FAKTA Virus Corona ‘Senjata Biologis’, Pembuktian dari Pimpinan Iran pun Viral, AS Dituding Biangnya

Penulis: Ignatia
Editor: Adi Sasono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi soal virus corona menjadi senjata biologis AS untuk menyerang Iran

TRIBUNJATIM.COM - Berikut inilah fakta tentang kabar yang mengatakan virus corona jadi senjata biologis.

Virus Corona disebut oleh beberapa pihak sebagai senjata biologis yang kini akhirnya menyerang banyak negara.

Isu tersebut tidak kunjung padam dan diperkuat dengan tulisan dari Pimpinan Garda Revolusi Iran.

Ia mengatakan bahwa virus corona adalah hasil serangan biologis dari Amerika Serikat.

Kondisi Baru Lucinta Luna di Penjara, Beda dari Tahanan Lain, Foto Terkini Bocor, Lihat Pakaiannya

Program Bayi Tabung Irwansyah dan Zaskia Berhasil, Ini Wajah Ceria Keduanya Lihat Embrio/Calon Janin

Simak penjelasan selengkapnya.

Pimpinan Garda Revolusi Iran beberkan bukti Amerika melakukan serangan lewat senjata biologis berupa virus corona ke negerinya.

Komandan Garda Revolusi Iran mengatakan coronavirus mungkin disebabkan oleh serangan biologis Amerika Serikat.

Pimpinan Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan virus corona mungkin merupakan hasil dari serangan biologis Amerika Serikat.

Mayjen Hossein Salami sebelumnya bersimpah untuk benar-benar membersihkan planet bumi dari 'kekotoran' Amerika Serikat dan Israel menurut pihaknya.

Komandan Garda Revolusi Iran Mayor Jenderal Hossein Salami. (Kompas.com)

Dilansir dari The Jerusalem Post via Tribunnews Maker, Mayjen Hossein Salami membuat komentar dalam keterlibatan yang sama di mana dia memuji Qassem Suleimani yang mengelola pasukan Quds elit IRGC sampai dia terbunuh pada Januari oleh serangan drone AS di Irak.

Kantor berita pelajar Iran melaporkan Salami mengatakan bahwa virus corona mungkin merupakan produk dari "invasi biologis Amerika Serikat".

Pernyataan Mayjen Hossein Salami mendapat perhatian media internasional dan membuat banyak persepsi baru soal wabah virus corona.

Virus corona tentu bukan produk serangan Amerika Serikat.

Iran (Kompas.com)

Melainkan penyakit yang berasal dari Wuhan, salah satu kota di provinsi Hubei Wuhan, China.

Dan kini virus itu telah menyebar ke setiap benua di dunia selain Antartika.

Iran dan Italia kini memiliki angka kematian tertinggi di luar daratan utama China.

Dan pada pekan lalu berusaha mengecilkan kekhawatiran warganya dari infeksi virus tersebut.

Namun, kondisi di Iran semakin memburuk setelah pejabat pemerintahnya banyak juga yang terinfeksi.

Pemerintah Iran saat ini diketahui akan mengerahkan sebanyak 300 ribu tentara dan sukarelawan untuk menghadapi virus tersebut.

Daftar pejabat tinggi Iran yang terinfeksi virus corona juga mulai bertambah, setelah Kepala Pelayanan Medis dinyatakan positif terjangkit virus corona pada Selasa (3/3/2020).

Kepala Pelayanan Medis itu bernama Pirhossein Kolivand, adapun kabar dirinya terkena virus corona kemudian diumumkan di kantor berita ILNA.

Curhat Pilu Tetangga Pasien Positif Corona Dibongkar Najwa, Hari-hari Sulit, Jokowi Dapat Pesan

Perjuangan Zaskia-Irwansyah Ikut Program Bayi Tabung, Tak Sabar Tunggu Setelah Lebaran: Istikharah

"Kondisi Kolivand baik dan tidak perlu dikhawatirkan," demikian keterangan Kantor Pelayanan Medis Iran, dikutip dari Independent, via Tribunnews Maker.

Kabar Kolivand terinfeksi virus corona menambah panjang daftar pejabat Iran yang mengidap virus mematikan ini.

Anggota parlemen Iran, Abdolreza Mesri, mengatakan kalau ada 23 anggota parlemen telah dinyatakan positif terjangkit virus tersebut.

Abdolreza mengumumkan pemberitaan ini pada Selasa (3/3/2020) di stasiun televisi pemerintah Iran.

Bagaimana Donald Trump bisa izinkan Militer AS bunuh pemimpin pasukan Quds, Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani. (Kolase Foto: Twitter dan Wikimedia)

Dia juga mengimbau agar anggota parlemen menghindari kontak dengan masyarakat untuk sementara waktu.

