Kisah Wanita Buat Dokter Operasi Caesar Syok Pasca Perut Dibedah, Endingnya Pasien Diganjar Rp 4,2 M

Penulis: Ignatia
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi operasi caesar ibu hamil yang dilakukan oleh dokter

TRIBUNJATIM.COM - Pengalaman seorang wanita hamil yang melalui bedah operasi caesar menjadi kisah tak terlupakan publik.

Seorang wanita hamil ini membuat dokter yang menanganinya sampai begitu syok.

Para dokter operasi caesar syok setelah berusaha membedah perut sang wanita.

Setelah bayi dikeluarkan, mereka menemukan sesuatu 'tak biasa' di dalam perut si wanita.

Tetapi, pada akhirnya, wanita satu ini diganjar uang hingga Rp 4,2 Miliar.

Apa yang ditemukan? Mari simak kisahnya.

(TribunWow.com)

Seorang wanita asal New South Wales, Australia, diberi uang ganti rugi sebesar 408.700 dollar Australia (setara Rp4,2 miliar) setelah jalani operasi caesar.

Hal ini dipicu oleh temuan dokter saat melakukan operasi caesar pada sang wanita yang tengah melahirkan tersebut.

Tidak main-main, temuan tersebut menunjukkan adanya kelalian medis luar biasa yang dilakukan oleh dokter sebelumnya.

Selain faktor medis yang muncul akibat kelalaian tersebut, penggugat pun menuntut karena munculnya gangguan psikologis.

Lalu, apa sebenarnya yang ditemukan dokter saat melakukan operasi caesar pada wanita tersebut?

Seorang wanita telah dianugerahi lebih dari 408.700 dollar Australia untuk kelalaian medis setelah dia secara tak terduga mengandung anak lagi.

Ilustrasi operasi yang dilakukan oleh dokter. (SURYA/NURAINI FAIQ)

Pria 39 tahun, yang disebut dengan nama samaran Jodie Lee, menggugat dokter kandungan dan ginekolog Nita Dhupar atas operasi ligasi tuba elektif yang dia lakukan pada tahun 2014.

Prosedur tersebut seharusnya secara permanen memblokir saluran tuba Lee menggunakan klip Filshie.

Klip Fidhie adalah perangkat medis titanium sepanjang 14 milimeter yang dikunci menggunakan engsel.

Kurang dari setahun kemudian, Lee mulai mengalami mual, muntah, dan kepekaan terhadap bau makanan, dan mengetahui bahwa dia hamil.

Ms Lee melahirkan melalui operasi caesar darurat dan dokter biasa melihat salah satu klip tidak pada tempatnya.

Ilustrasi (Thinkstockphotos via TribunBali)

Saat memutuskan untuk memberikan 408.700 dollar Australia plus biaya kepada Lee, Hakim Pengadilan Distrik Leonard Levy mencatat bahwa tidak ada keraguan bahwa anak yang menjadi pusat kasus itu "dicintai dan disayangi".

Tetapi kehamilan dan kelahiran memiliki "efek merugikan yang signifikan pada kehidupan penggugat, pada kenyamanan hidupnya, pada kesejahteraan emosionalnya, dan pada kapasitasnya untuk bekerja", kata hakim.

"Penggugat tidak hanya mengembangkan perasaan campur aduk tentang kelahiran anak keempat, tetapi dia juga mengembangkan gangguan depresi berat saat mengetahui dan kemudian mengalami kemajuan dalam kehamilannya, dan semua yang ditimbulkannya bagi dirinya," kata Hakim Levy.

"Gangguan psikologis itu terus memengaruhi semua aspek kehidupan penggugat."

Baca juga: Transgender Habis Rp 173 Juta Operasi Kelamin, Akibat Awalnya Ragu Ending Pilu: Tubuh Saya Menolak

Baca juga: Kisah Viral Bocah Kleptomania, Miris Sejak Bayi Minum Susu Campur Narkoba, Balai Rehabilitasi Nyerah

Baca juga: VIRAL Pria Madiun Nekat Bersila di Jalan, Ditabrak Truk Tangki Hingga Terpental, Kondisi Mengejutkan

Ibu hamil lainnya memiliki pengalaman yang sedikit berbeda.

