TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Warga Lumajang utara mengeluhkan aliran air bersih dari Perumda Tirta Air Minum Mahameru alias PDAM setempat tidak mengaliri rumah-rumah warga secara optimal.
Warga yang sering menggerutu kekeringan adalah mereka yang tinggal di Kecamatan Ranuyoso, Klakah, Kedungjajang, Randuagung, Padang, dan Gucialit.
Keluhan ini semakin nyaring terdengar di telinga. Pasalnya beberapa hari lalu sebagaian warga Lumajang utara dijumpai berbondong-bondong mencuci baju di sungai. Alasannya karena air bersih sulit mengaliri rumah mereka.
Terkait hal ini, Lukman Hakim Direktur Perumda Tirta Air Minum Mahameru mengatakan, wilayah Lumajang utara sering mengalami kekeringan karena debit sumber mata air di wilayah tersebut saat ini mulai berkurang.
Baca juga: Elly Sugigi Kini Oplas Wajah, Perubahan Drastis Mirip Syahrini hingga Evi Masamba? Jangan Julid
Baca juga: Bocah 13 Tahun di Tulungagung Ini Tewas Saat Berenang Bersama Ayahnya
"Klakah dan Ranuyoso itu mengambil air dari dua sumber yaitu Sumberwringin dan Ranu Bedali. Lah kenapa bisa kecil airnya, karena memang sumbernya sekarang kecil," kata Lukman, Kamis (22/10/2020).
Selain karena faktor alam, pengaruh teknis sering kali juga mengakibatkan debit air mengecil. Misalnya, terjadi sumbatan atau endapan udara di dalam pipa jaringan.
"Itu yang paling sering terjadi ya. Anak-anak teknik itu mantau lapangan bisa sampai malam loh," ucapnya.
Meskipun permasalahan tersebut kompleks, Lukman mengklaim para pelanggannya akan tetap bisa menikmati air bersih.
Bahkan ia membantah desas-desus warga yang menyebut air dari Perumda Tirta Air Minum Mahameru sering kali mati total hingga berhari-hari.
"Setiap hari tetap teraliri meskipun jamnya terbatas. Kenapa bisa terbatas, ya karena sumber mata airnya kecil. Jadi mengalirnya giliran. Gak bisa disamakan dengan PLN sekali dihidupkan semua bisa langsung menyala.
Baca juga: Potret Tak Biasa Rumah Kebanjiran dari Lantai 3, Keluarga Bingung Air Ngalir di Tangga, Fakta Dikuak
Baca juga: VIRAL Kisah Rumah di Perbatasan 2 Negara, Ruang Tamu Indonesia dan Dapur Malaysia, Tour Per Detik
Kalau aliran air daerahnya dekat sumber bisa lebih cepat teraliri. Kalau yang jauh ya kan nunggu. Di Klakah itu bisa terairi sekitar jam 12 malam sampai 5 pagi," ucapnya.
Menyadari pengairan di kawasan Lumajang utara terbatas, pihaknya mengaku sudah memberikan kompensasi sebagai peringan beban dalam menghadapi masalah kekeringan.
"Setiap senin dan jumat kami dropping air, dari 2 tangki berkapasitas 4000 liter. Itu sebagai gantinya," ujarnya.
Lantaran tak ingin permasalahan kekeringan di wilayah Lumajang utara semakin berlarut-larut, pihaknya mengaku tengah menyiapkan langkah solusi. Yaitu dengan menggali potensi sumber mata air baru di Sumbermrutu dan Ranuwurung.
"Dua sumber ini sedang kami kaji, harapannya semoga tahun depan keberadaan sumber mata airnya bisa mengatasi kekeringan," pungkasnya.
Penulis: Tony Hermawan
Editor: Pipin Tri Anjani