Virus Corona

Kumpulan Kisah Pilu Perawat Covid-19 yang Tak Diketahui, Perjuangan Garda Terdepan: Tak Dilindungi!

Penulis: Ignatia
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Curhatan pilu perawat Covid-19 terhadap perjuangan mereka

TRIBUNJATIM.COM – Inilah rangkuman kumpulan kisah pilu perawat pasien Covid-19 yang jarang diketahui publik.

 
Pasukan garda terdepan melawan pandemi virus Corona ini ternyata memiliki perjuangan khusus agar bisa menyelamatkan nyawa banyak orang.
 
Virus Corona sendiri telah menginfeksi lebih dari 1 juta jiwa di 181 negara di dunia.

Sejoli Nekat Berhubungan Badan di Taman Saat Lockdown, Diteriaki dan Direkam Tetangga Akhirnya Viral

ILUSTRASI - Perkembangan kasus virus corona di Indonesia dari hari kehari sepanjang Maret 2020. (Freepik)

Penyakit atau wabah yang baru bagi seluruh dunia ini memang berhasil merenggut ratusan ribu nyawa.
 
Semua pihak bekerja keras untuk saling melindungi, tak terkecuali para perawat yang pekerjaan sungguh mulia.
 
Siapa yang menyangka, mereka memiliki perjuangan khusus demi bertahan hidup di tengah harus berjibaku merawat orang-orang positif corona.
 
Inilah ulasannya seperti dikutip TribunJatim.com dari Intisari.
 
Tidak ada yang berjuang lebih keras daripada dokter dan para perawat.

Ilustrasi tim medis Jerman yang bantu menyembuhkan pasien Covid-19 (Kompas.com)

Cerita Pilu Perawat Positif Corona, Tangis Pecah Curhat ke Ganjar Pranowo, Anak Tanya Kapan Pulang

Beberapa perawat menceritakan betapa sulitnya bagi mereka untuk bekerja saat ini.
 
Hal ini karena mereka merasa tidak terlindungi dan mengorbankan tidak hanya diri sendiri tetapi juga keluarga mereka.
 
Dalam sebuah video yang dibagikan akun instagram @nowthisnews, seorang perawat di Amerika menceritakan rasa pilu yang ia hadapi dalam berurusan dengan penyakit baru, Covid-19.
 
Perawat wanita bernama Imaris tersebut menangis sesenggukan sembari bercerita jika ia telah mengundurkan diri dari pekerjaannya.

Viral curhatan para perawat (bbc via Intisari)

Pasalnya, saat ia bekerja menangani pasien Covid-19 di unit ICU, satu hal mendasar bagi tenaga medis tidak tersedia.
 
ICU tersebut sudah diubah sedemikian rupa menjadi tempat bagi para pasien Covid-19.
 
Imaris menyebut tidak ada satupun perawat yang memakai masker untuk pengamanan mereka.
 
Bahkan tidak ada yang memakai masker bedah yang merupakan barang standar bagi tenaga medis sehari-hari.

Padahal mereka harus selalu berbicara satu sama lain dan menjaga jarak adalah hal yang mustahil bagi para perawat.
 
Imaris sendiri mengatakan ia memiliki stok masker N95 miliknya sendiri.
 
Namun ia kemudian memprotes manajernya.
 
Ia bisa memaklumi mereka kehabisan stok, tetapi apa yang terjadi di rumah sakit membuatnya tidak tahan lagi.

Ilustrasi perawat di Wuhan yang tak bisa ketemu keluarga (Nepalinewsupdate24.com dan YouTube)

Ia ingin merasa aman karena ia memiliki keluarga yang juga harus ia jaga.
 
Namun kondisi di rumah sakit tidak membuatnya merasa aman sama sekali.
 
Hal senada juga dilaporkan oleh akun instagram @bbcnews.
 
Kali ini, seorang perawat di Inggris menceritakan kisah mengerikan yang harus ia hadapi setiap hari.

Mengapa Mudik di Tengah Pandemi Virus Corona Hukumnya Haram? Berikut Penjelasan dari MUI

Ruang isolasi RSUD dr Iskak Tulungagung, tempat perawatan pasien suspek virus Corona (Covid-19), Kamis (13/2/2020). (SURYA/DAVID YOHANES)

Perawat wanita bernama Shirley Watts bercerita sembari menangis tentang apa yang ia dan rekan-rekan tenaga medis hadapi di Inggris.
 
Shirley merekam video tersebut setelah ia menyelesaikan shift melelahkan di ICU khusus pasien Corona Covid-19.
 
"Kami benar-benar tidak mampu melakukan apapun,
 
"Ini sangat sulit dan kami mencoba hal terbaik yang bisa kami lakukan."
 
Hal terberat baginya adalah ia dan rekan-rekannya merasa bisa melakukan hal lebih tetapi di saat yang bersamaan mereka tidak dapat melakukannya.

Potret anak perempuan dari perawat virus corona yang menangis tidak bisa memeluk ibunya (YouTube New China TV)

Tubuh mereka lelah dan kesakitan, sampai-sampai hidung mereka berwarna merah karena terlalu sering ditekan peralatan yang dipakai untuk melindungi diri mereka.
 
Dengan menangis dan suara sesenggukan, Shirley Watts menyebut: "kami menjauh dari keluarga kami dan kami mengorbankan nyawa kami dalam bahaya ini untuk mencoba menyelamatkan nyawa orang lain.
 
"Rasanya seperti kalah dalam perang tetapi nyatanya tidak demikian.
 
"Karena kami semua berharap yang terbaik dan kami melakukan semua yang terbaik yang kami bisa."

Beberapa pasien yang terinfeksi dirawat di RS Jinyintan, Wuhan. (SCMP/Jun Mai)

Selanjutnya Shirley juga mendesak orang-orang untuk tetap berada di rumah dan jangan menyepelekan penyakit baru ini.
 
Dengan para warga tetap di rumah, perawat dan tenaga medis lain akan tetap aman dan semua saling menyelamatkan nyawa satu sama lain.
 
Namun ada hal yang lebih mengerikan lagi yang diceritakan mereka di akhir video.
 
Imaris bercerita sembari menangis, "Amerika tidak siap dengan penyakit ini, dan perawat tidak dilindungi sama sekali."

Pasien virus Corona di rumah sakit di Wuhan, China (EPA via Daily Mail)

Sementara Shirley mengatakan ada perawat sepertinya yang lama-lama 'tenggelam'.
 
Yang ia maksudkan adalah ia seperti sudah kehilangan harapan meskipun sudah melakukan yang terbaik yang ia bisa.
 
Artikel ini telah tayang di Intisari dalam judul 'Kami Tidak Dilindungi Sama Sekali!' Curahan Hati Para Perawat Covid-19 yang Menggetarkan Hati ini Gambarkan Bagaimana Sulitnya Perjuangan Mereka di Garda Terdepan

Berita Terkini