TRIBUNGRESIK.COM, GRESIK - Dunia medis di Gresik kembali berduka.
Itu setelah satu dokter di Kabupaten Gresik diketahui meninggal dunia terpapar Covid-19.
Dokter Gresik meninggal terpapar Corona itu bernama dr Budi Luhur yang merupakan Kepala Puskesmas Selempit, Kecamatan Kedamean Gresik.
• Niat Mancing Berujung Pencurian Kabel Telkom di Gresik, Aksi Licik 5 Pria Terungkap, Lihat Endingnya
• Golkar Belum Tentukan Sikap Soal Koalisi Pilkada Gresik 2020, DPD: Kita Perhatikan Dawuh Kiai Sepuh
• BREAKING NEWS - Dua Warung di Gresik Ludes Terbakar, Petugas Butuh 1,5 Jam Padamkan Api
dr Budi Luhur menjalani perawatan selama empat hari dan sempat dirawat di RS Wates Husada Gresik, Kecamatan Balongpanggang.
Sesuai diagnosis rumah sakit, Budi Luhur menderita penyakit pneumoni atau radang paru hingga menghembuskan nafas terakhir pada Minggu (12/7/2020) pukul 11.00 WIB.
• Andalkan Foto Profil di Facebook, Dalam Dua Hari Kuli Bangunan ini 3 Kali Nodai Gadis Muda Gresik
Kepergian dr Budi mendapat penghormatan terakhir dari tenaga kesehatan, dari pantauan vidio saat mobil jenazah melintas keluar dari RS Wates Husada.
Terlihat tenaga medis berbaris di bahu jalan dan mengiringi mobil ambulance yang membawa almarhum dr Budi Luhur.
Beberapa dari mereka sampai meletakkan tangan di atas kepala, tanda hormat kepada almarhum atas jasanya menjadi garda terdepan.
• Pria Gresik Bawa Linggis Kecil Curi Kotak Amal di Masjid Tuban, Kaget Kepergok, Lihat Nasibnya
Humas RS Wates Husada, Setyo mengatakan almarhum masuk ke rumah sakit tempatnya bekerja pada Kamis (9/7/2020) dengan keluhan sesak nafas.
"Kondisinya semakin mengkhawatirkan dan meninggal dunia," kata dia.
Berdasarkan diagnosa rumah sakit, dr Budi Luhur mengalami pneumoni atau radang paru-paru.
Selain itu juga diagnosa lain juga menerangkan almarhum memiliki penyerta hipertensi. Penyakit ini yang kemudian tidak bisa terkontrol sehingga tubuhnya tidak bisa bertahan.
"Setelah kita lakukan rapid test dan tes swab. Hasilnya terkonfirmasi positif covid-19," pungkasnya.
Sementara itu Kadinkes Gresik, drg Saifudin Ghozali belum memberikan keterangan.
Dihubungi melalui sambungan seluler dan pesan singkat, pria yang juga menjabat sebagai Juru Bicara Satgas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Gresik ini belum merespon hingga berita ini diturunkan.
Ruangan Asisten Sekda Gresik Ditutup
Sementara itu, belum lama ini, diduga terpapar Covid-19 Ruang Asisten Sekda Pemkab Gresik terlihat ditutup, Jumat (10/7/2020).
Hanya ada banner di depan pintu masuk yang terbuat dari kaca itu.
Aktivitas pun sepi, hal ini sesuai salah seorang asisten bernama Hari Soerjono yang biasa berdinas di ruangan tersebut, diketahui mempunyai hasil reaktif setelah melakukan rapid test.
Dikonfirmasi melalui sambungan seluler dan pesan singkat, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik, drg Saifudin Ghozali tak kunjung menjelaskan.
"Saya masih rapat," kata pria yang juga Juru Bicara Satgas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kabupaten Gresik ini.
Tidak banyak informasi dari Ghozali.
Diketahui, sebagai langkah antisipasi, rekan kerja satu ruangan maupun mereka yang sempat kontak dalam beberapa hari terakhir dilakukan tracing dan menjalani rapid test.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, sementara HS saat ini sudah menjalani perawatan di rumah sakit.
Dikonfirmasi terpisah, Wakil Bupati Gresik Mohammad Qosim mengaku jika sebagai langkah antisipasi awal, pihakmya melakukan rapid test kepada kontak erat dengan yang bersangkutan dalam beberapa waktu terakhir.
"Kemudian dilakukan rapid test kepada semua pegawai yang selama ini berkomunikasi dengan beliau," terangnya.
Selain itu juga dilakukan penyemprotan cairan desinfektan secara rutin.
Pemkab Gresik melakukan penanganan cepat untuk meminimalisir dampak penularan Covid 19 di lingkungan kerja kantor Bupati Gresik.
Salah satunya dengan melakukan rapid test kepada dua orang Asisten Sekda Pemkab Gresik serta para staff dan sopirnya.
Dua orang pejabat yang di rapid test antara lain Asisten II Sekda Pemkab Gresik, Tursilowanto Hariogi dan Asisten III Sekda Pemkab Gresik, Ida Lailatus Sa’diyah.
Keduanya dirapid lantaran bekerja dalam satu ruangan bersama Asisten I Sekda Pemkab Gresik, Hari Soerjono yang sebelumnya diduga terpapar Covid-19.
Tursilowanto bersyukur jika kegiatan rapid test terhadap dirinya menunjukkan hasil non reaktif Covid 19.
“Alhamdulillah baik saya, staff dan driver semuanya non reaktif,” kata dia.
Hal yang sama diungkapkan Asisten III Sekda Pemkab Gresik, Ida Lailatus Sa’diyah. Hasil rapid testnya adalah non reaktif. Hanya saja ruang kerja pindah ke lantai I ruang staff ahli.
“Hasil rapid test non reaktif, Tetapi setiap hari saya masih ngantor,” pungkasnya.