Hati-hati, Seorang Ahli Jelaskan Potensi Paparan Virus Corona saat Belanja di Mal, Begini Alasannya

Penulis: Taufiqur Rohman
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana mall di Royal Plaza Surabaya, tepatnya di salah satu tenant penjual asesoris perempuan, nampak ramai pengunjung, Selasa (26/5/2020).

TRIBUNJATIM.COM - Indonesia bersiap memasuki fase new normal atau tatanan normal yang baru. Secara bertahap, pusat perbelanjaan dan sekolah akan kembali dibuka.

Terkait dengan pembukaan mal tersebut, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan pembukaan mal tersebut berpotensi meningkatkan penularan virus corona atau Covid-19.

"Dengan pembukaan mal di tengah pandemi ini, potensi penularannya masih tinggi," katanya seperti dilansir dari Grid.ID.

Meski demikian, sebagai contoh, hasil swab test Covid-19 di Paragon Mall Semarang dinyatakan negatif.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam, Rabu (27/5/2020).

Jelang Risma Lengser dari Jabatan Wali Kota Surabaya, Begini Pengakuan Risma Soal Langkah ke Depan

Dituntut Libatkan Saputri dan Dory di Konser Kenang Didi Kempot, Yan Vellia Bereaksi: Saya Kuasa Apa

"Hasil swab test di Paragon negatif. Jumlah samplenya ada 100," katanya.

Berkaitan dengan hal tersebut, pernahkan kamu berpikir, bagaimana potensi penyebaran Covid-19 ketika berbelanja pakaian di mal?

Bukan tidak mungkin penularan terjadi di tempat ramai seperti mal.

Ketika akan mencoba pakaian di kamar pas, pastikan tidak menyentuh apapun dan tetap mengenakan masker saat mencoba pakaian.

Meski tidak ada penelitian yang cukup tentang berapa lama virus corona dapat bertahan pada pakaian, namun para ahli tahu bahwa ruang tertutup seperti ruang ganti dapat menampung virus.

Virus juga ditakutkan telah menempel pada kenop pintu, dinding, dan cermin melalui sentuhan tanpa disinfeksi yang tepat.

Daftar 158 Wilayah di Indonesia yang Siap Jalani New Normal Per 5 Juni 2020 di Tengah Pandemi Corona

Anggota DPRD Surabaya Kritik Tajam Orang Sekeliling Risma, Buntut Risma Marah Besar Soal Mobil PCR

Dilansir Tribunjatim.com dari Kompas.com, Greg Petro, kepala eksekutif First Insight, sebuah perusahaan analitik merek turut berpendapat.

"New normal bagi retail adalah kembali bekerja dengan pembeli, di mana pembeli bisa menemukan apa yang mereka butuhkan dengan tetap merasa nyaman," kata Greg Petro.

Di masa pandemi, belanja pakaian tentu akan menimbulkan rasa cemas.

Namun jika menjadi kebutuhan, tentu hal ini juga tak bisa dihindari.

"Tidak merasa aman saat mencoba pakaian juga menimbulkan banyak pertanyaan tentang bagaimana retail perlu menyesuaikan kebijakan pengembalian dan penukaran barang," ujar dia.

5 Partai Seru Lanjutan Liga Spanyol yang Bakal Buat Kamu Geregetan, Ada Mallorca Vs Barcelona

Dalam sebuah survei yang dilakukan perusahaan tersebut, kata Greg, sebanyak 65 persen perempuan dan 54 persen pria mengatakan mereka tidak merasa aman untuk mencoba pakaian di kamar pas.

Untuk itu, perlu diperhatikan beberapa hal berikut sebelum masuk ke kamar pas saat belanja pakaian di mal.

Sejauh ini, para ahli mengatakan jika infeksi virus yang paling umum adalah dari kontak dengan tetesan pernapasan yang dikeluarkan melalui batuk, bersin, dan bahkan berbicara keras dalam beberapa kasus.

Tetapi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengatakan bahwa mungkin seseorang dapat tertular virus dengan menyentuh permukaan dan benda lain, seperti kenop pintu kamar pas.

"Ini tidak dianggap sebagai cara utama penyebaran virus, tetapi kami masih belajar lebih banyak," kata organisasi tersebut.

Mary-Louise McLaws, profesor dari University of New South Wales yang juga seorang ahli pengendalian infeksi dari Australia mengatakan, ada studi yang dilakukan di laboratorium, yang menemukan bahwa penularan virus lewat pakaian lebih rendah.

Namun semua tergantung pada item yang hendak dibeli.

Misalnya, syal dan kacamata hitam yang harus kontak dengan wajah, dapat meningkatkan kemungkinan infeksi lebih tinggi jika barang tersebut sebelumnya terkontaminasi oleh orang lain .

Yan Vellia Bereaksi Dituntut Libatkan Saputri & Dory Harsa di Konser Kenang Didi Kempot: Bismillah

Liburan Berdua ke Afrika, Irwan Mussry Kenalkan Istrinya ke Bule Bukan sebagai Istri, Maia: Bosku?

"Untuk berhati-hati dengan virus jahat ini, kita dapat bertanya kepada penjual apakah kita dapat menggunakan pembersih terlebih dahulu sebelum menggunakan kacamata, karena sebagian besar pembersih yang mengandung deterjen dan alkohol di atas 65 persen tidak akan merusak kacamata atau lensa, tetapi bisa mematikan virus," kata McLaws.

Tetapi pakaian juga memiliki bahan non-kain seperti kancing plastik yang bisa menjadi rumah sempurna bagi partikel virus, kata para ahli.

Perhatikan juga setelah keluar dari kamar pas, karena sangat mungkin barang-barang dari mal tersebut berisiko membawa virus.

"Setelah kamu membeli barang-barang ini dan membawanya pulang, sangat kecil kemungkinan barang-barang ini berisiko. Namun agar tidak khawatir, letakkan mereka di luar di bawah sinar matahari untuk sementara waktu," kata McLaws.

Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul "Waspada Saat Asyik Belanja di Mal Kamu Terancam Sentuh Virus Corona! Seorang Ahli Jelaskan Alasannya"

Berita Terkini