Hal itu disampaikan Ipang di rumah duka di kawasan Jakarta Selatan pada Senin (3/3/2020) dini hari.
"Yang sudah kita rasakan adalah seperti lazimnya orang-orang yang mau meninggal, beberapa hari sebelumnya dia bilang kok saya ketemu sama ibu saya ya. Terus antara mimpi atau nggak, saya melihat ada Gus Dur di situ, saya melihat ada kerabat-kerabat yang sudah meninggal disitu. Terus beliau cerita ada banyak orang datang ke saya mengucapkan selamat. Jadi dalam entah dalam mimpi dalam bayangan beliau itu adalah isyaratnya," kata Ipang.
• Ribuan Santri Ucap Kalimat Tauhid dan Tahlil Sambut Jenazah Gus Sholah di Ponpes Tebuireng Jombang
Ipang mengatakan, ayahnya juga masih sempat membicarakan terkait Tebuireng sebelum wafat.
Tidak hanya itu, ayahnya pun sempat mengungkapkan ingin menonton film tentang NU dan Muhammadiyah yakni Jejak Langkah Dua Ulama.
"Sampai beliau berpikir kapan saya bisa melihat preview film ini. Ayo kita hari Senin atau Selasa dan kami tadi pagi melihat film tersebut tanpa ada beliau," kata Ipang.
Kenangan indah Khofifah pada Gus Sholah, sederhana & buka ruang ke tokoh agama bahwa Islam itu damai
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengenang sosok almarhum Kiai Salahuddin Wahid atau Gus Solah meninggal dunia sebagai tokoh bangsa yang penuh kesederhaanaan dan berjiwa besar.
Selain itu banyak Khofifah juga menyebut bahwa Gus Solah adalah ulama yang konsiten dan terus berupaya mengenalkan Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin pada pemuka lintas agama bahkan pada dunia.
"Gus Solah Wahid adalah ulama yang sering kali lakukan banyak hal tanpa woro-woro. Banyak hal yang beliau lakukan namun tidak banyak diketahui publik tetapi sesungguhnya itu sangat signifikan," kata Khofifah, Senin (3/2/2020).
• Gus Sholah Meninggal, Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Ikut Berduka: Beliau Sosok Kiai Pengayom
Gus Solah, diceritakan Khofifah, membuka ruang di Tebuireng bagi Romo, pendeta, dari berbagai negara untuk mengenali bagaimana sebuah pesantren mengajarkan keilmuan dan ke-Islam-an.
Gus Solah ingin mereka para cendekia lintas agama bisa mendapatkan dan menemukenali bahwa pesantren-pesantren di Indonesia terutama yang dalam koordinasi dan gerak kreasi NU mengajarkan Islam yang penuh damai Islam yang penuh kasih.
"Beliau memberikan ruang bagi para Romo dan pendeta dari berbagai negara bisa tinggal sampai tujuh hari di pesantren. Sekarang ini kan banyak yang tidak terkonfirmasi kepada publik, tetapi itu akan membangun mindset dan perspektif dari sangat banyak tokoh agama dunia untuk bisa mengenali bahwa Islam yang diajarkan di pesantren pesantren di Indonesia terutama yang di dalam naungan NU ini mengajarkan Islam rahmatan lil alamin," urai Khofifah.
• Aktivis PMII Jatim Kenang Sosok Gus Sholah : Ulama Besar dan Organisatoris
Tidak sekedar itu, tapi Gus Solah juga mengembangkan pesantren Tebuireng di belasan provinsi di Indonesia. Mulai Papua, Aceh, Riau, hingga Bengkulu.
Ini menunjukkan semangat Gus Solah yang ingin mendesiminasikan bagaimana pesantren yang bisa memberikan pemberdayaan dan pencerahan sekaligus kemandirian di dalam jejaring dari pesantren Tebuireng.
"Beliau juga banyak menghadirkan narasumber narasumber asing dari luar negeri. Kalau dulu Gus Dur sering hadir dalam berbagai konvensi internasional, tetapi kalau Gus Solah lebih banyak menghadirkan narasumber internasional di pesantren Tebuireng," ucap mantan Menteri Sosial ini.
• Ratusan Santri Ponpes Nurul Ulum Kota Blitar Gelar Salat Gaib untuk Gus Sholah