Reporter: Akira Tandika | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Bagi kolektor keris Agus Riyanto, merawat keris sama halnya dengan merawat diri sendiri. Harus rajin, bersih, dan wangi.
Tiga hal itu yang juga ia terapkan dalam merawat keris.
"Karena begini, seperti halnya manusia saja. Kalau nggak rajin mandi, pasti nggak cantik dan ganteng, kan?" ujar Agus dalam pameran Gemstone and Antiques Fair yang digelar di Ciputra World Surabaya, Jumat (19/2/2021).
Untuk merawat keris, Agus biasanya menggunakan minyak melati atau cendana. Selain dapat memberikan aroma wangi bunga, penggunaan minyak dalam perawatan keris untuk menghindari karat.
"Merawatnya cukup disikat atau dilap. Kalau membersihkan dengan cara dilap, harus menggunakan kain. Jangan kapas. Karena serabutnya bisa nyantol di keris," tuturnya.
Agus juga menyarankan, untuk menggunakan sarung tangan saat membersihkan keris.
Baca juga: Kolektor Agus Riyanto Ingin Kenalkan Keris pada Generasi Milenial Sebagai Kekayaan Budaya
Baca juga: Cerita Meranggi Keris di Ponorogo, Menjaga Tradisi di Tengah Modernisasi
Karena terbuat dari logam, bagian keris bisa cukup berbahaya jika dibersihkan tanpa menggunakan sarung tangan.
Sebetulnya, tidak perlu waktu khusus jika ingin membersihkan keris. Namun untuk beberapa kepercayaan, biasanya akan menerapkan hal tersebut.
Hari yang dianggap baik dan cocok untuk membersihkan keris biasanya saat Malam Satu Suro atau Tahun Baru Islam.
"Selain itu, keris juga bisa dibersihkan berdasar weton pemiliknya, Selasa kliwon, Jumat legi, Jumat kliwon, dan ketika bulan purnama," tandas Agus.
Baca juga: Masker Painting Cantik Kreasi Diah Gardenia, Ada Berbagai Motif, Merak Sampai Gegunungan
Baca juga: Wana Wisata Bernah De Vallei, Destinasi Baru di Mojokerto, Suguhkan Keindahan Alam yang Memukau