TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Sebanyak enam bahan komoditi pokok di Kabupaten Gresik mengalami kenaikan.
Kenaikan paling tinggi mengarah pada komoditi cabai yang terlihat mengalami lonjakan drastis.
Salah satu pedagang di Pasar Baru Gresik, Afrizal Ikhsan merasakan betul dampak dari naiknya harga cabai.
Pembeli cenderung sepi saat ini.
Cabai rawit dan cabai besar di lapaknya masih utuh. Bahkan masih ada satu kresek berisi cabai yang belum laku.
"Sekarang yang beli cuman setengah kilo, kadang seperempat saja. Tidak banyak," kata Afrizal Ikhsan, Minggu (19/1/2020).
Pemuda berusia 29 tahun ini menyadari, bahwa musim hujan memberikan dampak terhadap kenaikan harga cabai.
• Dampak Pengeprasan Tebing Bukit di Kandangan Kediri, Tanah Longsor Terjadi di Beberapa Titik
• Respons Ketua DPRD Pamekasan Soal Ketua Komisi dan Ketua Fraksi Bawa Pulang Mobil Dinas
Jika dibanding pekan sebelumnya, harga cabai di Gresik saat ini mengalami kenaikan mencapai 19 persen.
Pada pekan lalu harga cabai rawit Rp 54.429 per kilogram.
Kini, melejit hingga Rp 65.286 per kilogram.
Kemudian harga cabai besar dari Rp 56.857 kilogram, kini menjadi Rp 63.571 per kilogram.
• Pandi Lestaluhu dan Ganjar Mukti Bicara Soal Persaingan di Arema FC dan Liga 1 2020
• Bangun Koalisi Lintas Partai, Golkar Target Minimal Kursi Wakil Wali Kota di Pilwali Surabaya 2020
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Gresik, Agus Budiono mengatakan, kenaikah harga cabai cukup signifikan.
Setiap pekan, pada awal tahun 2020 harganya selalu naik.
Dari Rp 30 ribu naik dua kali lipat menjadi Rp 65 ribu.
Menurutnya, permintaan cabai cukup tinggi, sedangkan ketersediaan terbatas.