Konsumen Minyak Goreng Curah di Sidoarjo Cukup Tinggi, Pemerintah Segera Larang Peredarannya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pembeli sedang membeli minyak goreng curah yang diisi di dalam jerigen, Selasa (8/10/2019).

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Kukuh Kurniawan

TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Pemerintah berencana akan melarang peredaran minyak goreng curah pada tahun mendatang.

Nantinya, pemerintah bakal menggantinya dengan minyak goreng kemasan.

Namun nyatanya hingga saat ini penjualan minyak goreng curah di wilayah Sidoarjo masih cukup tinggi.

Seorang pedagang minyak goreng curah di Pasar Taman, Imam mengatakan masih banyak konsumennya memilih minyak goreng curah.

"Harganya lebih murah dibandingkan yang kemasan. Kalau yang kemasan, harga satu liternya mencapai Rp 12.000 sedangkan yang curah hanya Rp 9000 saja," ujarnya kepada TribunJatim.com, Selasa (8/10/2019).

Baru Lunas Cicilan, Motor Honda Scoopy Diparkir di Halaman Rumah di Sidoarjo Raib Dibawa Pencuri

Ia menjelaskan rata rata konsumen yang membeli minyak goreng curah merupakan para pedagang kaki lima.

"Kalau yang kemasan biasanya para ibu rumah tangga yang membeli. Karena yang kemasan, minyaknya lebih bagus dan awet sedangkan yang curah cepat menghitam," tambahnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh pedagang minyak curah lainnya, Mahmudi.

"Konsumen masih banyak yang minat sama minyak curah. Dalam sehari, kita mampu menjual hingga 20 liter minyak goreng curah," jelasnya.

Dirinya berharap agar minyak goreng curah tetap ada dan peredarannya tidak dilarang oleh pemerintah.

"Masyarakat masih membutuhkan minyak curah. Mungkin masyarakat bisa beralih dari minyak curah ke minyak kemasan bila harganya setara," jujurnya.

Kapolda Jatim dan Gus Ipul Sidak ke Tempat Pembuatan Minyak Goreng Curah, Begini Kata Mereka

Hal senada juga diungkapkan oleh pengusaha pembuat krupuk, Mujiono.

Ia mengaku sudah lama memakai minyak goreng curah dalam usahanya.

Mujiono menambahkan bahwa bila minyak goreng curah akan dilarang maka ia terpaksa akan menaikkan harga krupuknya.

"Kita saja yang pakai minyak curah saja sudah cukup rugi banyak. Kalau memang nantinya dilarang, kemungkinan kita menaikkan haega krupuk dari yang biasanya Rp. 500 per pak menjadi Rp. 1000," tandasnya.

Berita Terkini