TRIBUNJATIM.COM - Tragedi tak pantas dosen gunting celana mahasiswi saat mengajar di ruang kuliah mendapat sorotan.
Seorang dosen muda di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), kini harus berakhir di polisi setelah melakukan aksinya.
Dirinya ditangkap setelah mahasiswi korbannya melapor didampingi oleh pihak keluarga dan sejumlah rekan.
Oknum dosen di sebuah Universitas di Kupang, NTT itu menciderai perasaan Mahasiswi.
Sebab, dirinya dengan tega mempermalukan sang mahasiswi di depan teman-temannya.
• Dulu Viral Wanita Cantik Pacari Pria Berkelainan Fisik, Lihat Kabar Baru Pasca 4 Tahun: Cinta Nyata
Bagaimana kronologi kejadiannya?
Simak:
Dilansir TribunJatim.com dari Pos-Kupang.com, kejadian terjadi ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung.
Oknum dosen itu adalah dosen yang mengajar di bidang kesehatan di sebuah perguruan tinggi di Kota Kupang.
Dosen tersebut dilaporkan ke Polres Kupang Kota pada Selasa (10/3/2020) siang.
ZY disebut melakukan tindakan tak patut itu kepada Mahasiswi nya saat mengajar di dalam kelas.
Diketahui, MR sebagai korban Mahasiswi telah berstatus sebagai istri orang.
• Hotman Paris Ditantang Nikita Mirzani Jatuh Miskin, Tanggalkan Jas Mewah, Cuci Piring & Ngepel
Kepada wartawan, Reynaldi, salah satu saksi mata yang ikut mengantar korban, dosen tersebut dilaporkan karena telah melakukan hal yang menyimpang di dalam kelas.
Dilansir dari Kompas.com, saat itu, MR dan rekan-rekannya sedang berada di dalam kelas.
Kemudian dosen muda tersebut memanggilnya.
Tanpa banyak tanya, ZY menggunting celana MR hingga pangkal paha.
Diperlakukan seperti itu, MR tak banyak bicara dan hanya bisa menangis.
"Padahal, dia (MR) sudah sampaikan alasannya bahwa celana seragamnya masih basah.
Tapi dosen tidak bertanya lagi, langsung gunting," kata Reynaldi di Polres Kupang Kota, Selasa (10/3/2020).
Peristiwa tersebut dilakukan oknum dosen di depan kelas.
"Oknum dosen ini menggunting celana korban hingga di pangkal paha, sehingga pakaian dalamnya kelihatan.
Tindakan itu dilakukan di depan ruang kuliah," tambahnya.
Akibat perbuatan ZY tersebut membuat malu mahasiswi tersebut.
Ia menambahkan, MR merasa malu telah diperlakukan seperti itu oleh ZY dihadapan rekan mahasiswanya di dalam kelas.
Namun parahnya, kata Reynaldi, tindakan serupa tak hanya dilakukan ZY terhadap MR saja.
"Bukan hanya baru kali ini, yang macam begitu sudah ulang ulang," ujar Reynaldi.
Lantas MR melaporkan perlakuan ZY tersebut ke pihak berwajib.
Pantauan POS-KUPANG.COM di SPKT Polres Kupang Kota, saat membuat laporan, korban yang berinisial MR itu, didampingi suaminya.
Usai melaporkan kasus tersebut, sekitar pukul 13.30 WITA korban mulai diperiksa Unit PPA Satreskrim Polres Kupang Kota.
Hingga berita ini dimuat, pemeriksaan masih berlangsung.
Sementara itu, Kasat Reskrim Kupang Kota Iptu Hasri Manasye Jaha, membenarkan laporan yang dibuat MR.
"Betul laporan polisinya sementara ditangani unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA)," jelas Hasri.
Sebagian artikel ini tayang di Kompas.com dalam judul Gunting Celana Mahasiswi di Depan Kelas, Dosen di Kupang Dilaporkan ke Polisi
Cerita pelecehan oknum dosen kepada mahasiswi juga sempat menjadi perbincangan hangat.
Tragedi terjadi di Padang menimpa seorang mahasiswi di sebuah PTN (Perguruan Tinggi Negeri).
Mahasiswi itu adalah mahasiswi sebuah PTN di Padang yang menjadi korban pelecehan seksual.
Awalnya, sang dosen kerap memintanya pergi ke ruangan dan membawakan minuman panas.
Kemudian berakhir tak menyenangkan setelah beberapa kali sang mahasiswi menolaknya.
T (20) diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh oknum dosen berinisial FY (29).
Perlakuan tak senonoh oleh pelaku yang telah beristri tersebut dilakukan di toilet kampus, 10 Desember 2019 lalu.
Korban melaporkan kejadian ini ke Polda Sumatera Barat (Sumbar) pada Rabu (15/1/2020).
Kasus ini terus bergulir, sang oknum dosen ditetapkan tersangka hingga ditahan oleh Polda Sumbar.
Dikutip TribunJatim.com dari TribunPadang.com, Senin (2/3/2020), T adalah korban pelecehan oknum dosen.
• Rahasia Rumah Tangga Mantan TKW Blitar Nikahi Bule, Perbedaan Picu Harmonis hingga Ungkap Keyakinan
T bercerita, peristiwa itu bermula ketika ia berada di lingkungan kampus pada malam hari saat dirinya tengah sibuk mempersiapkan penampilan tari.
Saat itu, dia sedang berada di loby kampus, bukan di toilet.
