Berita Viral

Mengenal Sianida, Racun dalam Paket Sate Misterius Tewaskan Naba, Dijual Bebas, Bau Mirip Almond

Penulis: Alga
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Naba, anak driver ojol yang tewas makan sate beracun potasium sianida yang mematikan

Penulis: Alga Wibisono | Editor: Mujib Anwar

TRIBUNJATIM.COM - Ternyata sasaran utama wanita misterius pengirim paket sate beracun adalah penyidik senior di Satreskrim Polresta Yogyakarta.

Diketahui, paket sate beracun tersebut dikirim pada Minggu (25/4/2021) lalu, oleh seseorang yang kini masih misterius.

Fakta baru terkait paket sate beracun yang menewaskan bocah SD berinisial NFP (8), anak dari driver ojek online pun mulai terkuak.

Hal itupun dibenarkan oleh Kasubbag Humas Polresta Yogyakarta, AKP Timbul Sasana Raharja, kepada Tribun Jogja (grup TribunJatim.com ), Minggu (2/5/2021).

Ia menjelaskan, penyidik yang dimaksud berinisial T berpangkat Aiptu.

T kini masih berstatus sebagai penyidik senior di Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Yogyakarta.

"Betul, yang bersangkutan adalah penyidik senior di Reskrim Polresta Yogyakarta, pangkatnya Aiptu," jelas Timbul.

Baca juga: Akhir Nasib Wanita Misterius Pengirim Sate Beracun via Ojol, Terancam Pidana Mati? Polisi: Kantongi

Timbul mengatakan, ratusan kasus kriminal pernah ditangani oleh T.

Namun saat ditanya perihal kasus kriminal paling krusial yang pernah ditangani oleh T, Timbul belum memastikan lebih lanjut.

"Belum tahu pasti kalau itu, banyak ya," kata Timbul.

Penelusuran Tribun Jogja, T pernah mendapatkan penghargaan dari Polda DIY pada tahun 2017 sebagai penyidik terbaik.

Timbul pun membenarkan adanya informasi tersebut dan menegaskan bahwa T memang penyidik senior dengan kinerja yang baik.

"Ya karena sudah senior di Reskrim Polresta, artinya memang bisa bekerja," terang dia.

Namun demikian, Timbul belum memastikam sudah berapa lama T bertugas sebagai penyidik di Satreskrim Polresta Yogyakarta.

"Kalau itu belum tahu pasti, yang jelas dia sudah senior," tegasnya.

Menurut Timbul, selama mengabdi di jajaran Satreskrim Polresta Yogyakarta, T dikenal ramah dan baik kepada siapa pun.

Ia pun cukup terkejut lantaran ada seseorang yang mengirim paket sate beracun ke rumahnya.

Yang pada akhirnya justru salah sasaran dan menelan korban bocah berusia 10 tahun bernama Naba Faiz Prasetya, Warga Bangunharjo, Sewon, Bantul.

"Dia dikenal ramah, dan biasa-biasa saja dengan rekan-rekan di Polresta."

"Kalau untuk alasan mengapa dikirimi sate beracun, ya itu kewenangan penyidik yang menangani," pungkasnya.

Target asli wanita misterius yang kirim sate beracun lewat ojol (Facebook - Shutterstock/onyengradar)

Kini, polisi bergerak cepat untuk segera mengungkap kasus sate beracun, yang menewaskan NFP, anak dari pengemudi ojek online (ojol) di Bantul, Bandiman.

Hingga saat ini, sekitar lima orang saksi telah diperiksa kepolisian.

Polisi pun mengklaim telah mengantongi ciri-ciri terduga pelaku.

Hal itu berdasar keterangan saksi-saksi, penerima paket, hingga rekaman kamera pengintai (CCTV) yang dikumpulkan pihak kepolisian.

Meski demikian, polisi masih membutuhkan waktu untuk melakukan pendalaman lebih lanjut.

Sebab, ada dugaan pelaku lebih dari satu orang.

"Kami sudah kantongi ciri-ciri pelaku."

"Tapi mungkin (pelakunya) bisa lebih dari satu orang," kata Kapolres Bantul, AKBP Wachyu Tri Budi Sulistyono, Sabtu (1/5/2021).

Hingga kini, pihaknya terus bergerak cepat dengan memeriksa lebih banyak saksi.

Naba, anak driver ojol yang tewas karena sate beracun (Facebook via TribunBanten)

Polisi juga telah memastikan jenis racun yang terdapat dalam paket makanan berisi sate tersebut.

Kepastian tersebut didasarkan pada hasil pemeriksaan dari laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi, Dinas Kesehatan DIY.

Menurut Wachyu, sate misterius yang dimakan korban Naba Faiz Prasetyo positif mengandung racun potasium sianida.

"Hasil laboratorium, iya, positif sianida."

"Racunnya potasium sianida," kata Wachyu.

Menurutnya, racun jenis ini memang mematikan.

Terlebih, jika dikonsumsi dalam jumlah besar.

Ia menyebut, beberapa contoh yang menyerupai ada dalam kandungan potas.

Racun ini biasa digunakan untuk membunuh ikan.

Meski kandungannya mematikan, kata dia, potasium sianida bisa didapat dengan mudah.

Bahkan, dijual bebas juga secara online.

"Racun sianida ini juga dijual online, banyak. Dijual secara bebas," imbuhnya.

Kasus paket sate beracun misterus dan ayah korban, Bandiman (TribunJatim.com)

Ahli Forensik Universitas Gadjah Mada (UGM), dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF mengungkapkan, potasium sianida adalah jenis racun yang banyak beredar bebas.

Biasanya, racun itu digunakan sebagai obat hama atau tikus.

"Sianida adalah senyawa kimia yang mengandung gugus C dan N, dengan atom atom C terikat 3 atom N," katanya kepada Tribun Jogja, Sabtu (1/5/2021).

Menurut dia, jika sianida masuk ke dalam tubuh dalam jumlah besar, maka sianida itu akan mencegah sel menggunakan O2 atau oksigen.

Dari situ, sel-sel akan mati.

"Dalam jumlah yang kecil, sianida akan menimbulkan gejala mual, muntah, sakit kepala, pusing, gelisah, napas sesak, dan tubuh lemas," paparnya.

Kemudian, jika sianida masuk ke dalam tubuh dengan jumlah besar, maka itu akan menyebabkan denyut nadi lambat dan hilang kesadaran.

"Korban juga bisa kejang, kerusakan paru, gagal napas, yang akhirnya akan meninggal."

"Dosis letalnya 1,5mg/kg berat badan," katanya lagi.

Masih berdasarkan keterangan dr Lipur, dosis letal merupakan dosis yang sudah di ambang batas atas tubuh orang yang mengonsumsi.

Hitungannya, jika si anak memiliki berat badan 30 kg, maka dosis letalnya sekitar 45 gram.

"Si ibu yang juga menyantap sate, kemungkinan dia makan dengan porsi sedikit. Sehingga, ibu selamat," tambah Lipur.

Menurut teori, sianida memiliki bau seperti kacang almond, tidak berwarna dan pahit.

- Baca berita viral lainnya

Berita Terkini