Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sulvi Sofiana
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga,dr Miftah Fawzy Sarengat meninggal karena Covid-19.
Jenazah dokter yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya ini sempat disemayamkan dalam mobil ambulans dan melintas di depan Aula FK Unair untuk mendapat penghormatan dari rekan sejawat.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya, dr Brahmana Askandar saat hadir dalam upacara penghormatan dan prosesi pelepasan jenazah di FK Unair mengatakan dr Miftah merupakan dokter ketiga di Surabaya yang gugur sebagai pejuang medis dalam melawan Covid-19.
"Dr Miftah merupakan dokter yang ketiga yang gugur di Surabaya. Kami harap mudah-mudahan ini menjadi yang terakhir. Perjuangan beliau harus kami lanjutkan karena perjuangan belum selesai, mudah mudahan Covid-19 segera berakhir," ujar dr Brahmana.
• Jelang Pembelajaran Santri Bulan Agustus, Ponpes Al Hikam Malang Lakukan Berbagai Persiapan
• Zona Merah Covid-19 Jawa Timur Sisa 11 Daerah, Gubernur Khofifah: Bisa Segera Masuk New Normal
• UPDATE Corona di Indonesia Rabu 10 Juni, Kasus Covid-19 Naik 1241, Penambahan Tertinggi di Jatim
Dr Bhramana mengungkapkan sampai saat ini penyebab pasti terpaparnya dr Miftah belum diketahui dan masih dilakukan pelacakan.
Meski demikian, IDI Surabaya terus melakukan imbauan dan mengevaluasi ulang bagaimana pencegahan penularan di kalangan dokter dan tenaga medis.
"Kami terus melakukan evaluasi dan memperbarui alat pelindung diri (APD), prosedur-prosedur kami perbaiki dan diperketat, agar kejadian serupa tidak terulang lagi," ujarnya.
Sementara itu, Dekan FK Unair Prof Soetojo yang menjadi pemimpin prosesi pelepasan jenazah menuturkan bahwa sosok dr Miftah merupakan dokter pembelajar dan pekerja keras.
• Kompetisi Diwacanakan Bergulir Lagi, Pelatih Kiper Persebaya Ingin Tim Liga 1 Lakukan Persiapan Juli
"Kami merasa kehilangan sekali, karena dokter Miftah merupakan dokter yang rajin, pekerja keras, calon dokter terbaik kami. Karena saat ini almarhum masih menempuh pendidikan spesialis," ujarnya.
Prof Soetojo menambahkan, dr Miftah merupakan sosok yang pantang menyerah terutama dalam mengobati pasien Covid-19.
"Risiko menjadi dokter memang sangat tinggi di masa pandemik Covid-19 ini. Oleh karenanya FK dan Unair memberikan penghormatan yang sebesar besarnya atas perjuangan dr Miftah, dan menjadikannya sebagai representasi perjuangan ikhlas dokter mengobati pasien Covid-19," lanjutnya
Menurut Prof Soetojo, sosok dr Miftah yang tidak gentar dalam melakukan tugasnya mengobati pasien Covid-19 merupakan representasi perjuangan dokter yang ikhlas dan berdedikasi dalam penanggulangan Covid-19.