Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin
TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Dua ular masuk ke permukiman warga berbeda di Kabupaten Trenggalek, Selasa (22/2/2022).
Ular pertama yang dilaporkan masuk ke rumah warga adalah ular yang biasa disebut warga sekitar dengan nama tapak angin.
Ular ini ditemukan di rumah Bayu di Kelurahan Kelutan, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek.
Saat ditemukan, ular tersebut dalam kondisi melingkar di sekitar pintu utama rumah.
Mengetahui ada ular di rumahnya, pemilik rumah langsung menghubungi petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Trenggalek.
Baca juga: Sekjen PPP Sebut Kontribusi Besar Ponpes Lirboyo saat Ziarah ke Makam Pendiri Ponpes di Kediri
"Petugas kami langsung datang ke lokasi dan mengevakuasi ular tersebut," kata Kepala Satpol PP dan Damkar Kabupaten Trenggalek Triadi Atmono.
Ular sepanjang kira-kira dua meter tersebut kemudian diamankan ke Markas Satpol PP dan Damkar dalam kondisi hidup.
Ular kedua yang masuk ke kawasan pemukiman warga adalah ular jenis piton.
Ular sepanjang 4,5 meter itu bersarang di kandang ayam milik Agus Suprapto di Kelurahan Ngantru, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek.
Triadi mengatakan, ular tersebut kemungkinan besar telah memangsa beberapa ekor ayam dari kandang.
Hal itu bisa dilihat dari bentuk tubuh ular yang membesar di beberapa sisi.
"Kalau dilihat dari perutnya, ular ini sudah memangsa (ayam) yang ada di kandang," kata dia.
Tim Damkar yang menerima laporan adanya piton di kandang ayam itu langsung bergerak mengevakuasi.
Sama dengan tapak angin, ular piton ini juga dibawa ke Markas Satpol PP dan Damkar dalam kondisi hidup.
"Ular-ular ini akan kami lepas ke habitatnya yang jauh dari permukiman warga," kata Triadi.
Melihat banyaknya temyan ular masuk ke pemukiman, pihaknya mengimbau agar masyarakat berhati-hati.
Apabila menemui adanya ular di rumah atau pemukimannya, ia meminta agar mereka segera menghubungi petugas Damkar.
Hal itu utamanya penting bagi masyarakat yang awam soal hewan melata itu.
"Akan sangat berbahaya apabila ular berbisa dan berbahaya ditangani dengan cara yang keliru," ujarnya. (fla)
Kumpulan berita Trenggalek terkini