Penulis : Yoni Iskandar | Editor : Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Nama KH Hamim Tohari Djazuli atau Gus Miek di kalangan Nahdliyin, bahkan di kalangan artis maupun kalangan bawah sudah tidak asing lagi.
Kendati Gus Miek telah wafat dan dimakamkan di Makam Auliya' Tambak Ngadi, Kecamatan Ploso, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, namun peninggalannya berupa Semaan Al Quran dengan nama Jantiko Mantab kini tersebar luas se-Nusantara dan diikuti jutaan pengikutnya.
Suatu pagi di kota Kediri, Gus Miek beserta Miftah (Garum, Blitar) berjalan-jalan dengan menaiki sepeda. Di tengah perjalanan, tiba-tiba Gus Miek mengajak berhenti.
“Miftah, kamu nanti ikut bersalaman dengan orang itu,” katanya sambil menunjuk seorang pengemis yang sedang meminta-minta.
Keduanya lalu menunggu. Setelah ada orang yang memberi, pengemis itu berdiri dan beranjak pergi.
Baca juga: BERITA TERPOPULER JATIM Kisah Gus Dur Temukan Makam Leluhur hingga Sosok Riris Ghofir Perancang Gaun
Baca juga: Suami Syok Istri yang Meninggal Mendadak Pulang, Pemakaman Sudah Digelar, Fakta Terkuak: Saya Nangis
Baca juga: BOCOR Isi Obrolan Celine-Ustaz Riza di Telepon, Doakan Biar Kuat, Ungkit Stefan yang Tak Balas WA
Gus Miek kemudian mengucapkan salam, pengemis itu pun membalasnya.
“Lho, kok kamu, Gus?!” kata pengemis itu.
“Iya, Mbah,” Sahut Gus Miek.
“Di sana lho, Gus, ada warung murah, tetapi masih ada yang lebih murah lagi,” kata pengemis itu.
“Iya, Mbah. Hanya itu saja Mbah?” Tanya Gus Miek.
“Iya, Gus” jawab pengemis itu sambil berlalu.
Setelah pengemis itu pergi, Gus Miek berkata kepada Miftah.
“Tah, orang itu adalah orang yang terbalik. Terbalik bagaimana, Gus?” tanya Miftah keheranan.
“Maksudnya, kelak di akhiratnya dia tidak seperti itu. Dia kalau tidur seenaknya sendiri, di emperan toko juga sudah biasa. Kyai Mahrus Ali (Lirboyo-Kediri) mencari orang itu dalam dua tahun tidak ketemu, kalau aku sering sekali bertemu dengan dia,” kata Gus Miek.