Video itu diunggah di Instagram akun @ala_nu. Usai berbelanja, Gus Baha dan anak istrinya itu langsung meninggalkan minimarket menggunakan sepeda motor.
Yang menjadi menarik, sebelum pulang ada pengunjung lain yang datang dan seperti biasa mencium tangan ulama karismatik tersebut.
Pada unggahan itu, akun memberikan keterangan yang biasa diucapkan Gus Baha saat mengisi pengajian atau tausiyah,
"Hidup itu tidak usah dibuat sulit, tidak usah ruwet. Asal tidak maksiat, bisa menjadi pribadi yang menyenangkan dan bermanfaat bagi banyak orang, serta tidak mengusik hidup orang lain, itu sudah cukup," isi kutipan Gus Baha.
Murid kesayangan didikan almarhum KH Maemun Zubair atau Mbah Moen ini selalu menyampaikan kajian secara santun dengan penjelasan tafsir-tafsir yang mudah dipahami.
Ulama asal Rembang, Jawa Tengah ini juga terkenal karena kesederhanaan dan kerendahan hatinya. Ketika tampil di acara bincang-bincang Gus Baha mengaku tidak memiliki ponsel pintar atau media sosial.
Hal ini cukup mengejutkan, mengingat konten-konten tentang Gus Baha selalu mampu menarik perhatian warganet hingga viral di media sosial.
"Jadi komitmen hati saya itu hanya untuk mengenalkan bahwa ajaran Allah ini indah, ajaran Allah itu solusi. Saya ndak pernah kepikiran kalau itu jadi viral atau jadi terkenal. Sampai sekarang pun saya ndak tahu kalau itu terkenal, saya ndak punya WA, saya ndak mau dengar," ungkapnya.
Gus Baha yang lahir pada 15 Maret 1970 ini merupakan putra dari pasangan ulama ahli Alquran, yakni KH Nursalim al-Hafizh dan Hj Yuchanidz Nursalim.
Selain aktif di pengajian, Gus Baha tergabung di Lembaga Tafsir Alquran Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Beliau merupakan bagian Tim Lajnah Mushaf UII yang terdiri dari para Profesor, Doktor, dan Ahli Alquran dari seluruh Indonesia.
Selain itu beliau merupakan satu-satunya tokoh di jajaran Dewan Tafsir Nasional yang memiliki latar belakang pendidikan non-formal dan tidak mempunyai gelar. Gus Baha juga merupakan pengasuh pondok Pesantren Tahfidul Qur'an LP3IA dan sejak tahun 2006 mengasuh pengajian tafsir Al Quran di Bojonegoro, Jawa Timur.
Berkat sosoknya yang kharismatik dan mampu menyampaikan tafsir-tafsir secara jelas dan mudah dipahami, kajian Gus Baha tidak hanya dinikmati kalangan santri, namun juga masyarakat umum.
Gus Baha merupakan pribadi yang sangat sederhana. Keseharian beliau jauh dari kemewahan. Dalam menjalani kehidupannya, beliau mempunyai beberapa Filosofi Hidup. Inilah filosofi hidup Gus Baha yang dilansir dari beranda laduni.id.
"Posisi apapun sama sekali bukan tujuan. Tidak menjadi apapun juga tidak masalah. Tidak kenal orang juga tidak masalah. Tidak di akui keberadaannya juga tidak masalah. Tidak dihormati juga tidak masalah. Justru bisa bersembunyi dari perhatian banyak orang malah lebih leluasa dan santai."
"Mendapatkan penghormatan bukan berarti kesuksesan. Menghormati belum tentu karena betul-betul memiliki rasa hormat. Bisa aja orang yang menghormati kita karena takut, karena diharuskan, karena mereka bekerja untuk kita, mereka butuh sama kita atau supaya terlihat pantas saja."