Solar Langka di Jatim

Solar Langka, Nelayan, Petambak dan Sopir di Lamongan Kelimpungan Membeli Solar

Penulis: Hanif Manshuri
Editor: Yoni Iskandar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Diantara sejumlah kendaraan truk mampir ke SPBU cari solar, Jumat (15/11/2019)

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar juga terjadi di Lamongan, sejumlah SPBU tidak lagi bisa melayani konsumen.

Solar langka ini kebanyakan dikeluhkan sopir yang melintas di wilayah Lamongan, termasuk para nelayan di Pantura.

Mereka yang kini dihadapkan dengan kelangkaan solar tidak mungkin dengan mengoplos, semisal dengan minyak tanah, karena selain minyak tanah peredaraannya juga sulit, juga mahal.

Keluhan serupa juga dirasakan para petambak yang kini sebagian memulai
mengairi lahannya.

Praktis, mereka untuk sementara menghentikan aktivitasnya, baik di sawah maupun bagi nelayan.

Sururin (50), sopir galangan mengaku ia sudah berusaha mencari solar di sepanjang jalur poros Gresik hingga Lamongan namun kosong. Ia mengaku kesulitan untuk mendapatkan solar sejak 2 hari ini.

Jorge Lorenzo Pensiun, MotoGP Valencia 2019 akan Jadi Balapan Terakhirnya

Kecelakaan Bus Vs Tronton di Tol Gempol Pasuruan Tewaskan 4 Orang, Sopir Tancap Gas 100 Km/Jam Lebih

Kenang Awal Kenal Harvey Moeis, Sandra Dewi Akui Langsung Naksir, Pacaran Seminggu Pasca Bertemu

"Dari jumat pagi tadi sudah berusaha keliling di Gresik hingga Lamongan, tapi belum nemu juga," katanya kepada Tribunjatim.com.

Ternyata kelangkaan itu, bukan karena Pertamina melakukan pengurangan volume BBM.

"Jadi dari Pertamina memastikan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM). Khusus untuk Jenis BBM Tertentu (JBT) atau BBM bersubsidi dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP), penyalurannya dilakukan berdasarkan kuota atau alokasi di setiap wilayah," ungkap Unit Manager Communication & CSR MOR V, Rustam Aji saat dikonfirmasi Surya.co.id, Jumat (15/11/2019) sore.

Dalam penjelasannya melalui WA, Rustam Aji mengungkapkan Pertamina tidak melakukan pengurangan volume BBM. Namun, berdasarkan regulasi saat ini, Premium dan Solar, merupakan produk penugasan, sehingga penyalurannya harus sesuai alokasinya yang ditetapkan pemerintah.

Tingginya konsumsi BBM di Jawa Timur, membuat penyaluran BBM sudah melebihi kuota total tahun 2019.

"Namun Pertamina tetap berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan tetap mengacu pada ketentuan pemerintah," katanya kepada Tribunjatim.com.

Kondisi saat ini ditenggarai sebagai akibat tingginya permintaan, terutama dari konsumen industri jelang akhir tahun dimana akan ada kegiatan besar seperti Natal dan Tahun Baru.

Namun demikian, Pertamina berharap penyaluran BBM Bersubsidi tepat sasaran. Sebab yang terjadi di lapangan hingga kini BBM Bersubsidi masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat yang secara ekonomi tergolong mampu.

Padahal sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014, BBM tertentu termasuk Solar bersubsidi hanya diperuntukkan bagi industri rumah tangga, usaha mikro, usaha pertanian, usaha perikanan, transportasi dan pelayanan umum, termasuk juga kendaraan pribadi dengan kapasitas mesin atau CC yang kecil.

Diungkapkan, kuota atau alokasi untuk Jawa Timur, solar alokasi total 2019 mencapai 2.092.000 kilo liter, alokasi sampai dengan Oktober 2019 mencapai 1.742.400 kilo liter.

Sedangkan realisasi penyaluran sampai dengan Oktober 2019 mencapai 1.917.800 kilo liter.

"Penyaluran 3 bulan terakhir sudah mencapai 215.000 kilo liter solar per bulan," katanya.(Hanif Manshuri/Tribunjatim.com)

Berita Terkini