Pengakuan Ilmuwan Soal Mutasi Virus Corona, 2 Jenis Baru, Tipe S 'Mampu Meniru', Simak Penjelasannya

Penulis: Ignatia
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi virus corona yang menyerang tubuh manusia

TRIBUNJATIM.COM - Fakta terbaru tentang virus Corona muncul dari pengakuan ilmuwan soal mutasi virus di wabah mematikan tersebut.

Dikatakan bahwa, ilmuwan baru saja memperingatkan hasil penelitian yang menyebut Covid-19 kini bermutasi.

Ada dua jenis berbeda dari virus Corona yang belakangan muncul.

Dua jenis virus ini dibagi menjadi dua tipe yang ke semuanya memiliki kekuatan mengerikan masing-masing.

Pengakuan ini mengutip artikel Daily Star via Intisari yang tayang Rabu (4/3/2020).

Para ilmuwan memperingatkan adanya perubahan baru dari Covid-19.

Virus corona disebutkan telah melakukan mutasi, dan membelah menjadi dua starin berbeda.

(ILUSTRASI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menemukan 60 hoaks terkait dengan virus Corona yang beredar di media sosial. (Freepik)

Sebuah tim peneliti di universitas Beijing dan Shanghai, yang dipimpin oleh Profesor Jiang Lu dan Dr Jie Cui, berhasil menemukan dua jenis berbeda dari virus corona.

Kemudian mereka membagi dua jenis tersebut menjadi Tipe S dan Tipe L.

Tipe L adalah yang lebih mematikan daripada Tipe S, karena dianggap menginfeksi dan menyebabkan kematian lebih awal.

Sementara Tipe S memiliki dampak bahaya dalam jangka panjang.

Gambar mikroskop elektron pemindai menunjukkan virus corona Wuhan atau Covid-19 (kuning) di antara sel manusia (biru, merah muda dan ungu). (via Kompas.com)

Karena membunuh lebih sedikit korban, kemungkinan akan dibawa lebih jauh dan bertahan selama beberapa generasi.

Tipe L telah terkandung paling efektif oleh perawatan rumah sakit dan karantina saat ini.

Tim yang menulis di National Science Review, Akademi Sains Tiongkok, mengatakan:

"Intervensi manusia mungkin telah menempatkan tekanan selektif yang lebih parah pada tipe-L, yang mungkin lebih agresif dan menyebar lebih cepat."

"Di sisi lain, tipe S, yang secara evolusi lebih tua dan kurang agresif, mungkin meningkat dalam frekuensi relatif karena tekanan selektif yang relatif lebih lemah."

Ini adalah gambar mikroskop elektron transmisi yang menunjukkan coronavirus baru yang muncul dari permukaan sel manusia. (via Kompas.com)

Mereka mengakui bahwa ukuran sampel yang komparatif, hanya mengambil sampel dari 103 pasien, seharusnya lebih banyak penelitian untuk uji coba virus.

Namun pendapat lain muncul dari seorang ilmuwan di Inggris yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, yang mengatakan pendapat nyaris serupa.

Mengatakan pada Daily Mail, Dr Stephen Griffin menyebut terlalu dini untuk mengkonfirmasi teori tim tersebut.

"Biasanya terjadi ketika virus RNA pertama kali melintasi spesies penghalang ke manusia, mereka tidak terlalu beradaptasi dengan host baru mereka (manusia)." kata Dr Stephen Griffin.

"Jadi, mereka biasanya mengalami beberapa perubahan yang memungkinkan mereka untuk beradaptasi dan menjadi lebih mampu untuk meniru di dalam, dan menyebar dari manusia ke manusia."

Cara Cuci Tangan Praktis Cegah Corona ala RSUD dr Iskak Tulungagung, Perhatikan Juga Etika Batuk

Dr Stephen Griffin mengungkap bahwa penelitian masih terus menguji kebenaran teori ini.

"Namun, karena penelitian ini belum menguji."

"Relatif virus ini telah mereka replikasi, dalam sel manusia atau model hewan," katanya.

"Juga sulit untuk mengatakan, bahwa gangguan manusia mungkin berdampak pada mutasi jenis dari virus ini," imbuhnya.

Saat ini, hanya ada di bawah 100.000 infeksi yang dikonfirmasi, dengan 3.214 kematian hingga saat ini.

3 Cara Sederhana Menjaga Kekebalan Tubuh Agar Terhindar dari Virus Corona, Termasuk Kurangi Stres

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa sementara COVID-19 lebih mematikan daripada flu musiman, lebih sulit untuk disembuhkan.

"Secara global, sekitar 3,4 persen dari kasus Covid-19 yang dilaporkan telah meninggal." kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal organisasi, mengatakan dalam konferensi pers di Jenewa.

"Sebagai perbandingan, flu musiman umumnya membunuh jauh lebih sedikit dari 1 persen dari mereka yang terinfeksi." tambahnya. (Artikel Intisari)

9 Benda yang Jadi 'Media' Penyebar Virus Corona

Juru Bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), memperingatkan bahwa uang kertas bisa menularkan Covid-19.

