Penuhi Kebutuhan Tenaga Medis, Siswa SMKN 6 Surabaya Buat 64 Baju Hazmat dalam Waktu 2 Hari Saja

Penulis: Sulvi Sofiana
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para siswa saat menjahit baju Hazmat di laboratorium sekolah

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Upaya masyarakat saling membantu memenuhi kebutuhan tenaga medis yang semakin langka. Hal ini juga dilakukan siswa di jurusan tata busana SMKN 6 Surabaya.

Memanfaatkan kemampuan mereka, para siswa ini mereka menjahit puluhan baju hazmat yang merupakan salah satu alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis.

Siswa kelas 11, Rizka Putri dan Rezial Almas mengungkapkan ini kali pertama mereka ikut serta dalam membantu melawan Covid-19.

RSUD Pamekasan Madura Butuh 500 Baju Hazmat untuk Persiapan Tangani Pasien Covid-19

Polisi Babat Sumbang 30 Hazmat APD untuk Tenaga Medis, PWI Lamongan Bantu Masker

Video 2 Orang Belanja Pakai APD Lengkap di Supermarket Viral, Diusir Satpam: Harus Pakai Hazmat?

Iapun tak menyangka kemampuan mereka bisa berkontribusi untuk sedikit membantu memenuhi kebutuhan tenaga medis.

"Waktu pertama dengar info dari sekolah untuk ikut serta bikin kain, sempat ijin ke orangtua tapi nggak direstuin. Karena mereka khawatir. Tapi tekad saya kuat untuk berkontribusi sekaligus menambah pengalaman," ujar Rizka

Tekadnya semakin kuat melihat berbagai situasi kekurangan membuat tenaga medis bahkan memakan jas hujan atau pakaian operasi untuk merawat pasien Covid 19.

"Jadi kita pengen untuk membantu mereka," papar dia.

Dikatakan Rizka dengan penerapan protokol kesehatan dari sekolah kekhawatiran tersebut justru membutnya nyaman.

"Kemarin (Jumat) kami kerjakan ini mulai jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Masing-masing siswa bisa menyelesaiman 3 jahitan. Dan disini juga menerapkan physical distancing (jarak fisik) jadi ngerasa aman," urainya.

Sementara itu, guru tata busana, Fatchiyatul Ismira menuturkan sebanyak 25 siswa disertakan dalam pembuatan pakaian hazmat ini.

Mereka berasal dari kelas 11 dan 12 yang suka rela ke sekolah. Pembuatan pakaian hazmat, sudah dilakukan sejak Jumat (3/5/2020) pagi dengan panjang kain yang harus diselesaikan sekitar 200 meter.

"Kami sudah mulai peletakkan pola diatas kain karena dikasih sampel dari pemprov Jatim, memotong kain, kemudian dipilah-pilah menjadi satu paket dan langsung dijahit," ujarnya.

Dalam dua hari tersebut, ia harus menyelesaikan 64 baju hazmat untuk kemudian diserahkan pada Gubernur Jatim, Khofifah Indar Prawansah, Sabtu (4/5/2020) lalu.

Penulis : Sulvi Sofiana

Editor : Sudarma Adi

Berita Terkini