TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Penerapan PSBB Sidoarjo terus berlanjut.
Selain karena penyebaran masih terus meningkat, angka penularan Covid-19 di Kota Delta juga masih tinggi.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Adityawarman, angka penularan di Sidoarjo 1,4 artinya satu orang yang terpapar rata-rata menularkan ke empat orang lain.
"Dari sisi kesehatan, kondisi itu yang mendasari keputusan melanjutkan PSBB. Namun, ada juga pertimbangan lain," kata dokter Syaf, Rabu (27/5/2020).
• PSBB Tak Diperpanjang, Malang Raya Siap Hadapi New Normal, Masa Transisi Bakal Berlangsung 7 Hari
Pada pelaksanaan PSBB Sidoarjo tahap tiga, pemerintah lebih mengedepankan peran desa.
Check point atau tempat pemeriksaan diharapkan bisa lebih maksimal dengan menguatkan desa atu dusun.
"Masyarakat agar lebih terfilter. Sejak keluar dari kampung, sudah dicek kondisinya dan dipastikan tujuannya keluar rumah," lanjutnya.
Di desa-desa juga dibentuk kampung tangguh.
• Saputri Istri Pertama Didi Kempot Blak-blakan soal Rumah Tangganya dengan Sang Maestro: Tahu Goreng
• Aisyahrani Ekspos Tingkah Suami & Reino Barack di Rumah Bu Cetar, Buset, Syahrini: Terima Aja Rani
Harapannya, selama 14 hari ke depan angka penyebaran dan penularan Covid-19 bisa ditekan.
"Kampung tangguh bakal dipertahankan sampai masa pandemi selesai," lanjutnya.
Di Sidoarjo juga sudah ada dua hotel yang dimanfaatkan untuk tempat isolasi orang tanpa gejala (OTG) yang berstatus positif Covid-19. Kapasitasnya bisa menampung sekira 200 orang.
Menurut dokter Syaf, satu hotel dengan 58 kamar sudah bisa ditempati. Satu kamar bisa menampung lebih dari satu orang, asalkan satu keluarga.
• Diam-diam Penuh Ancaman, Pihak Syahrini Lapor Kasus Video, Hotman Bongkar Duduk Perkara Bertindak!
OTG yang dikarantina bakal dilayani oleh petugas hotel. Makan dan berbagai keperluan lain.
"Pegawai hotel tidak bersentuhan dengan mereka. Makanan ditempatkan di meja depan kamar, kemudian jika butuh dibelikan sesuatu, tinggal telpon ke customer dengan menaruh uang di meja depan kamar," urainya.
Kendati demikian, petugas hotel tetap dibekali dengan alat pelindung diri (APD) dan di hotel juga ditugaskan dokter, untuk sewaktu-waktu memberikan pelayanan kesehatan jika dibutuhkan.