Muktamar NU

Sah, KH Miftachul Akhyar Kembali Menjadi Rais Aam PBNU Periode 2021-2026 dalam Muktamar NU ke-34

Penulis: Galih Lintartika
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar saat pidato pembukaan (khutbah iftitah) Muktamar NU ke-34 yang dibuka Presiden Joko Widodo, di Bandar Lampung, Rabu (22/12/2021).

KH Miftachul Akhyar pernah mondok di beberapa pondok pesantren, mulai Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, Pondok Pesantren Rejoso, Jombang, Jawa Timur.

Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur, Pondok Pesantren Lasem, Jawa Tengah, Majelis Ta’lim Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Makki Al- Maliki di Malang, tepatnya ketika Sayyid Muhammad masih mengajar di Indonesia.

KH Miftachul Akhyar adalah pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya, sebuah paku bumi bagi Kota Surabaya, ibu kota Jawa Timur dengan penduduk yang mayoritas nahdliyin.

Prof Dr H Zainal Abidin, sebagai perwakilan Ahwa menyampaikan, musyawarah untuk menentukan Rais Aam PBNU berjalan sangat akrab dan penuh kekeluargaan.

Menurut dia, rapat penentuan Rais Aam PBNU dipimpin langsung Wapres KH Ma'ruf Amin. Dalam rapat itu disepakati yang lebih tua yang lebih baik.

Ahwa sepakat untuk memberikan amanah Rais Aam PBNU kepada KH Miftachul Akhyar tanpa ada paksaan sesuai aspirasi peserta Muktamar NU ke-34.

"Sesepuh kiai sepakat dalam rapat yang penuh kesantunan itu, dan tidak ada perbedaan menunjuk KH Miftachul Akhyar menjadi Rais Aam PBNU," tambahnya.

Ia juga menyampaikan, syarat menjadi Rais Aam PBNU diharamkan untuk merangkap jabatan apapun selain fokus syiar untuk jamiyah Nahdlatul Ulama (NU).

Berita Terkini