TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Berbagai skenario telah disiapkan Presiden Joko Widodo untuk merestart perekonomian Indonesia.
Skenario ini diciptakan untuk menghadapi era baru ( new normal ) selama vaksin belum ditemukan.
Apakah manusia dapat melakukan aktivitas normal saat berdampingan dengan virus Corona atau Covid-19?
• Alasan Dory Harsa Hengkang dari Lare Jawi, Terkuak Jasa Mulia Didi Kempot,Yan Vellia: Tak Usah Marah
Dosen Ilmu Kedokteran Jiwa dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), Hafid Algristian, dr., SpKJ menjelaskan, di new normal manusia akan sangat bergantung dengan teknologi.
Mulai kehidupan profesional dalam pekerjaan bahkan juga kehidupan personal (interaksi dengan orang lain).
"Segala transaksi untuk pemenuhan kebutuhan akan sangat mengandalkan teknologi," ujar Hafid kepada TribunJatim.com, Kamis (21/5/2020).
• Nia Ramadhani Ogah Cicipi Kue Ayu Ting Ting? Beda Perlakuan ke Maia Estianty, Lihat Beda Bentuknya
• Terungkap Kluster Baru Pasar Kolpajung Pamekasan karena Transmisi Lokal, Tempat Tak Bakal Ditutup
Di samping itu, emosi di masa pandemi juga menjadi suatu hal yang penting untuk bisa dikelola.
Pasalnya, sebagian besar orang memiliki pengalaman masa lalu yang cukup baik dalam menghadapi konflik, frustasi, bahkan krisis.
Hal itu dapat menjadi referensi personal seseorang dalam menghadapi krisis pandemi.
• Terungkap Kluster Baru Pasar Kolpajung Pamekasan karena Transmisi Lokal, Tempat Tak Bakal Ditutup
Psikiater yang berpraktik di RS Islam Jemursari Surabaya ini juga menyebutkan ada dua respons yang ditunjukkan oleh seseorang saat dalam emosi di masa pandemi.
Pertama, respons emosi seperti perasaan takut sakit, takut menularkan, takut mengalami kecacatan atau kematian.
Dan yang kedua, respons perilaku pemeriksaan berulang yang tak perlu, memaksa jaminan atas kondisi kesehatan kepada petugas, menghindari kontak, dikucilkan/mengucilkan, perilaku dekontaminasi berlebihan (membakar peralatan pasien) overprotektif (obsesif terhadap obat, vitamin, vaksin, dan lain sebagainya).
• Ending Pria Jubah Putih Cekcok dengan Petugas PSBB Surabaya, Mediasi Damai, Kapolres Silaturahmi
"Kenali apakah respons kita berdasarkan pada situasi saat ini ataukah tercampur dengan masalah emosional lain," tuturnya.
Selain itu juga, Hafid juga menyampaikan seseorang perlu untuk melakukan berbagai hal agar dapat beradaptasi dengan new normal agar tercipta kehidupan yang seimbang.
"Masyarakat harus memahami perlu melakukan shifting perception dan environment, memahami peran di rumah masing-masing, menguatkan ibadah, proper nutrition, dan disiplin pada waktu dan tempat," pungkasnya.
Termasuk ketika seseorang selalu berusaha berbagi dengan sanak saudara atau teman-teman bahkan memperbanyak kegiatan sosial maka hidup akan terasa lebih bahagia dan seimbang.
Penulis: Zainal Arif
Editor: Arie Noer Rachmawati