Pirhossein Kolivand dinyatakan positif virus corona tak lama setelah Mohammad Mirmohammadi meninggal pada Senin (2/3/2020).

Mirmohammadi adalah pejabat tertinggi yang meninggal di Iran sejauh ini.

Pria berusia 71 tahun itu dikenal sebagai tangan kanan Pemimpin Agung Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Virus Corona juga telah merenggut nyawa anggota parlemen yang baru terpilih, dan mantan Duta Besar Iran untuk Vatikan, Hadi Khosrosashi.

Pejabat-pejabat Iran lainnya yang positif terjangkit virus corona adalah Wakil Menteri Kesehatan, Iraj Harirchi; dan Wakil Presiden Iran untuk urusan wanita dan keluarga, Masoumeh Ebtekar.

ILUSTRASI - Bagaimana cara Vietnam "kalahkan" virus Corona? Bisakah caranya ditiru Indonesia? (bbc.co.uk via Kompas.com dan AFP/STR/CHINA OUT)

Tapi tahukah anda bahwa sebenarnya virus corona atau Covid-19 sebenarnya masih bersaudara dengan MERS dan SARS?

Wabah virus corona penyebab penyakit Covid-19 pertama kali dilaporkan muncul di Kota Wuhan, China, pada Desember 2019.

Saat ini virus bernama SARS-Cov-2 sudah menginfeksi 97.933 orang dan menyebabkan 3.383 kematian.

Virus corona masih satu keluarga dengan virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus (SARS-Cov) dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus ( MERS-CoV).

Pengakuan Warga Inggris yang Terjangkit Virus Corona, Awalnya Dikira Flu Biasa, Tubuhku Sakit

Menurut sejumlah ilmuwan, Covid-19 diduga berasal dari kelelawar sebelum ditularkan antarmanusia karena menyentuh atau memakan inang virus.

SARS

Sebelum muncul Covid-19, wabah sindrom pernapasan SARS muncul pada November 2002 di Provinsi Guangdong, China selatan.

Penyakit ini menyebar ke 26 negara di Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, dan Asia. Virus penyakit SARS diperkirakan berpindah dari kelelawar ke musang sebelum menjangkit manusia.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika, SARS menginfeksi 8.098 orang dan menewaskan 774 orang.

Menurut NBC, sejak 2004 tidak ada kasus SARS yang diketahui telah dilaporkan.

ILUSTRASI - Petugas medis membawa seorang pasien yang diduga terinfeksi virus misterius mirip SARS, ke rumah sakit Jinyintan, di Kota Wuhan, China, Sabtu (18/1/2020). Virus misterius mirip pneumonia telah menjangkiti puluhan orang dan menelan korban jiwa kedua di China, menurut pemerintah setempat. (AFP/STR/CHINA OUT)

MERS

MERS atau sindrom pernapasan Timur Tengah pertama kali dilaporkan pada 2012 di Arab Saudi.

Penyakit pernapasan ini disebabkan oleh coronavirus yang masih ada hubungan dengan SARS.

MERS menyebar di 27 negara di Eropa, Afrika, Asia, dan Amerika Utara.

Menurut para ilmuwan, MERS berpindah dari kelelawar ke unta sebelum melompat ke manusia.

Sejak 2012, seperti dilaporkan WHO, ada 2.494 kasus MERS dengan 858 korban meninggal.

Ilustrasi batuk (IdeaHacks)

Covid-19

Melihat perbandingan dua penyakit sebelumnya, virus corona dari Wuhan sejauh ini tingkat kematiannya masih di bawah MERS dan SARS, yaitu 3,4 persen. Bandingkan dengan SARS yang tingkat kematiannya hampir 10 persen atau MERS yang lebih tinggi, yaitu sekitar 35 persen.

Namun, yang juga perlu diperhatikan, wabah virus corona masih berlangsung secara global di 84 negara.

Menurut ahli epidemiologi di Gillings School of Global Public Health di University of North Carolina, Timothy Sheahan, virus corona secara struktur mirip SARS dengan kemiripan 80 persen genomnya.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebutkan, secara global, tingkat kematian pasien yang terinfeksi virus corona sekitar 3,4 persen.

Dia membandingkan, influenza musiman umumnya membunuh jauh lebih sedikit dari 1 persen dari mereka yang terinfeksi.

"Kami memiliki vaksin dan terapi untuk flu musiman, tetapi saat ini belum ada vaksin dan pengobatan khusus untuk Covid-19.

Namun, uji klinis sedang dilakukan, dan lebih dari 20 vaksin sedang dalam pengembangan," kata Tedros di situs web WHO.

Wabut NTT klaim punya penangkal virus Corona. Apa itu? (Shutterstock via Kompas.com.)

Berita Terkini