TRIBUNJATIM.COM - Tragedi tawuran geng motor berdarah di Tambora, Jakarta Barat berhasil diungkap oleh aparat kepolisian.
Sebanyak tiga dari empat pelaku yang terindentifikasi berhasil ditangkap polisi. Sementara satu pelaku masih buron dan menjadi daftar pencarian orang (DPO).
Mirisnya, dua pelaku taruwan geng motor berdarah yang memakan satu korban jiwa tersebut ternyata anak dibawah umur alias bocah.
Sebelumnya, tawuran berdarah geng motor yang melibatkan Geng Balok dan Geng Pesisir 301 terjadi pada Kamis (28/1/2021) di Jalan KH Moh Mansyur, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat.
Pemicunya, diawali saling menantang di media sosial antara Geng Balok yang berada di Tambora dan Geng Pesisir 301 yang ada di Jakarta Utara.
Dari situ, kedua geng motor itu bersepakat bertemu pada Kamis dini hari sekitar pukul 04.00 WIB, yakni Geng Pesisir 301 yang datang menyambangi Geng Balok di Tambora.
Nah, saat bertemu itulah, kedua belah pihak terlibat aksi pelemparan dan pemukulan di TKP, hingga menyebabkan adanya korban tewas.
Detik-detik peristiwa tawuran berdarah geng motor terekam CCTV.
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Ady Wibowo mengatakan ada empat pelaku yang diduga terlibat dalam tewasnya korban.
Tiga dari empat pelaku berhasil diringkus jajaran Reskrim Polsek Tambora.
Ketiga pelaku tersebut berinisial AT (17), DH (17), dan AN (19).
Polisi mengidentifikasi para pelaku dengan berbekal rekaman CCTV serta keterangan warga sekitar yang diperoleh saat olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Awalnya, polisi menangkap satu orang pelaku pada Senin di wilayah Indramayu.
Kemudian, dilakukan pengembangan dan ditangkap dua orang lainnya.
Hasil pemeriksaan, satu orang tersangka ternyata sudah pernah melakukan aksi yang sama sebelumnya.
Namun, korban yang ia tusuk tidak sampai meninggal.
“Satu pelaku sudah dua kali melakukan ini walau tidak sampai meninggal, yang pertama terjadi pada Januari 2020,” kata Ady Wibowo.
Satu Pelaku Ditangkap Saat Tertidur
Polisi berhasil menangkap pelaku tawuran di Jalan KH Mansyur, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat pada Minggu (31/1/2021) lalu.
Pelaku inisial AN (19) ditangkap saat terlelap tidur di rumahnya.
AN terperanjat saat dibangunkan oleh kedatangan anggota polisi berpakaian sipil yang hendak menangkapnya.
Tanpa bisa mengelak lagi, AN pasrah dibawa dari rumahnya di kawasan Rawa Bebek, Penjaringan, Jakarta Utara ke Polsek Tambora, Jakarta Barat untuk diproses hukum.
"Pelaku diamankan saat sedang tidur. Tersangka ini adalah orang yang melukai korban R di bagian kaki," kata Kapolsek Tambora Kompol Faruk Rozi saat dikonfirmasi, Selasa (2/2/2021).
Kanit Reskrim Polsek Tambora AKP Suparmin menambahkan, dari penangkaan AN, pihaknya turut mengamankan sebilah celurit yang digunakan pelaku untuk melukai korban.
"Saat kami tangkap, ada satu celurit yang digunakan pelaku untuk tawuran dan melukai korban R," tegas Suparmin.
Tawuran Dipicu Saling Ejek
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Ady Wibowo menjelaskan aksi tawuran tersebut dipicu dari saling ejek antara geng motor pelaku dengan geng motor korban.
Tawuran yang terjadi di Jalan K.H. Moh Mansyur, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, pada Kamis (28/1) melibatkan Geng Balok yang berlokasi di Tambora dan Geng Pesisir 301 Jakarta Utara.
“Diawali dengan saling menantang di media sosial antara Geng Balok yang berada di Tambora dan Geng Pesisir 301 yang ada di Jakarta Utara,” jelas Ady.
Kedua geng motor itu kemudian bersepakat untuk bertemu pada Kamis dini hari sekitar pukul 04.00 WIB.
Kala itu, Geng Pesisir 301 yang menyambangi Geng Balok di Tambora.
Ketika bertemu, kedua belah pihak terlibat aksi pelemparan dan pemukulan di TKP.
Saat itu, R yang terlibat dalam tawuran diserang menggunakan sebuah celurit oleh anggota dari Geng Pesisir 301 Jakarta Utara.
Ia diserang di bagian punggung, kepala, dada, dan tangan.
“Terdapat luka pada korban di bagian punggung, kepala, dada, tangan, di tangan itu karena menangkis sambitan celurit yang dibawa geng motor wilayah Jakarta Utara,” kata Ady.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Putu Elvina menyayangkan peristiwa tersebut.
Terlebih peristiwa itu melibatkan anak-anak di bawah umur.
Menurutnya penyebab tawuran yang melibatkan anak selama ini ialah karena krisis identitas.
“Satu di antara penyebabnya karena krisis identitas bagi anak,” kata Putu yang juga hadir dalam konferensi pers tersebut.
Pada saat krisis identitas, para remaja akan mengelompokan diri pada kelompok tertentu untuk mudah menguatkan eksistensi mereka.
Sehingga saat berkelompok, mereka juga akan mempublikasikan aksi kekerasan yang dilakukan kelompoknya sebagai bentuk eksistensi. (tribun network/thf/Tribunnews.com/TribunJakarta.com/Wartakotalive.com)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Tawuran Geng Balok vs Geng Pesisir 301 Tewaskan Satu Orang, Gara-gara Saling Ejek & Terekam CCTV