TRIBUNJATIM.COM - Ada orang-orang tertentu yang ternyata kebal dengan virus corona meski mereka tinggal di daerah yang dekat.
Virus Corona yang berhasil menginfeksi lebih dari 20 negara di seluruh dunia tidak mempengaruhi segelintir orang di daerah tertentu di China ini.
Ilmuwan sampai terkejut kala menemukan fakta dan kenyataan satu ini.
• Sosok Penyebut Pertama Virus Corona Kata Ustaz Abdul Somad, Bukan dari China: dalam Al Quran Tak Ada
Siapa mereka dan seperti apa kehidupannya? Simak ulasan selengkapnya berikut:
Para ilmuwan sedang giat melakukan berbagai cara untuk bisa memburu asal muasal virus corona ada.
Perburuan itu membuahkan hasil menarik satu di antaranya soal adanya segelintir orang yang berhasil bertahan tak terinfeksi virus tersebut.
Ilmuwan menduga kelelawar menjadi epidermi khusus yang menyebarkan virus mematikan tersebut.
• Masa Lalu Angelina Sondakh-Adjie Massaid Diungkit Keanu, Aaliyah Tulis Pesan Khusus, Panen Reaksi
Hal itulah yang membuat para peneliti pergi ke sarang kelelawar terbesar yang ada di China.
Penelitian di sana menghasilkan sesuatu yang besar dan mengekutkan.
Dikutip TribunJatim.com dari Daily Mirror via Intisari, (13/3/2020), di hutan belantara Tiongkok, ada sebuah gua yang menjadi tempat tinggal kelelawar liar.
Tempat itu memberi jawaban ilmuwan bisa memecahkan teka-teki soal virus corona.
Lokasi masih sangat rahasia, tetapi dibocorkan ada di suatu tempat di Provinsi Yunnan, China.
Gua itu penuh dengan kelelawar yang kemungkinan membawa virus corona terkait SARS.
Laporan mengatakan para peneliti telah mencatat dan prihatin dengan wabah virus corona seperti SARS yang mungkin melompat dari kelelawar ke manusia.
Ini akan memnimbulkan konsekuensi mengerikan.
• Awal Mula Munculnya Virus Corona Terungkap, Bukan dari Sup Kelelawar Tapi Pasar Seafood di Wuhan
Gua itu penuh dengan kelelawar yang kemungkinan membawa virus corona terkait SARS.
Laporan mengatakan para peneliti telah mencatat dan prihatin dengan wabah virus corona seperti SARS yang mungkin melompat dari kelelawar ke manusia.
Ini akan memnimbulkan konsekuensi mengerikan.
Wabah ini telah melampaui SARS dalam jumlah mengerikan dan menyebar ke seluruh dunia.
• Puisi Pilu Penemu Wabah Corona Wuhan, Aku Tak Ingin Jadi Pahlawan, Kalimat Terakhir Pemicu Viral
Penelitian dari penemuan ini juga muncul dalam sorotan dan menarik minat internasional.
Peneliti utamanya Zheng-Li Shi dari Institute Virologi Wuhan mengatakan sedang mencari "ibu iblis" ketika dia dituduh teori virus corona telah lepas dari lab-nya.
Dia menunjukkan makalah ahli virus tahun 2005 dan studi kedua Shi tahun 2017 yang melibatkan pengambilan sampel dari kelelawar dan menyelidiki orang yang tinggal di dekatnya.
Penelitian sebelumnya telah mencatat bahwa kelelawar di gua tersebut menjadi tuan rumah berbagai virus corona yang mirip dengan wabah SARS.
Pada saat itu, wabah SARS menewaskan 774 orang dan menginfeksi lebih dari 8.000 di seluruh dunia.
• 3 Alasan Kemungkinan Wabah Virus Corona Bisa Berakhir Diungkap Ahli, Menghilang dengan Sendirinya?
Draft makalah ini belum ditinjau, tetapi penting untuk menguji kemampuan semua studi ilmiah baru.
Namun pada tahun 2017, ahli virologi itu menetapkan temuan kedua setelah lima tahun penelitian yang berfokus pada gua Yunnan, kali ini menyelidiki sampel tinja yang dikumpulkan dari populasi kelelawar.
Mereka menemukan virus corona dalam empat spesies kelelawar yang berbeda, termasuk satu virus dengan genom 96% identik dengan virus yang pertama kali ditemukan muncul pada manusia di Wuhan pada bulan Desember tahun lalu.
Virus yang ditemukan dalam kelelawar memiliki kesamaan genetik dengan virus corona tetapi berbeda dengan virus SARS.
Peter Daszak presiden EcoHealth Alliance, sebuah organisasi penelitian swasta yang bekerja sama dengan Shi di Yunnan mengatakan pada New York Times.
Peneliti sebenarnya telah memperingatkan jenis virus ini selam bertahun-tahun.
Daszak menceritakan bagaimana beberapa orang di Yunnan pada 2017 termasuk sekitar 400 orang tinggal di dekat gua kelelawar.
Studi menemukan mereka 3% membawa antibodi terhadap virus corona terkait SARS.
Peneliti itu mengatakan hasilnya kepada ilmuwan dan mengatakan pada saat itu virus corona bukanlah fenomena baru.
"Kami tidak tahu apakah mereka pada saat itu sakit. Kami tidak tahu apakah mereka diekspos sebagai anak-anak atau orang dewasa," Daszak mengatakan kepada Times.
Daszak menceritakan bagaimana beberapa orang di Yunnan pada 2017 termasuk sekitar 400 orang tinggal di dekat gua kelelawar.
Studi menemukan mereka 3% membawa antibodi terhadap virus corona terkait SARS.
Peneliti itu mengatakan hasilnya kepada ilmuwan dan mengatakan pada saat itu virus corona bukanlah fenomena baru.
"Kami tidak tahu apakah mereka pada saat itu sakit. Kami tidak tahu apakah mereka diekspos sebagai anak-anak atau orang dewasa," Daszak mengatakan kepada Times.
"Tapi yang kamu tahu adalah bahwa virus-virus ini membuat lompatan, berulang kali, dari kelelawar ke manusia," katanya.
Laporan awal tentang coronavirus baru yang berasal dari pasar makanan di kota Wuhan di China, menunjukkan virus baru dapat dikaitkan dengan kelelawar.
Namun asal pastinya belum jelas dan para ilmuwan sedang menyelidiki apakah itu muncul dari sejumlah hewan yang dijual untuk konsumsi manusia di pasar, termasuk ular dan trenggiling.
• Sosok Penyebut Pertama Virus Corona Kata Ustaz Abdul Somad, Bukan dari China: dalam Al Quran Tak Ada
• Tanggapan Kemenkes soal Tak Adanya Virus Corona di Indonesia, Buktikan 59 Sampel Negatif
• Kisah Haru Petugas Medis di Wuhan Rela Botak hingga Pakai Popok Dewasa Tangani Pasien Virus Corona
• Tanaman Asli Indonesia Ternyata Ampuh Basmi Virus Corona yang Mematikan? Simak Khasiatnya!