TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Nur Farida, Mahasiswi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini berpendapat, menjadi seorang model tak cukup bermodal fisik.
"Seperti pekerjaan yang lain, seorang model harus punya modal utama yakni mau belajar dan nggak cepat puas. Kalau mudah puas, kita nggak akan berkembang," ungkap perempuan yang akrab disapa Sasenn ini.
Oleh karena itu untuk memperkaya diri, Sasenn selalu menerapkan ilmu gelas kosong. Apalagi jika berada di lingkungan yang baru.
• Miris Anak Berdarah-darah Demi Ayahnya Tak Sewa PSK: Gak Takut, Ending Bikin Malu di Kantor Polisi
• Satlantas Polresta Malang Kota Lakukan Dikmas Lantas Kepada Pelajar Secara Online
"Kita ibarat gelas kosong yang siap menerima informasi, ilmu, pengetahuan, dan pengalaman baru dari orang-orang sekitar," ungkap juara I Mahasiswa Berprestasi Fakultas Teknik Unesa 2020 dan juara IV Mahasiswa Berprestasi Unesa 2020 ini
Perempuan kelahiran Surabaya, 15 Juni 1999 ini pun senantiasa terbuka dengan berbagai kesempatan yang bisa membuatnya berkembang.
"Banyak yang menilai kalau model hanya perlu tampilan fisik. Padahal nggak. Ada hal lain seperti bagaimana untuk tetap humble ke semua orang, ke klien, juga tetap belajar dengan mencari referensi," katanya.
• Petugas Coklit KPU Kota Blitar Belum Bisa Masuk ke Lingkungan Zona Merah Covid-19, Masih Karantina
• Ban Belakang Meletus, Pikap Hantam Pembatas Jalan di Tol Sumo
Dalam menjalani kesibukan dalam bidang modeling, peraih Best Dress Miss Hijab Indonesia 2019 dan Berbakat & TOP 7 Duta Pangan Jawa Timur 2019 ini merasa enjoy.
"Yang menarik jadi model itu, saya bisa berjalan memperagakan busana, makeup, dan lain-lain. Saya sangat senang bisa berjalan di atas stage dan ditonton oleh banyak orang," tandasnya.
Penulis: Christine Ayu Nurcahyanti
Editor: Heftys Suud