Gunung Semeru Erupsi

Jembatan Putus Belum Juga Dibangun, Siswa di Lumajang Nekat Seberangi Endapan Lahar

Penulis: Tony Hermawan
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswa dan warga melintasi jalur alternatif untuk bisa menyeberangi Sungai Regoyo di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Lumajang, Selasa (25/1/2022).

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan

TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Jembatan limpas di atas Sungai Regoyo, Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Lumajang, yang terputus akibat banjir lahar Gunung Semeru belum juga diperbaiki.

Warga pun nekat menyeberangi sungai dengan berjalan di atas endapan material lahar yang mulai mengeras.

Seperti yang dilakukan Rama, siswa SDN Jugosari III. Ia nekat menyeberangi Sungai Regoyo untuk pergi ke sekolah, karena tidak ada akses lain. 

Rama menyeberangi sungai bersama teman-temannya dengan berjalan di atas endapan pasir yang mulai mengeras. Mereka harus ekstra hati-hati melintasi jalan ini, karena ada banyak bebatuan melintang.

Meski butuh perjuangan, wajah bahagia terpancar dari mereka. Maklum saja, pasca jembatan limpas itu putus, mereka sudah hampir satu bulan tidak bisa pergi ke sekolah. 

"Ada banyak batu-batu tapi senang bisa sekolah lagi," kata Rama, Selasa (25/1/2022).

Diketahui, petugas dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas telah melakukan penanganan darurat terhadap jembatan limpas. Pihaknya membuat pengalihan arus sungai dengan membuat tanggul dari material pasir dan batu. Letaknya di sebelah bangunan jembatan yang putus.

Panjang tanggul kurang lebih berukuran 30 meter. Tujuan tanggul darurat tersebut dibuat supaya arus sungai tidak mengalir ke arah jembatan yang putus. Selain itu, warga juga bisa memanfaatkannya menjadi akses jalan darurat.

Meski begitu, banyak warga mengaku penanganan ini masih membahayakan. Sebab, jika sewaktu-waktu banjir lahar kembali datang, jalan alternatif bisa rusak. Sebab tanggul pengalihan arus hanya dibuat dari tumpukan pasir dan bebatuan. 

"Seharusnya tanggul itu dibuat bronjongan. Karena banjir lahar itu sangat deras, jembatan aja putus apalagi cuma tanggul darurat," kata Yudi, salah seorang warga.

Koordinator lapangan BBWS Brantas, Nur Afandi mengatakan, pihaknya sudah mengkaji biaya penanganan jembatan tersebut. Rencananya jembatan akan dibuat lebih kukuh agar tahan dari hantaman banjir lahar.

Meski begitu, Nur Afandi belum bisa memastikan kapan pembangunan jembatan tersebut akan dilakukan.

"Kami gak bisa memastikan sebulan atau dua bulan ke depan. Yang jelas semua kerusakan akibat erupsi jadi prioritas," ujarnya.

Berita Terkini