TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Biasanya, momentum menjelang puasa dan Lebaran adalah saat bagi para peternak ayam potong meraih untung, karena saat itu permintaan daging meningkat.
Namun gegara Corona (Covid-19) kondisi saat ini berbalik, jelang Ramadhan para peternak ayam malah tidak bisa menjual hasil panennya.
Sebabnya, pandemi Corona menyebabkan rumah makan dan restoran juga berhenti operasi, sehingga permintaan daging ayam ikut anjlok.
• Isi Chat WA Terakhir Detik-detik Ayah Meninggal Positif Corona, Anak: Papa Lemes, Pemakamannya Miris
• VIRAL Wanita Positif Covid-19 setelah Belanja Online, Padahal di Rumah 3 Minggu, Akui 1 Keteledoran
Para peternak ayam potong pun tidak punya pilihan, selain menjual murah hasil panennya.
"Kalau kondisi normal kami tidak pernah jualan langsung, karena ada pedagang yang membeli di kandang. Sekarang terpaksa kami jualan ke jalan-jalan," ujar seorang peternak ayam bernama Daryono (47), yang pemilik peternakan di dekat Telaga Ngambal, Kecamata Kalidawir, Tulunggaung.
Bersama rekannya, Daryono keliling menggunakan mobil pikap menjual ayamnya langsung ke masyarakat.
• PT ACA Siapkan Puluhan Ribu APD untuk Bantu Lawan Corona: Tenaga Kesehatan Tidak Perlu Khawatir
• Cerita Karyawan Perusahaan Air Mineral Bekerja di Luar Rumah Saat Musim Corona: Penting Taat Aturan
Ayam hidup ini dijual seharga Rp 13.500 per kilogram.
Padahal harga balik modal (BEP) di kisaran Rp 16.700 per kilogram.
"Biasanya saya jual di harga Rp 17.500 sampai 20.000 per kilogram," sambung Daryono, saat ditemui di Kelurahan Kutoanyar, Kecamatan Tulungagung.
• Latihan Online Persebaya Berkesan Positif, Rendi Irwan: Menyenangkan, Lihat Wajah Teman-teman
Karena satu kandang tidak bisa langsung dijual sekaligus, Daryono harus mengecer ayam yang siap dipanen.
Kondisi ini membuat Daryono semakin merugi, karena menanggung pakan tambahan.
Biasanya ayam siap dijual di usia 36 hari, namun karena tidak langsung terjual, ia harus menanggung pakan hingga hari ke-41.
"Ini bawa 2000 ayam selama tiga hari saja belum habis terjual. Di kandang saya ada 5000 ekor," ungkap Daryono.
Apalagi harga pakan saat ini naik Rp 10.000 per sak, dari Rp 387.000 menjadi 397.000 per sak.
Daryono mengaku, saat ini ayam di kandangnya masih tersisa 1500 ekor.