TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Sudah tiga hari Banjir melanda Desa Kedungbanteng dan Desa Banjarasri di Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo.
Sampai Minggu (31/5/2020) air masih merendam sejumlah rumah warga, sekolahan, dan jalan desa.
Genangan pertama datang seusai hujan deras Jumat kemarin. Tiga hari berselang, air tetap bertahan.
Seolah tidak bisa mengalir kemana-mana. Rendahnya permukaan tanah, kondisi sungai yang menyempit, ditambah laut sedang pasang, diduga menjadi penyebab utama.
• Nasib Tragis 3 Pemuda di Malang, Tewas Gegara Mabuk Berat Miras Oplosan, Polisi Kuak Kronologinya
"Sabtu malam hujan turun lagi. Air bukan semakin surut, tapi malah tinggi genangannya," keluh Sugeng, warga setempat.
SMPN 2 Tanggulangin juga kebanjiran. Jalan masuk ke sekolag ketinggian airnya sampai 25 centimeter. Di dalam juga ada sekitar 11 kelas yang terendam.
"Sekolah sudah diupayakan pembangunan dengan meninggikan ruang kelas setelah Banjir awal tahun lalu. Tapi keburu banjir datang lagi," kata Samsul Anam, guru di sekolah tersebut.
• Yan Vellia Bereaksi Dituntut Libatkan Saputri & Dory Harsa di Konser Kenang Didi Kempot: Bismillah
• Dituntut Libatkan Saputri dan Dory di Konser Kenang Didi Kempot, Yan Vellia Bereaksi: Saya Kuasa Apa
Demikian halnya SDN Banjarasri, sejumlah ruang kelasnya juga sudah kebanjiran sejak Jumat lalu. Meski halaman sekolah sudah diurug, sejumlah kelas tetap kebanjiran.
Di Desa Kedungbanteng, genangan sampai sekira 25 centimeter ada di RT 5 dan RT 5.
Selain merendam rumah warga, jalanan juga kebanjiran. Warga pun memasang kursi di tengah jalan untuk memperingatkan kendaraan agar tidak melintas.
"Air sudah masuk ke rumah, kamar-kamar juga kebanjiran semua," kata Rida, warga yang rumahnya kebanjiran.
• Pengakuan Risma Pasca Purna Tugas Jadi Wali Kota Surabaya, Fokus Tangani Covid-19: Nanti Aku Pikir
Kondisi serupa dialaminya awal tahun lalu. Ketika itu, tempat tinggalnya kebanjiran sampai sekitar dua bulan.
Agak berbeda dengan Desa Banjarasri. Sejumlah ruas jalan yang awal tahun lalu kebanjiran, sekarang tidak. Karena jalan di sana sudah ditinggikan.
Menurut Camat Tanggulangin Sabino Mariano, banjir di kawasan itu terbilang mulai surut.
Tiga hari lalu ketinggian air berkisar 30 centimeter, dan sekarang di kisaran 25 centimeter.
• Potret HUT Surabaya Terakhir Bareng Risma, Wali Kota Minta Maaf ke Jajaran: Mari Rayakan Sederhana
Untuk mempercepat penurunan air, pihaknya mengaku sudah meminta Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) segera turun.
Menerjunkan dua pompa air untuk menyedot dan mengalirkan ke sungai.
"Sudah kami ajukan ke dinas, dan saat ini masih diupayakan oleh DPUBMSDA," kata Sabino.
Dua pompa itu rencananya bakal dipasang di kisdam Afvour Banjarpanji. Air dialirkan menuju dam Kedungpeluk.
Selain itu, pemkab bakal membangun jalan desa Kedungbanteng.
"Akses tersebut akan ditinggikan dan saluran air dibenahi. Materialnya sudah tiba, tapi keduluan banjir," ujarnya.
• Pengamen Bobol Kantor Agen Tiket di Tulungagung, Jejak Terendus dari Akik, Sempat Didor Nekat Kabur
Hal serupa disampaikan Kepala BPBD Dwijo Prawito.
Disebutnya banjir di Tanggulangin ini karena intensitas curah hujan yang sangat tinggi.
Rencananya, dua pompa segera dikerahkan ke sana.
"Pemkab juga segera meningkatkan jalan desa di sana. Serta memperbaiki drainase. Agar tidak menjadi langganan banjir setiap hujan deras mengguyur," sebutnya.
Awal tahun lalu, banjir merendam kawasan itu cukup lama.
Tak tanggung-tanggung, sekitar tiga bulan, sejak Januari hingga Maret 2020.
Sampai dua kali daerah tersebut masuk Tanggap Darurat. Selang beberapa bulan, sudah banjir lagi. Warga tentu khawatir, peristiwa awal tahun lalu terulang kembali.
Penulis: M Taufik
Editor: Arie Noer Rachmawati