TRIBUNJATIM.COM - Ada cerita menarik menjelang lahirnya Supersemar yang diciptakan oleh Presiden Soekarno pada masa itu.
Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) seolah menjadi titik peralihan kepemimpinan Soekarno kepada Soeharto.
Ternyata, jauh dari ingatan masyarakat, ada beberapa kisah yang tak banyak disadari dan diingat.
Misalnya saja, momen ketika Soekarno begitu ketakutan.
Ternyata, jelang lahirnya Supersemar, Soekarno ketakutan karena Istana Negara dikepung pasukan liar.
Baca juga: Perwira TNI AU Takut Bukan Main Saksikan Pesawat Jatuh & Meledak di Depan Soekarno, Tewaskan 1 Pilot
Pasukan tersebut bukan sembarang pasukan yang saat itu keberadaannya seolah tiba-tiba dan sangat mengejutkan.
Seperti dilansir dari Kompas.com, kisah ini berawal dari hari Jumat, 11 Maret 1966.
Hari itu menjadi hari biasa yang seharusnya dinikmati oleh Presiden Soekarno.
Hari itu yang biasa bagi Presiden Soekarno dalam memimpin rapat kabinet di Istana Merdeka.
Semua menteri hingga kepala lembaga diperintahkan wajib hadir dalam rapat paripurna pertama Kabinet 100 menteri yang merupakan hasil reshuffle Kabinet Dwikora yang didemo mahasiswa.
Dikutip dari buku Presiden (daripada) Soeharto, pagi-pagi sekali, Soekarno meminta para pembantunya hadir ke istana untuk menghindari aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa.
Rapat dimulai pada pukul 09.00 WIB, meski ada beberapa menteri yang terlambat datang karena dihadang mahasiswa di jalan.
Baca juga: Ketakutan Penerjemah ke Soekarno Saat Tahu Pertanyaan Che Guevara Soal Wanita, Sampai Mau Pingsan
Soeharto, yang kala itu menjabat sebagai menteri/Panglima Angkatan Darat, tidak bisa hadir karena sakit.
Untuk itu, Soekarno memerintahkan Pangdam V Jaya Brigjen Amir Mahmud untuk ikut sidang kabinet sebagai sandera apabila terjadi sesuatu.
Sepuluh menit rapat berjalan, Komandan Cakrabirawa Brigjen Sabur, mengirim nota kepada Brigjen Amir Mahmud yang menyatakan ada pasukan liar di luar istana.