Seorang ibu hamil berakhir melahirkan di kabin pesawat saat melakukan perjalanan.

Penumpang Lion Air itu melahirkan di pesawat.

Proses persalinan dilakukan di kursi belakang.

Beruntungnya, ada penumpang yang berprofesi dokter.

Seorang ibu hamil melahirkan di pesawat dengan bantuan seorang dokter pada Selasa (17/11/2020).

ILUSTRASI -  (bengkulu.today.com via TribunnewsWiki)

Ibu tersebut adalah Anastasia Geavani, penumpang Lion Air dengan penerbangan Jayapura-Makassar.

Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro menjelaskan, Anastasia Geavani, melahirkan di dalam pesawat JT-797 Boeing 737-900ER.

Adapun penerbangan JT-797 lepas landas dari Bandar Udara Internasional Sentani dengan jadwal keberangkatan pukul 13.35 WIT.

"Kira-kira 50 menit dari jadwal terbang, pendamping dari penumpang dimaksud meminta bantuan kepada awak kabin bahwa mengeluh sakit perut dan meminta air putih hangat," ujar Danang Mandala Prihantoro melalui rilis resmi yang diterima, Rabu (18/11/2020).

Pimpinan awak kabin (Senior Flight Attendant/SFA) bernama Novitalia dan kru kabin lainnya menghampiri langsung guna mengetahui kondisi penumpang.

Setelah mendapatkan informasi detail, SFA segera melakukan pengumuman apakah dalam penerbangan terdapat penumpang yang berprofesi dokter.

Satu penumpang atas nama Marthina Setiawati Randabunga mengaku sebagai dokter dengan menunjukkan identitas resmi serta dokumen pendukung lainnya.

Proses persalinan penumpang dilakukan di kursi bagian belakang pesawat secara normal. Ibu dan anak dalam keadaan sehat.

Pilot pesawat, Captain Eirstanto Prabowo bersama kopilot Tanto Adi Prasetyo setelah berkoordinasi dengan dokter dan awak kabin memutuskan untuk pengalihan pendaratan ke bandar udara terdekat, yakni Bandar Udara Internasional Pattimura, Ambon, Maluku (AMQ).

Pilot menginformasikan kepada petugas lalu lintas udara dan petugas darat, dalam penerbangan terdapat penumpang yang membutuhkan penanganan kesehatan lebih lanjut.

Pesawat mendarat pukul 15.49 WIT. Setelah pesawat parkir pada tempatnya dan pada posisi sempurna, petugas layanan darat Lion Air bersama tim medis segera menangani penumpang yang melahirkan untuk dibawa ke rumah sakit terdekat.

Lion Air penerbangan JT-797 kembali mengudara dari Bandar Udara Internasional Pattimura tujuan Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin pukul 16.30 WIT. Pesawat tiba pukul 17.15 WITA.

ILUSTRASI pesawat Lion Air. (ISTIMEWA)

Manajemen Lion Air mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada awak kabin yang bertugas, dokter pada penerbangan, serta ground handling di Ambon yang menangani operasional dan penanganan penumpang yang melahirkan.

Awak kabin Lion Air sudah dibekali kemampuan melalui pendidikan dan pelatihan dalam menjalankan profesinya.

Setiap awak kabin dilatih secara terampil mampu menangani berbagai keadaan darurat, seperti asap, penanganan barang berbahaya, ancaman bom, insiden medis yang tak terduga (penumpang sakit atau melahirkan).

Para kru kabin berwenang dalam memastikan penumpang diizinkan terbang atau tidak melalui analisis (observasi) perilaku hingga bahasa tubuh penumpang yang dianggap dapat (berpotensi) membahayakan atau mengganggu kenyamanan penerbangan.

Artikel di atas diolah dari artikel yang tayang di Kompas.com dan Intisari dalam judul artikel Jalani Operasi Caesar, Wanita Ini Diganjar Rp4,2 Miliar Setelah Dokter Temukan Hal Mengejutkan dalam Tubuhnya dan Penumpang Lion Air Melahirkan di Pesawat, Persalinan Dilakukan di Kursi Belakang

Berita Terkini