Gardu Travo Meledak, Warga Kedungwaru Berhamburan Kaget: Layangan 2 Meter Nyangkut di Kabel Listrik

Penulis: David Yohanes
Editor: Hefty Suud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas PLN ULP Tulungagung mengevakuasi layang-layang dari jaringan kabel - surat pernyataan pemilik layang-layang.

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Ledakan keras membuat kaget warga Dusun Cikalan, Desa Majan, Kecamatan Kedungwaru, Sabtu (19/9/2020) malam.

Terlebih, bersamaan dengan suara keras itu, listrik seketika padam.

Warga pun berhamburan keluar rumah, karena penasaran dengan bunyi ledakan itu.

Tidak lama kemudian, petugas PLN ULP Tulungagung datang menyisir di sekitar lokasi.

Download Lagu MP3 Hati yang Kau Sakiti Rossa, Booming di TikTok, Lengkap dengan Lirik & Video Klip

Seusai Viralkan Odading Mang Oleh, Ade Londok Promosikan Wisata Cikao Park: Tempat Mandinya Iron Man

Mereka menemukan sebuah layang-layang sendaren atau gapangan, tersangkut di kabel listrik.

Layangan inilah yang menyebabkan hubungan pendek, dan menimbulkan ledakan di gardu travo.

Menurut penurutan seorang warga bernama Solikin, awalnya terdengar suara sawangan (alat bunyi-bunyian) yang dipasang di layang-layang.

Lagi, Siswa Luring di Tulungagung Positif Covid-19, GTPP Temukan Pelangaran: Kuota Berlebihan

Bocor Sikap Gading ke Gisel Pasca Cerai, Ayah Gempi Tolak Tegas Eks Istri? Orang Gak Perlu Tahu

“Sawangannya terdengar keras seperti di atas kepala. Sepertinya layang-layangnya sedang menukik jatuh,” ungkap Solikin.

Petugas teknis PLN butuh waktu satu jam untuk menurunkan layang-layang bermotif garis-garis aneka warna itu.

Ukuran tinggi lebih dari dua meter. Layang-layang ini harus dipatahkan agar tidak berbahaya saat diangkut dengan mobil.

Akibat kejadian ini terjadi pemadaman listrik yang sangat luas di wilayah Tulungagung.

Selain di sekitar Desa Majan di utara, pemadaman terjadi di wilayah kota seperti Kelurahan Kutoanyar, hingga sebagian Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu.

Masih menurut Solikin, sehari sebelumnya juga terjadi pemadaman karena layang-layang turun di kabel listrik.

Namun saat itu ukurannya lebih kecil dan proses evakuasi berjalan cepat.

“Kalau kemarin sepertinya listrik sengaja dipadamkan oleh PLN, untuk menurunkan layang-layang yang nyangkut,” ujarnya.

Menurut Petugas Layanan Teknis PLN ULP Tulungagung, Adi Prayitno, sudah lebih dari 10 kali terjadi ledakan karena layang-layang.

Bahkan kasus di Desa Junjung, Kecamatan Boyolangu, terjadi pemadaan hingga pagi hari.

Hal ini karena petugas butuh waktu untuk penelusuran hingga penggantian alat.

“Kalau tidak ada laporan kami harus menelusuri sepanjang jalur untuk menemukan penyebab listrik padam,” ungkap Adi.

Lanjut Adi, PLN sudah melakukan sosialisasi lewat kepala desa, agar para penghobi layangan ini tidak membahayakan jaringan listrik.

Selain itu PLN juga sudah membagikan selebaran hingga ke desa-desa.

Namun hingga kini layang-layang tetap mendominasi sebagai penyebab padamnya listrik di wilayah Tulungagung.

“Ada penyebab lain seperti binatang. Tapi jumlahnya tidak sebanyak karena layang-layang,” tambah Adi.

Masih menurut Adi, para pelanggan dirugikan karena pemadaman ini.

Selain itu PLN juga rugi karena setiap kali terjadi ledakan, pasti ada alat yang rusak.

Jika alat yang rusak adalah travo, maka PLN harus mengganti travo baru dengan harnya sekurangnya Rp 100 juta.

“Harganya (travo) tergantung besar kecilnya. Tapi yang paling kecil sekitar Rp 100 juta,” tandas Adi.

Dalam kejadian di Desa Majan ini, petugas PLN akhirnya bisa menemukan pemilik layang-layang.

Namun laki-laki 26 tahun warga Desa Majan, Kecamatan Kedungwaru itu tidak diseret ke ranah hukum.

Ia hanya diminta membuat surat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatannya.

Dalam penjelasannya, pemilik layang-layang mengaku bersalah karena menaikkan layang-layang hingga malam hari.

Layang-layang itu putus kemudian jatuh di atas kabel PLN.

Penulis: David Yohanes

Editor: Heftys Suud

Berita Terkini