Kapal Selam KRI Nanggala 402 Tenggelam

'Merinding, Merangkak Pegang Pintu' Kesaksian Awak Kapal Alami Blackout di KRI Nanggala 402: Putus

Penulis: Ani Susanti
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI Kapal Selam - Inilah cerita Laksamana Muda Iwan Isnurwanto saat menjadi awak kapal KRI Nanggala-402.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi

TRIBUNJATIM.COM - Inilah kesaksian awak kapal alami blackout di KRI Nanggala 402.

Saat bercerita, sang awak kapal mengaku merinding mengingat kejadian di KRI Nanggala 402 kala itu.

Lalu, terungkap penyebab blackout KRI Nanggala 402 di masanya itu.

Cerita menegangkan itu dibagikan Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) Laksamana Muda Iwan Isnurwanto.

Dalam konferensi pers, Selasa (27/4/2021), Iwan menyampaikan, dirinya pernah mengalami situasi blackout saat menjadi awak KRI Nanggala 402.

"Saya waktu mengawaki Nanggala pun pernah mengalami hal yang serupa namanya blackout," kata Iwan, dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Rabu (28/4/2021).

Baca juga: Terkuak Cara Angkat KRI Nanggala 402 dari Kedalaman 838 M, Masih Ada yang Tersisa? Harapan Keluarga

Iwan bercerita, situasi blackout itu terjadi pada tengah malam ketika ia sedang beristirahat di tempat tidur bertingkat.

Iwan yang berada di tempat tidur tingkat tiga pun langsung melompat karena kapal mulai miring dan 'merosot' dalam waktu cepat.

"Posisinya adalah yang belakang ini langsung turun sampai (kemiringan) 45 derajat bisa lebih, langsung (turun) begini, tidak sampai dengan 10 detik itu (turun) sampai dengan 90 meter," kata Iwan.

Baca juga: Nanggala Kapal Terbaik Indonesia Terbelah 3, Menhan Siap Boyong 2 Kapal Baru, Lihat Kekuatannya

Kondisi dalam kapal pun gelap dan menyisakan lampu darurat yang masih menyala.

Iwan menuturkan, saat itu komandan kapal memerintahkan awak untuk bergerak menuju haluan kapal atau bagian depan kapal dengan merangkak karena kapal miring 45 derajat.

"Jadi lorong itu kita merangkak, mohon maaf ini saya merinding semua karena saya pernah mengalaminya, merangkak megang itu pintu-pintu itu sampai ke depan," ujar Iwan.

Baca juga: Kondisi Mengerikan di Laut Kedalaman 838 M Tempat KRI Nanggala-402 Ditemukan, Ada Ikan Raksasa Ini

Masalah tersebut akhirnya diatasi setelah kepala kamar mesin (KKM) yang saat itu bertugas menghembuskan tangki pemberat pokok dan tangki tahan tekan sehingga kapal selam bergerak naik.

Iwan mengatakan, kapal selam saat itu mengalami blackout karena ada salah satu sekring (fuse) yang terputus.

"Apa masalahnya? Ada satu fuse yang putus, padahal kita enggak tahu fuse itu di mana. Tapi karena kecanggihan KKM pada saat itu, langsung bisa ketahuan langsung bisa diperbaiki. Alhamdulillah saat itu," kata Iwan.

KRI Nanggala-402 pertama kali diketahui hilang kontak pada Rabu (21/4/2021).

Pada Minggu (25/4/2021), KRI Nanggala-402 dinyatakan berstatus subsunk (tenggelam).

Hingga kini, tim SAR masih terus berusaha untuk mengangkat bangkai kapal ke permukaan. Rencananya, 53 jenazah personel KRI Nanggala-402 akan dievakuasi ke Surabaya, Jawa Timur.

Baca juga: Terpukul Suami Gugur Bersama Si Monster Bawah Laut, Istri Operator Radar KRI Nanggala Enggan Makan

TNI AL pun memastikan akan melanjutkan proses evakuasi KRI Nanggala-402 yang telah dinyatakan tenggelam di perairan utara Bali itu.

Kendati demikian proses evakuasi badan kapal selam buatan Jerman itu tak mudah lantaran berada di kedalaman 838 meter di bawah permukaan laut.

Badan KRI Nanggala-402 juga terbelah menjadi tiga bagian.

Asisten Perencanaan dan Anggaran Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Muda Muhammad Ali mengatakan rencana evakuasi KRI Nanggala-402 tengah disiapkan secara matang.

Ia mengatakan terdapat sejumlah metode yang bisa digunakan untuk mengangkat badan KRI Nanggala-402.

Di antaranya yakni dengan mengaitkan badan kapal selam lalu diangkat ke permukaan laut secara perlahan dengan menggunakan mesin pengangkat maupun balon udara.

Namun, ia menekankan, metode-metode yang akan digunakan sangat bergantung pada kedalaman laut tempat kapal selam tersebut berada.

"Ini juga sangat mempengaruhi faktor tingkat kesulitan dari pengangkatan kapal tersebut," ujar Ali, dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com.

Baca juga: Pria Komentar Cabul Soal Istri Awak KRI Nanggala 402, saat Diciduk Polisi Nangis, Berkilah Dibajak

Selain soal kedalaman, kondisi kapal yang sudah terbelah menjadi tiga bagian juga berpengaruh pada upaya mengangkat kapal.

"Kalau sudah hancur agak sulit mungkin untuk mengangkat, mungkin angkatnya seperti Kursk (kapal selam Rusia) itu, dia dirusak sekalian tapi dia bisa terangkat sebagian besar," kata dia.

Ia menambahkan, upaya mengangkat kapal selam dari bawah laut juga membutuhkan kerja sama dengan negara-negara lain, berkaca dari upaya Rusia saat mengangkat kapal selam Kursk yang tenggelam pada 2000 lalu

Adapun sejumlah kapal bantuan dari negara lain telah tiba dan turut membantu proses pencarian KRI Nanggala-402.

Salah satunya yakni MV Swift Rescue milik Angkatan Laut Singapura.

"Jadi selain dengan asetnya sendiri, dibantu oleh aset dari luar, itu negara sekelas Rusia yang sudah membuat kapal selam dan mengoperasikan kapal selam," ujar Ali.

Berita lain terkait Kapal Selam KRI Nanggala 402 Tenggelam

Berita Terkini