"Depan loby lagi prepare dengan teman-teman untuk tampil ujian randai. Terus ada si dosen."
"Dia manggil, ya udah. Namanya dosen tentu kita salamin kan," ujar mahasiswi itu mulai bercerita.
Setelah salam, ia duduk di sebelah dosen tersebut.
• Kehidupan Mantan TKW Blitar Pasca Nikahi Bule, Penampilan Berubah, Tersorot Sikap Bule ke Mertua
Pengakuan T, banyak hal yang mereka ceritakan ketika itu.
"Cerita tentang nilai lah, disuruh itulah, pokoknya tentang nilai aku yang gagal," ucap T.
T menuturkan, saat di loby tersebut banyak orang, namun si dosen mengusir orang-orang tersebut dengan cara meminta mereka untuk bersosialisasi dengan senior-senior di kampus.
"Ketika teman-teman aku datang malah diusir sama dia. Oi ang lai kenal samo senior ang tu. Pailah kenalan ang situ dulu ha. (Apakah kalian kenal sama senior itu? Pergilah, kenalan dulu ke sana!)," ucap T menirukan suruhan si dosen kala itu.
• 27 Pasien Corona Indonesia, Ada Kisah Masing-masing, Paling Unik Pasien 27, Dikuak Jubir Pemerintah
Menurut T, ada saja cara si dosen tersebut untuk membuat lingkungan sekitar sepi.
Bahkan tak terbesit pikiran aneh olehnya di balik perilaku si dosen yang mengusir teman-temannya.
"Aku gak connect sih dia nyuruh teman-teman aku pergi, kenapa. Ternyata itu maksud dan tujuannya."
"Sampai-sampai betis aku dicubit dengan alasan galigaman (gemas). Terus aku diam," ujarnya.
T menuturkan, walaupun dirinya anak tongkrongan, serta terlepas dari itu, dia juga tak semudah itu untuk melakukan perbuatan bejat tersebut.
"Aku juga gak semudah itu untuk digituin (dilecehkan). Mikirnya jangan terlalu kek gitu lah," ujar T.
Akhirnya, ungkap T, saat itu si dosen minta yang "panas-panas".
• Cerita Mahasiswi Dilecehkan Dosen, Kode Minta Panas-panas Bukan Kopi, Ending ke WC: Dia Paksa Aku
Dia mikir yang panas-panas itu kopi atau teh.
"Ya udah, aku mikirnya itu yang panas-panas kopi atau teh, karena dia udah pernah minta buatin kopi sebelumnya."
"Ada chat-nya. Pertama kali dia nge-chat itu minta buatin kopi ke jurusan. Makanya buatin yang panas-panas itu kopi lagi."
T memenuhi permintaan si dosen.
"Ya udah, Pak. Bisa, Pak," tutur T.
T sudah merasakan firasat kurang mengenakkan kala itu.
"Firasat gak enak, tapi ya mau gimana. Dia minta buatin kopi. Mikirnya masih positif," terang T.
T menyebut, di bawah tangga banyak teman-temannya sedang duduk-duduk namun si dosen menyuruh pergi ke pendopo untuk persiapan ujian.
Kata T, teman-temannya tersebut menuruti perintah si dosen.
"Namanya dosen yang ngomong. Dia mengatasnamakan dirinya dosen lo, bukan mengatasnamakan dirinya abang-abang atau siapa. Orang patuh lah sama dia," kata T.
Ketika sampai di depan dapur, si dosen bilang mau ke toilet dan T pun menyilakannya.
"Terus saya dipanggil, ke sinilah dulu. Apa Pak? Ke sinilah sebentar. Ngapain, Pak? Sini-sini, kata dia. Lalu aku ditarik langsung ke dalam WC. Terjadilah," ungkap T.
• Pesan Risma Soal Sebaran Info Hoaks Virus Corona di Surabaya, Minta Tak Buat Orang Takut: Janganlah
T sempat menepis dengan tangan.
Seperti ketika si dosen mau buka baju, ditepis dengan tangan.
Lalu, dorong-dorong dengan bahu namun si dosen tetap memaksa.
"Pokoknya, dia paksa-paksa aku. Aku bilang, jangan, Pak. Jangan, Pak. Aku gak bisa, Pak. Aku gak pernah sama sekali kek gini. Tolong, Pak. Tolong," ujar T.
"Jangan keras-keras ngomong, terdengar sama orang, kata dia. Tolong Pak, udahlah Pak," ujar T.
Kala itu hal yang terbesit di benaknya hanya berusaha membela diri dari perbuatan pelaku.
Kalau dirinya teriak, ungkap T, dia berpikir bisa saja dibunuh atau dilakukan sesuatu yang tak diinginkan di dalam toilet tersebut.
T menuturkan, kejadian tersebut dialaminya di lingkungan kampus pada 10 Desember 2019.
Untuk melapor sebulan setelah kejadian itu, kata T butuh persiapan mental.
T mengaku sudah dipanggil penyidik sebanyak enam kali. Ada penyerahan bukti.
Untuk di pengadilan, dirinya juga sudah menyiapkan enam saksi.
Hingga saat ini belum ada panggilan berikutnya.
Maju jalur hukum, T diberi pendampingan dari LPSK, LBH, dan Nurani perempuan.
• Teror Tokoh Slender Man, di Jakarta Siswi Bunuh Bocah 6 Tahun, di AS Habisi Nyawa Teman Sekelas