TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kasus tenaga medis terpapar Covid-19 hingga meninggal dunia di Surabaya kian masif.
Tercatat, sudah ada enam dokter di Surabaya yang meninggal terpapar virus Corona.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya, dr Brahmana Askandar mengatakan, keenam dokter yang meninggal tersebut tidak murni karena Covid-19.
• Siswa Belajar Daring Selama Pandemi, Orang Tua Murid Sekolah Swasta di Malang Tak Mau Bayar SPP
Melainkan memiliki komorbid atau penyakit penyerta.
"Selain karena Covid-19, semua yang meninggal bukan punya komorbid atau penyakit penyerta," kata Brahmana saat dihubungi TribunJatim.com, Senin (6/7/2020).
Seperti yang diberitakan sebelumnya, 27 April lalu, dr Barkatnu Indrawan Janguk yang sehari-hari bertugas di RSUD Soewandi, meninggal karena terpapar oleh pasiennya yang tak jujur.
• Pria Bawa Preman Sekampung ke Resepsi Mantan, Video Dulu Viral: Diobrak-abrik, Mempelai Mengenaskan
• Curhat Engku Emran Kuak Kerinduan, Mantan Bella Ingat Masa Lalu, Pesan ke Aleesya: Moga Tetap Datang
Belum genap sebulan, 18 Mei dr Boedhi Harsono gugur di usia 60 tahun dengan status Covid-19.
Keempat, pada 10 Juni dokter dari RSU dr Soetomo, Miftah Fawzy Sarengat gugur setelah terinfeksi.
Pada bulan yang sama, tepatnya tanggal 28, kabar duka datang dari Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Unair. Yaitu dr Sukarno.
• Kompleks GOR Sidoarjo Kembali Dibuka, PKL Bisa Jualan Lagi, Aktivitas Dibatasi sampai Jam 10 Malam
Hanya berlangsung dua hari, 30 Juni, dokter anastesi di RS Haji, Surabaya dr Arief Basuki meninggal karena terpapar Covid-19.
Dan selang sepekan, keponakan dr Arief yakni dr Putri iWulan Sukmawati meninggal pada Minggu (5/7) pukul 23.58 WIB karena terjangkit Covid-19.
Meski sudah banyak garda depan yang gugur, namun Brahmana belum bisa menjelaskan secara pasti di mana para dokter tersebut tertular.
• 740 Calon Peserta UTBK SBMPTN Ikut Rapid Test Gratis di Surabaya, 49 Orang Dinyatakan Reaktif
"Dokter kemungkinan tertularnya banyak, satu dari rumah sakit, dua bisa dari non rumah sakit," ujarnya.
Menurutnya, aktivitas yang intens di rumah sakit membuat para dokter memiliki kerentanan untuk terpapar.
"Dokter kan juga punya aktivitas sosial tapi apapun paparan terhadap dokter selalu lebih tinggi, wong dia bekerja di rumah sakit. Apalagi kalau rumah sakitnya overload ya jelas paparannya akan semakin tinggi," pungkasnya.
Penulis: Tony Hermawan
Editor: Arie Noer Rachmawati