Penulis: Alga Wibisono | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM - Baim Wong yang mulanya berniat membantu sebuah komunitas disabilitas di wilayah Bondowoso tiba-tiba langsung ragu.
Pasalnya, sang pria disabilitas yang datang menemui Baim Wong rupanya punya maksud lain untuk pribadinya sendiri.
Ia tak hanya menyampaikan kabar kebutuhan yang diperlukan disabilitas di Bondowoso.
Namun, rupanya ia juga meminta tolong Baim Wong untuk kepentingan pribadinya.
Baim Wong pun langsung drop mendengar ceritanya dan urung membantu.
Baca juga: Bocor Curhat Billar ke Kakak di Jepang Soal Niat Nikahi Lesty, Sempat Ragu? Novi: Dari Tahun Lalu
Awalnya, seorang pria disabilitas datang ke kantor Baim Wong.
Ia membawa pesan dari komunitas disabillitas yang sedang berharap datangnya bantuan.
Baim Wong pun tak percaya begitu saja dan berupaya untuk memastikan.
Ia bahkan menelepon ketua komunitas disabilitas tersebut.
"Biasanya diperluin sembako tuh berapa jumlahnya?" tanya Baim Wong ke Siddik, seperti dikutip dari tayangan di channel YouTube Baim Paula.
Siddik menyerahkan semuanya ke Baim Wong.
"Tergantung Mas Baim yang mau ngasih berapa, ya anak-anak di data ya itu, kalau di data semua ya banyak," kata Siddik.
Baim Wong kemudian memutuskan untuk memberi sembako.
"Nanti kita kasih sembako mau yah," kata Baim Wong.
Tak habis dari tawaran Baim, Siddik pun mulai mengurai kepentingannya.
"Silakan, tapi saya mau minta tolong sama Mas Baim, untuk pribadi saya sendiri."
"Untuk usaha tembakau di kampung, beli tembakau jual lagi, proses di rumah jual lagi," kata Siddik.
"Butuh modal berapa?" tanya Baim Wong.
"Ya minimal 10-an (Rp10 juta) gitu, terserah Baim mau ngasih berapa, silakan, yang penting saya bisa pulang untuk anak-anak di kampung saya," kata Siddik.
Baca juga: Natasha Wilona Ngamuk Verrell Bramasta Bongkar soal Ciuman, Lelah Jadi Bahan Konten, Wilo: Gak Kapok
Saat inilah, Baim Wong mulai kehilangan kepercayaan untuk Siddik.
Baim Wong berujar, bila Siddik memiliki kepentingan sendiri, bagaimana ia bisa menjaga keperluan komunitas disabilitas.
"Kalau saya mau ngasih buat orang di sana gimana saya bisa bicara, kalau bapak juga butuh untuk tembakau?"
"Jadi gimana saya enggak atau tuh gimana misahinnya, gimana? Kalau bapak niat ke sini buat temen, saya tergeraknya dari situ sih."
"Tapi kalau bicara kepentingan pribadi pekerjaan, bapak sama aja sama orang yang datang ke tempat saya," kata Baim Wong.
Siddik masih berdalih ia tak menekan Baim Wong memberinya uang Rp10 juta untuk modal usaha.
"Saya kan enggak nekan kaya gini yah, seikhlasnya Baim, bukan saya nekan Rp10 juta, ndak," kata Siddik.
Baim Wong pun berupaya memahami maksud Siddik meminta modal usaha.
Namun Baim Wong bersikukuh, bila ia memberi modal usaha untuk Siddik, nantinya pasti akan ada lagi yang datang dengan tujuan yang sama.
"Saya ngerti banget, cuma, kalau misalkan saya kasih, saya kembali mengajarkan ke orang yang nonton itu sesuatu hal yang tidak benar."
"Kalau saya kasih, besok akan datang lagi (orang minta bantuan). Saya tadi tergeraknya karena bapak peduli sama teman di sana."
"Karena saya pengin tahu, hatinya, orang di sana, saya pengin tahu banget," kata Baim Wong.
Baca juga: Annisa Pohan Dulu Tinggal di Rumah Sederhana Sarang Biawak, Kondisi Dapurnya Sempit, Cuma Seadanya
Bukan lagi modal usaha, kali ini Siddik justru meminta sepeda motor untuk keperluan sehari-harinya.
"Ya tapi kan saya buat sehari-hari kaki, sepeda gitu yang jelek aja di kampung, untuk ke sawah."
"Kalau untuk usaha nanti itu saya apa kata Allah yang ngasih rezeki, saya di kampung, untuk ngasih sepeda jelek harga Rp2 juta gitu," kata Siddik.
Baim Wong mulai mempertimbangkan niat awalnya membantu komunitas disabilitas.
"Saya jadi bingung," kata Baim Wong.
"Saya bukan rekayasa, bukan ini itu sama Baim, bukan punya permainan, enggak," kata Siddik.
Baim Wong menekankan bahwa dirinya sama sekali tak punya kecurigaan apapun pada Siddik.
Yang ditekankan Baim Wong adalah etika dan kebiasaan yang nantinya tercipta bila ia membantu.
"Pak, saya itu tidak ada pikiran negatif sama sekali yah, dari cara ketemu dari awal."
"Cuma saya suka menolak orang yang suka mementingkan kepentingan pribadi dia untuk datang ke saya."
"Karena kalau misal saya iyain, akan berapa banyak orang (datang ke sini)?" kata Baim Wong.
Baim Wong mengatakan, sejak awal ia tergerak karena Siddik berjuang demi rekan disabilitas.
"Tadi tuh jujur, saya mau tergerak ke arah sana, dan udah jauh banget saya mikirnya."
"Maaf banget, Pak, ketika bapak bilang mau untuk usaha dan nominal itu disebutkan, saya langsung drop," kata Baim Wong.
Baim Wong masih berupaya berpikiran positif soal tujuan Siddik meminta bantuan modal usaha.
"Cuma langsung saya drop, saya lebih tergerak karena orang yang bapak peduli, lain lagi terserah jumlahnya sangat gede sekali," kata Baim Wong.
"Saya tergerak banget sih sama Bapak, mulia benget yah, jauh-jauh ke sini untuk peduli sama mereka semua."
"Itu bagi saya gila sih, itu contoh yang sangat bagus banget. Buat pelajaran kita sama-sama," kata Baim Wong.
Meski begitu, Baim Wong tetap memberi bantuan pada Siddik.
Baim mengganti uang jual motor yang dipakai Siddik untuk ke Jakarta.
Baim Wong juga memberi ongkos untuk Siddik pulang ke Bondowoso.
Selain itu, Baim Wong juga menitipkan bantuan untuk komunitas disabilitas ke Siddik.
Uang sebesar Rp2,5 juta tersebut dititipkan Baim Wong pada Siddik untuk komunitas disabilitas.
Berita tentang Baim Wong