"Kami tahu uang sering berpindah tangan sehingga bisa terpapar bakteri dan virus," jelas juru bicara WHO dilansir Guardian dari Telegraph.

"Kami menyarankan pada orang-orang untuk mencuci tangan setelah memegang uang kertas."

"Dan juga menghindari untuk menyentuh wajah," tambahnya.

Salah satu pejabat WHO ini, juga menyarankan untuk melakukan pembayaran tanpa kontak langsung.

Sederet Curhatan Artis Soal Imbas Virus Corona: Ashanty Dicap Sombong, Uya Kuya Rugi Puluhan Juta

Seperti halnya, menggunakan e-money dan transfer via Mobile Banking.

Cara-cara tanpa melibatkan kontak, bisa meminimalisir resiko paparan corona.

"Rute penularan utama Covid-19, adalah melalui tetesan," jelas Profesor Jurgen Haas, Kepala Obat Infeksi Universitas Edinburgh.

"Tetesan (partikel) ini dihasilkan dari batuk, dan bisa langsung menginfeksi orang lain melalui udara."

"Atau bisa juga melalui tangan dan permukaan benda lainnya," tambah Haas.

Haas menjelaskan, bahwa virus corona bisa bertahan beberapa lama di sebuah permukaan benda.

Ketakutan Tertular Virus Corona, Suami Nekat Kunci Istrinya di Kamar Mandi, Polisi Bertindak

Berikut daftar benda-benda rawan menjadi paparan corona menurut Guardian.

1. Uang Kertas

Uang kertas bisa terjangkit Covid-19.

Tetapi jangan juga terlalu khawatir, karena resikonya kecil.

"Kecuali seseorang menggunakan uang kertas untuk bersih," kata Christine.

"Koin sebenarnya menjadi habitat yang buruk untuk virus bisa bertahan hidup," tambahnya.

(ILUSTRASI) Kasus pertama penularan virus Corona diduga lewat uang terjadi di Jepang, berikut penjelasan ahli soal apakah Covid-19 dapat bertahan lama di beda mati. (IST Kompas.com & Tribun Manado)

2. Pegangan Pintu

Menyentuh pegangan pintu sudah menjadi hal yang lumrah dilakukan.

Terlebih, sepertinya sulit untuk dihindari.

Tetapi gagang pintu, banyak disentuh orang dan tidak tahu apakah dia terjangkit virus atau tidak.

Jadi solusinya adalah, sering-sering cuci tangan setelah memegang gagang pintu.

Ilustrasi (Istimewa)

3. Dapur Kantor

Mesin kopi atau teko pasti akan dipegang banyak orang.

Sebaniknya selalu gunakan hand-sanitizer setelah membuat teh.

Ilustrasi dapur (YouTube)

4. ATM atau Mesin Tiket

Sama dengan benda-benda lainnya, ATM merupakan fasilitas umum.

Sehingga pasti banyak digunakan orang.

"Jika anda menarik uang dari mesin, benda itu juga pasti sudah disentuh oleh banyak orang," kata Haas.

Ilustrasi ATM ()

5. Pegangan Tangan

Eskalator atau pegangan di tangga, semua akan sering disentuh.

"Jika anda menggunakan transportasi umum, tidak ada cara untuk tidak menegang pegangan tangan."

"Jadi, setelah kamu turun, besihkan tangan menggunakan desinfektan," jelas Chaterine.

ILUSTRASI pernikahan. Kisah seorang pria viral di Facebook. (Thinkstock via financialexpress.com)

6. Kamar Mandi Umum

Biasanya, kamar mandi digunakan untuk membersihkan sesuatu.

"Orang-orang sering membersihkan hidung atau meniup hidungnya, saat di kamar mandi."

Ilustrasi toilet (theatlantic.com)

7. Rumah Sakit

Menurut Haas, berjabat tangan, adalah rute penularan yang sering terjadi di rumah sakit.

"Itulah alasan tenaga medis harusnya sering membersihkan tangan mereka," jelasnya.

Jika akan menemui seseorang di rumah sakit, hendaknya cuci tangan sebelum dan setelah mengunjunginya.

8. Telepon

Kalau ponsel pribadi tidak terlalu beresiko, tapi lain lagi masalahnya jika berbagi telepon kantor.

9. Kursi di Pesawat

Christine menjelaskan, perjalanan internasional menjadi faktor atau resiko penularan Covid-19.

Jadi lebih baik, membersihkan kursi sebelum lepas landas atau diduduki.

Bila Curiga Terjangkit Corona, Lebih Baik Hubungi Call Center Tertentu

"Saran dari kesehatan masyarakat, lebih baik memanggil NHS 111 daripada dokter umum bila curiga kalau terjangkit corona," kata Christine.

ILUSTRASI Lelucon selebgram tentang virus Corona saat berada di pesawat timbulkan kekacauan. Demi viral. (dreamerb/Shutterstock dan rebelcircus.com)

Kendati demikian, ada beberapa orang yang memilih datang ke dokter umum.

Jadi, resiko terpaparnya malah lebih tinggi.

Perasaan Jujur Pasien Virus Corona Diekspos Najwa Shihab, Kondisi Dikuak: Menolongku Melewati ini

Berita Terkini