Laporan Wartawan TribunJatim.com, Dya Ayu
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Sejak kompetisi Liga 1 2020 dihentikan sementara karena pandemi virus Corona atau Covid-19, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah memberikan keputusan agar masing-masing klub maksimal membayarkan gaji pemain dan official tim sebesar 25 persen.
Ini telah diberlakukan sejak bulan Maret 2020 lalu, dan akan terus berlangsung hingga bulan Juni mendatang, karena masuk dalam 'force majeure'.
Sehingga pemain, pelatih dan official tim hanya menerima gaji 25 persen dari nilai yang tertera dalam kontrak.
• Hikmah Wabah Covid-19 saat Bulan Puasa Bagi Asisten Pelatih Arema FC: Bisa Jalankan Tradisi Ramadhan
• Arema FC Tetap Gelar Latihan saat Puasa Ramadhan, Waktu dan Program akan Disesuaikan
Namun soal pemotongan gaji ini, manajemen Arema FC memastikan itu hanya diberlakukan untuk pemain, pelatih, dan official tim saja, sementara gaji karyawan Arema FC tetap utuh dan tidak dipotong.
"Untuk pemotongan gaji hanya berlaku bagi seluruh pemain, pelatih, maupun official tim saja. Tidak berlaku pada karyawan atau pegawai Arema FC. Gaji mereka tetap utuh," kata General Manager Arema FC, Ruddy Widodo, Minggu (26/4/2020).
Ruddy Widodo menjelaskan, keputusan tak memotong gaji para karyawan ini karena soal kemanusiaan, mengingat gaji karyawan juga tak sebanyak gaji pemain, pelatih, dan official tim.
• Robert Rene Alberts Blak-blakan Mengaku Pernah Tak Digaji Arema, Sudarmaji: Manajemennya Sudah Beda
• Akibat Covid-19, Kapten Persela Pertama Kali Rasakan Sebulan Penuh Bareng Keluarga di Bulan Ramadhan
Selain itu, meski secara operasional tak seperti biasa, namun para karyawan tetap bekerja, khususnya manajemen divisi bisnis yang tetap berjualan merchandise Arema FC.
"Sejak awal gaji mereka tidak terlalu besar. Sehingga kami tidak tega kalau sampai menerapkan itu (pemotongan gaji)," jelasnya.
Editor: Dwi Prastika