Kemudian kasus tersebut pun diproses di kantor polisi Hauz Khas.
Terdakwa lantas ditangkap pada hari Kamis.
Wakil Komisaris Polisi Atul Kumar Thakur mengungkapkan kronologi pemalsuan laporan Covid-19 tersebut.
"Parashar merekomendasikan pasien untuk tes Covid-19 dan mengumpulkan sampel," kata Thakur.
"Dengan bantuan rekan terdakwa, Singh, dia biasa membuat laporan tes palsu dari pusat diagnostik terkenal atau laboratorium seperti yang diinginkan oleh pasien," lanjutnya.
Namun laporan tersebut sulit dibedakan karena dalam format yang sama.
"Karena laporan tersebut dalam format PDF di komputer dan dikirim vis WhatsApp, sulit untuk membedakan antara laporan palsu dan asli," ujar Thakur menambahkan.
Parashar mengaku telah memberikan laporan tes Covid-19 palsu kepada lebih dari 75 pasien.
Semua laporannya tersebut menggunakan nama-nama pusat diagnostik seperti CRL Diagnostics Lab, Modern Diagnostic and Research Center, Dr P Bhasin Pathlabs (P) Ltd dan Prognosis Laboratories.
Ia juga mengaku telah memalsukan tes Covid-19 ini selama dua setengah bulan terakhir.
Untuk mendapatkan laporan tes palsu Covid-19 ini ia mematok dengan biaya 2400 rupee India atau sekira Rp 483 ribuan.
Polisi menjelaskan, tidak ada kriteria khusus untuk memutuskan negatif atau positif.
Sesuai dengan gejala pasien, laporan kemudian dibuat.
Sampel yang diambil, lanjut polisi, kemudian dihancurkan dan tidak pernah diuji ke laboratorium.
Demi mendapatkan bukti yang lebih akurat, polisi sedang mendalami kasus ini.
Serta investigasi lebih lanjut dilakukan untuk melacak orang lain yang terlibat dalam hubungan itu.
Sebagian artikel ini telah tayang di Suar.ID dengan judul Pesta Kejutan Baby Shower Berujung Maut, Wanita Hamil 8 Bulan Tak Selamat Usai Terpaksa Lahirkan bayinya secara Darurat