggalek.

Ike bilang, resep tepung untuk krispi itu diracik sendiri. Adonan terdiri dari gabungan tiga jenis tepung.

Setelah beberapa kali percobaan, ia merasa menemukan cita rasa yang pas.

Resep itulah yang kemudian dipakai hingga sekarang.

“Rasanya jadi lebih gurih dibanding tepung krispi jadi,” klaim Ike.

Bukan cuma soal rasa. Hal yang menarik lain dari Jamur Mantan adalah permainan kata-kata.

Nama merek “mantan” dipilih bukan tanpa latar belakang.

Dedi bercerita, kalimat mantan sudah mulai melekat pada dirinya ketika mulai berdinas unit Bhabinkamtibmas.

Sego Gegok Mbak Tumirah Trenggalek, Nasi Dibungkus Daun Pisang yang Menggoyang Lidah, Mau Cicipi?

Ia sering memberi penyuluhan ke remaja-remaja di daerah tempat ia bertugas.

Satu di antara tema yang diangkat yakni, hubungan remaja sehat.

“Saya bilang, kalau pasanganmu nggak mau menghalalkan, jadikan saja mantan. Sejak itu kata mantan melekat. Saya disering dipanggil ‘Pak Mantan’,” selorohnya.

Kata itu lalu dipakai sebagai nama brand jamur krispi buatannya.

Untuk menambah asyik, dia mengolah kata-kata sebagai branding produk.

Misalnya, untuk varian rasa, ia menggunakan istilah dari singkatan khas anak muda.

Intip Peninggalan Perkebunan dan Pabrik Kopi Era Belanda di Trenggalek, Pecinta Kopi Wajib Datang!

Rasa original disebut TTM. Artiya Tetap Terasa Murni.

Ada juga varian rasa PHP: Pedas Huha Pol. Varian Pisah merupakan akronim dari Pizza Rasa Mewah.

Sementara rasa barbeku dinamai Baper alias barbeku super.

“Kebetulan pasar kami memang anak muda,” ungkap Dedi.

Dedi pernah membuat survei kecil-kecilan untuk mengatahui orang-orang mengonsumsi makanannya.

Wawancara Calon Pejabat Pemkab Trenggalek Diunggah di YouTube, Mas Ipin Ajak Warga Ikut Kawal: Dicek

Lewat sosmed, ia membuat semacam giveaway untuk mereka yang berfoto dengan camilan itu.

Hasilnya, mayoritas yang mengunggah foto adalah perempuan usai 20-an.

Dari situ, Dedi menganggap strategi pasar yang dijalankan sudah sesuai dari target awal.

Untuk menambah daya tarik, ia juga mencantumkan kalimat-kalimat “baper” lain di tata cara makan di bungkus Jamur Mantan.

Contohnya makan sambil duduk pakai tangan kanan, bukan tangan mantan.

Lewat strategi pasar itu, Jamur Mantan digemari. Saban hari, Dedi, Ike, dan sebelas pegawainya memasak 30-50 kg jamur mentah.

Bahan itu cukup untuk membuat 300-an bungkus Jamur Mantan.

Masing-masing bungkus diisi 70 gram. Harganya sekitar 12.000 per bungkus.

Meski punya pengalaman menjadi petani jamur, Dedi enggan menanam untuk bahan baku produknya.

Jamur selama ini dipasok oleh para petani di Trenggalek dan Tulungagung.

Alasannya, menjalankan bisnis kudu fokus.

Mengelola semuanya dari hulu sampai ke hilir, kata dia, justru bisa membuat produksi tak maksimal.

Gampang Dibuat dan Murah, Inilah Keunggulan Batik Ciprat Trenggalek yang Diajarkan di Pelatihan

“Kami menjual mayoritas lewat online. Pasarnya mulai dari Jawa Timur sampai ke luar pulau, seperti Kalimantan, Sumatera, dan Bali. Yang jauh bisanya membeli untuk dijual lagi,” ungkap dia.

Selain itu, produk Jamur Mantan juga dijual di banyak toko oleh-oleh khas di Kabupaten Trenggalek.

Perkembangan usaha Dedi dan istri bisa dilihat dari banyaknya alat yang kini dipakai.

Awal memulai usaha, mereka memasak sendiri dengan satu kompor dan wajan.

Kini, mereka punya empat kompor dan wajan besar.

Tak hanya usaha, Dedi bilang, jamur mantan juga menyisihkan hasil usaha untuk sosial.

“Dua persen dari hasil kami donasikan. Kurang lebih nominalnya satu bulan Rp 1 juta lebih,” tutur dia. (Surya/Aflahul Abidin)

Berita Terkini