Tampilkan Teslamp dan Maglifts, Mahasiswa ITS Surabaya Raih Tiga Emas di Dua Ajang Internasional

Penulis: Sulvi Sofiana
Editor: Hefty Suud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potret tim mahasiswa ITS saat meraih Tiga Emas dalam Dua Ajang Internasional.

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Inovasi mahsiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil bersaing dalam kompetisi internasionl dan bawa pulang tiga emas.

Yaitu tim mahasiswa Departemen Fisika yang telah berhasil membuat inovasi bernama Teslamp dan Maglifts.

Kompetisi yang diikuti tim yang terdiri dari Ibrahim Arsy, Adila Zahra Faradisa, Alifah Salsabilla, Rilando Devaldi, Sheila Salsabila Heranda Putri, dan Andi Maligi, yaitu India International Innovation Fair 2019 dan Kaohsiung International Invention and Design Expo.

Bripda Fredi Dikenal Sosok Baik dan Penurut, Sempat Ingin Jadi TKI ke Korea

Berhasil Penuhi Hak Masyarakat, Pemkot Kediri Raih Predikat Kota Peduli HAM 2019

Hasil Seleksi Administrasi CPNS 2019 Pemprov Jatim, 54.480 Memenuhi Syarat, Selengkapnya di Sini!

Sekarang Pemohon SIM di Sidoarjo Wajib Jalani Tes Psikologi

Dalam India International Inovation Fair 2019 yang berlangsung pada 1 sampai 3 Desember lalu, Arsy, sapaan Ibrahim Arsy menghadirkan Teslamp yang merupakan alat penguji lampu secara wireless (tanpa menggunakan kabel).

"Teslamp ini berupa alat yang mampu mengetes lampu bisa menyala atau tidak hanya dengan didekatkan pada alat tersebut," papar Arsy.

Penggunaan kabel untuk menghubungkan arus listrik,lanjutnya, telah banyak dinilai tidak efektif dan rumit pada era saat ini.

Susunan Pemain Persija Vs Persebaya, Osvaldo Haay dan Rian Starter, Macan Kemayoran Cadangkan Bepe

Sambut Natal 2019, Aqua Japan Indonesia Berbagi Kasih dengan Anak Yatim Piatu Yayasan Pondok Kasih

Ke depannya, alat tersebut juga dapat dikembangkan lagi menjadi pengisi daya ponsel pintar tanpa kabel.

“Jadi seseorang dapat memainkan HP sambil mengecas di dekat alat itu, tanpa harus menghubungkan HP-nya dengan kabel,” ungkap mahasiswa angkatan 2017 ini.

Pada ajang yang sama pula, Arsy dan tim turut menampilkan Maglifts yang merupakan pengganti magnet permanen dengan kumparan.

Little Netherland di Semarang, Rekomendasi Tempat untuk Mengisi Libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020

Link Live Streaming Persija Vs Persebaya, Mampukah Skuat Bajul Ijo Melanjutkan Tren Positif?

Teori fisika menyebutkan, magnet permanen hanya bisa kuat di salah satu sisi saja. Sehingga akan lebih baik jika digantikan dengan kumparan.

Aplikasi yang diusulkannya adalah untuk kereta maglev yang menggunakan prinsip magnetik.

"Dalam skala yang besar, kereta tersebut mampu berjalan hingga ratusan kilometer setiap jamnya,"tambah Adila Zahra.

Pemkot Surabaya Pastikan Kawasan Gelora Pancasila Surabaya Lebih Tertata

Sinopsis John Wick di Bioskop Trans TV Selasa (17/12/2019), Tayang Pukul 19.00 WIB

Selain itu, konsep Maglifts tersebut juga sukses mendapatkan medali emas dalam ajang Kaohsiung International Invention and Design Expo di Taiwan pada 5-9 Desember lalu.

"Dengan menggunakan prinsip yang sama, maglifts tersebut diusulkan untuk menjadi lift yang dapat bergerak tanpa menggunakan tali,"urai Adila.

Dalam mengembangkannya, Adila dan tim mengakui harus menghadapi tantangan yang besar.

3 Gaya Makeup Natal 2019 Ala Artis Hollywood, Ada Makeup Natal dari Selena Gomez hingga Gigi Hadid

Dansat Brimob Polda Jatim Pimpin Upacara Pemakaman Jenazah Bripda Fredi Kusbiantoro di Ponorogo

Selain dari segi pendanaan, radiasi dari super konduktor yang digunakan juga harus diperhatikan. Begitu pula dengan panas yang muncul ternyata cukup besar dan cepat.

“Oleh karena itu, perlu dipikirkan kembali bagaimana cara mengurangi panas tersebut,”pungkas Adila.

Kedepan Adila dan tim berharap inovasi mereka mampu menginspirasi ide-ide teknologi alternatif buatan mhasiswa ITS. Sehingga semakin banyak yang berlaga di kompetisi internasional. (Sulvi Sofiana)

Berita Terkini