TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Pemerintah Kabupaten Lumajang berkomitmen meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) melalui program Gempita Desa atau Gerakan Pendidikan Kesetaraan Desa.
Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan pendidikan masyarakat usia 25 tahun yang belum bersekolah, ataupun pernah putus sekolah.
"Jadi masyarakat yang belum pernah sekolah atau pernah drop out bisa ikut program kejar paket. Program Gempita Desa atau Gerakan Pendidikan Desa ini gratis dan kami sedang melakukan percepatan," terang Thoriqul Haq , Senin (21/9/2020).
• Bocor Sikap Gading ke Gisel Pasca Cerai, Ayah Gempi Tolak Tegas Eks Istri? Orang Gak Perlu Tahu
• BREAKING NEWS - Kurir dan Bandar Sabu Terbesar di Jawa Timur Tewas, Peluru Polisi Tembus Dada
Badan Pusat Statistik mencatat IPM Kabupaten Lumajang mengalami peningkatan pada tahun 2019 yang tercatat 65,33 meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 64,83.
Namun hal itu dirasa Thoriq masih rendah. Sebab kenyataannya masih pelajar yang enggan menuntaskan wajib belajar hingga 12 tahun.
• 20 Kg Sabu Antar Bandar dan Kurir Narkoba ke Kamar Mayat, Polisi Prihatin: Mereka Masih Muda
• Harga Tiket Masuk Wisata Puncak Bukit Kasap, Raja Ampat Kecil dari Pacitan, Nikmati Berburu Sunrise
Salah satu faktor yang melatarbelakangi adalah mudahnya mencari lapangan pekerjaan di Lumajang."Saya kasih contoh saat ini masyarakat semakin mudah mendapatkan akses pekerjaan yang tanpa skill, contoh konkritnya adalah pertambangan pasir, orang tidak butuh skill dan pendidikan tinggi sudah bisa bekerja di sektor pertambangan pasir," ungkapnya.
Lewat program Gempita Desa atau Gerakan Pendidikan Kesetaraan Desa, Thoriq berharap bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi namun tidak mengabaikan peningkatan IPM di Lumajang.
"Saya terus mendorong agar pertumbuhan ekonomi juga diikuti oleh peningkatan IPM di Lumajang," pungkasnya. (SURYA/Tony Hermawan)
Editor: Pipin Tri Anjani