PENGAKUAN Teman Pelaku Begal Sadis Bercelurit di Surabaya, Terpaksa Ikut Membegal Takut Dibacok Mati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Noval Rinaldy (22) warga Balongsari Madya 7A/24 Surabaya yang ditangkap oleh Unit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya atas kasus para begal bercelurit di Surabaya tepatnya di Jalan Raya Satelit Selatan ini mengaku takut pada M Hartono (32) warga Balongsari Madya 7A/20 Surabaya.
Dalam pengakuan, Noval baru sekali ini mengikuti perintah Hartono, begal sadis yang membacok korbannya hingga mengalami luka parah, Rabu (4/12/2019) dini hari lalu untuk menemaninya beraksi.
• FAKTA-FAKTA Polisi Tembak Mati Begal Bercelurit di Surabaya, Selalu Bawa Sajam & Menjarah di 12 TKP
• Polisi Bongkar Identitas Pelaku Begal Sadis yang Bacok Korban Hingga Luka Parah, Satu Ditembak Mati
• BREAKING NEWS: Polisi Tembak Mati Begal Bercelurit di Surabaya, Sempat Melawan Saat Diciduk
"Saya takut pak, kalau tidak ikut saya diancam akan dibacok. Saya juga pas kebetulan butuh uang. Jadi saya ikuti saja daripada saya kenapa-kenapa," aku Noval saat ditanya oleh Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho di depan kamar mayat RSUD Dr Soetomo Surabaya, Jumat (6/12/2019).
Menurut Noval, Hartono dikenal sadis dan berani. Bukan hanya pada korbannya, bahkan kepada teman sendiri kerap berulah.
"Dia memang dikenal berani dan sadis. Kadang sama teman sendiri suka berantem," tambahnya.
Noval juga mengaku tak tahu kemana motor korban itu dijual. Sales kartu kredit sebuah bank itu hanya menerima uang Rp 1.200.000 dari hasil kejahatannya bersama Hartono.
"Sumpah saya tidak tahu dijual kemana, setahu saya cuma dibawa ke Madura langsung. Saya dapat jatah 1,2 juta. Itu untuk kebutuhan popok dan susu anak saya yang masih dua bulan. Kerjaan lagi lesu," akunya.
Nasib Noval memang masih beruntung dari temannya M Hartono yang ditembus peluru dadanya karena melawan petugas menggunakan senjata tajam saat ditangkap.
Timah panas petugas hanya menyasar kaki kiri Noval yang juga sempat berusaha lari saat ditangkap.