Dikatakan, biasa di bulan ramadhan ini banyak waraga dari luar dan penumpang dari Jawa yang turun dari bus singgah untuk makan.
Tetapi karena semua bus sudah tidak ada, maka warga juga tidak ada yang datang ke warungnya.
Untuk mengisi kejenuhan di saat menunggui warungnya, selain tiduran, ia ngobrol dengan sesama pemilik warung lainnya. “Kami hanya berharap, sampai kapan kondisi ini berakhir. Yang kami jual ini barang masak. Kalau tidak ada yang membeli lalu dibuat apa masakan ini,” ujar Sari.
Penulis: Muchsin Rasjid
Editor: Heftys Suud