laporan Wartawan TribunJatim.com, Muchsin Rasjid
TRIBUNJATIM.COM, PAMEKASAN – Sudah 10 hari ini, Rosidah (19), warga Dusun Pananggun Timur, Desa Kramat, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, meninggalkan rumahnya.
Dia adalah putri bungsu dari tiga bersaudara, pasangan suami istri, Samhari dan Suniyah.
Gadis yang akrab disapa Rosi itu tak tampak batang hidungnya sejak Rabu (23/10/2019) siang lalu. Rosi pun disebut tak membawa perbekalan pakaian, kecuali sebuah ponsel dan baju yang dikenakan.
Sehari setelah kepergian Rosi pun, keluarganya tidak bisa menghubungi karena ponselnya tidak aktif.
Sehingga kedua orang tuanya mencari Rosi ke sejumlah famili di luar desa dan teman-teman sekolahnya. Namun mereka semua mengaku tidak tahu menahu.
Mohammad Rokip, saudara misan Rosi mengatakan, kini kedua orang tua gadis itu sedih.
Ibunya menangis khawatir terjadi sesuatu terhadap Rosi.
Menurut Rokip, beberapa hari sebelum Rosi pergi, Rosi menyebut diajak temannya mau bekerja di kota Pamekasan sebagai penjaga toko aksesoris.
Meski jarak rumah dengan kota Pamekasan hanya berkisar 12 km, namun Rosi mengaku memilih untuk kos saja.
Tapi keinginan Rosi itu dicegah orang tuanya. Alasannya kedua orang tuanya sehari-hari sebagai petani masih mampu untuk membiayai hidup Rosi.
Tapi Rosi bersikeras dan ngotot tetap ingin bekerja, karena ingin mandiri dan tak mau menggantungkan kepada orang tuanya.
(Penculikan Pekerja Marketing di Surabaya, Korban Berontak Bikin Mobil Penculik Tabrak Mobil Lain)
Berselang sehari kemudian, Rosi dengan membawa tas berisi sejumlah baju dan peralatan lainnya, kembali menemui ibunya pamit mau pergi untuk bekerja, tetapi ibunya melarang.
Ibunya yang tengah kesal kemudian melontarkan kalimat 'jika Rosi ngotot ingin bekerja, jangan di Pamekasan, tapi yang jauh saja menjadi TKW ke Malaysia'.