Reporter: Tony Hermawan | Editor: Heftys Suud
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Pemerintah Kabupaten Lumajang punya Program Ngapling alias ngaspal keliling sejak tahun 2019.
Program ini dicanangkan untuk mengatasi permasalahan jalan rusak, utamanya milik kabupaten.
Namun, hampir dua tahun program itu berjalan, nyatanya masih terdengar nyaring masyarakat mengeluhkan keberadaan jalan-jalan rusak.
Baca juga: 4 Pemuda di Warung Narkoba Sidorame Diperiksa Maraton, Polisi Temukan 0,5 Gram Sabu dari Mereka
Baca juga: Tak Sembarangan Sosok Yulisa Baramuli, Istri Bergaji Tinggi, Pantas Anak Presiden BJ Habibie Luluh
Terkait itu, Humas Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Lumajang, Subowo mengatakan, pihaknya setiap hari selalu menerjunkan anggotanya mencari jalan rusak atau berlubang untuk diperbaiki.
Namun, untuk mencegah jalan kembali rusak bukan perkara mudah.
"Jalan kabupaten punya panjang 1109 kilometer. Kami selalu mengupayakan perbaikan-perbaikan, tapi setelah selesai, kami tidak punya wewenang mengawasi jalan itu dilewati truk melebihi muatan atau tidak," kata Subowo, Senin (15/3/2021).
Lebih lanjut, katanya, kadang masyarakat juga menyemaratakan seluruh ruas jalan yang rusak musti ditangani kabupaten.
Padahal status jalan dikelompokkan berdasarkan tiga ototoritas yakni nasional, provinsi, dan kabupaten.
"Kadang-kadang masyarakat semua jalan yang rusak dikeluhkan ke kami. Padahal setelah dicek itu milik provinsi atau nasional ya kami hanya bisa melalukan upaya koordinasi dengan instansi terkait," ujarnya.
Baca juga: Pekerja Restoran Nyambi Jualan Sabu, Diringkus Polres Nganjuk Saat Tunggu Pembeli di Stasiun KA
Baca juga: Polres Batu Bakal Gelar Perkara Kasus Tewasanya 2 Mahasiswa Peserta Diklat UKM Pagar Nusa
Subowo menyatakan sejauh ini, pihaknya sudah menindak jalan rusak milik kabupaten sebanyak 82,15 persen. Sementara yang masih rusak 17,85 persen.
Sementara itu, ia juga menjelaskan bahwa tidak semua jalan kabupaten bisa diperbaiki maksimal dengan program ngapling.
Sebab, program ini hanya untuk perbaikan darurat saja.
"Ngapling itu hanya memperbaiki jalan rusak di bawah 15 persen. Misal jalan sepanjang 1 kilometer rusak yang mampu kami perbaiki hanya sepanjang 100 meter selebihnya perlu perbaikan lebih lanjut," tukasnya.