Curiganya Pria Blitar Lihat Penutup Sumur Berserakan, Teriak Saat Ada Tubuh Terapung di dalam Sumur

Penulis: Imam Taufiq
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas bersama warga berusaha mengangkat jasad korban dari sumur sedalam 40 meter.

Curiganya Pria Blitar Lihat Penutup Sumur Berserakan, Teriak Saat Ada Tubuh Terapung di dalam Sumur

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Diduga putus asa karena menderita penyakit hipertensi dan tak kunjung sembuh, Ny Suminten (58), warga Dusun Betek, Desa Rejoso, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, nekat bunuh diri, Selasa (12/11) pagi.

Jasad ibu dua anak dengan tiga cucu ini ditemukan mengapung di dalam sumur sedalam 40 meter, yang ada di pekarangan belakang rumahnya.

Duta Seni Kota Blitar Kampanyekan Kedaulatan Budaya Melalui Kesenian Tradisi

Molor, Dewan Minta Sistem Pengadaan Seragam Gratis untuk Siswa di Kota Blitar Dievaluasi

Wasiat Terakhir Isnan, Pria Blitar yang Bunuh Diri, Mau Dikubur di Bawah Pohon Jeruk, Istri Menjerit

Karuan evakuasinya berlangsung cukup lama. Sebab, selain medannya cukup sulit, juga sumurnya cukup dalam sehingga sangat membahayakan bagi tim yang akan mengevakuasinya.

Karena itu, untuk turun ke sumur sedalam itu, petugas harus memakai tabung oksigen karena dipastikan hampa udara.

"Karena sumurnya dalam, dan tak ada petugas yang berani turun (ke dasar sumur), maka evakuasi jasad korban berlangsung sekitar tujuh jam atau sekitar pukul 12.30 WIB, mayat korban baru bisa terangkat," kata Kapolsek Binangun AKP Nanang Budianto.

Menurutnya, korban ditemukan pertama kali oleh menantunya, Sutrisno (34), yang tinggal serumah dengan korban. Itu bermula dari kecurigaan Sutrisno saat melihat papan kayu yang dipakai menutup bibir sumur itu terbuka dan berserakan di tanah.

"Dia bersama bapak mertuanya (Sukidi) memang sengaja mencari korban karena sejak pukul 05.00 WIB, korban sudah tak ada di tempat tidurnya. Tak mungkin, jam segitu dia main ke rumah tetangga, sehingga mereka mencari ke belakang rumahnya," ungkapnya.

Saat ke belakang rumahnya itu, ia melihat papan kayu, yang biasa dipakai menutup bibir sumur itu terbuka dan berserakan di tanah.

Curiga dengan kondisi itu, Sutrisno mengintipnya, namun tak melihat apapun karena kondisinya gelap sehingga mengambil senter.

Setelah disenter ke dalam sumur, ia melihat ada tubuh mengambang. "Diamati oleh anaknya, ternyata itu tubuh ibunya, sehingga ia berteriak minta tolong," paparnya.

Meski warga bersama petuga sudah berdatangan namun tak ada yang berani turun. Sebab, sumur sedalaman 40 meter itu biasanya mengandung gas beracun, sehingga menunggu kedatangan tim Basarnas dari Trenggalek.

"Tim dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Pemkab Blitar sempat mencoba turun, namun gagal. Sebab, saat turun dengan kedalaman sekitar 35 meter, ia sudah memberikan isyarat dengan menarik tali tampar. Itu tandanya, dia tak kuat karena tak bisa bernafas. Baru setelah tim Basarnas dari Trenggalek datang, jasad korban bisa dievakuasi," paparnya.

Kades Rejoso Wawan Aprilianto menuturkan, korban itu sudah tiga kali dibawa ke rumah sakit karena menderita hipertensi.

Sebentar sembuh, rupanya penyakitnya terus kambuh sehingga putus asa. Bahkan, ia pernah ngomong ke suaminya kalau dirinya sudah pasrah dan siap meninggal dunia.

"Katanya, dari pada merepotkan keluarganya, ia lebih baik mati saja. Itu berkali-kali ngomong ke suaminya," pungkasnya.

Berita Terkini