Laporan Wartawan TribunJatim.com, Aminatus Sofya
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Dua pekan setelah kerusuhan, kondisi di Wamena, Papua berangsur membaik.
Namun sebagian pengungsi, enggan kembali ke ibu kota Kabupaten Jayawijaya itu.
“Saya trauma. Saya tidak ingin kembali,” ujar Nisi ketika ditemui di Lanud Abdulrachman Saleh, Kabupaten Malang, Rabu (9/10/2019).
Nisi adalah perantau asal Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
• Kisah Sali, Korban Kerusuhan Wamena yang Selamat dari Pembakaran, Kabur dan Sembunyi di Got 6 Jam
Ia merupakan satu di antara pengungsi dari Wamena yang tiba di Lanud Abdulrachman Saleh hari ini.
Meskipun tak mengalami hal mengerikan seperti pembakaran rumah, Nisi mengatakan suasana kerusuhan di Wamena sangat mencekam.
Perempuan 43 tahun itu melihat rumah-rumah dibakar dan mendengar banyak orang dibunuh.
Ia pun akhirnya memutuskan kembali ke Jawa Timur dan meninggalkan harta bendanya yang ada di Wamena.
• Kisah Korban Kerusuhan Wamena yang Eksodus Pakai Kapal Motor, Hartanya 60 Juta Ludes Dibakar Massa
“Cuma bawa baju seadanya. Motor sudah saya tinggal. Sudah ndak mikir harta asal bisa pulang,” cerita Nisi.
Nisi mengaku mengungsi di Kodim selama sembilan hari sejak kerusuhan pecah.
Setelah itu, ia diantar dan diterbangkan ke Jayapura.
Di sana, ia menunggu giliran agar bisa kembali ke Jawa Timur.
“Di Jayapura kan antre. Akhirnya baru pulang sekarang,” ujarnya.
Pengungsi lain, Sali menyatakan hal serupa.
• Kisah Abdul Muni, Warga Pamekasan Lolos Kerusuhan Wamena, Kios Dibakar & Sembunyi di Plafon Rumah