نويت الاعتكاف لله تعالي
Nawaitul I’tikaf Lillahi Ta’ala
Kedua, diam di dalam masjid dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh orang yang sedang beritikaf.
Sebagaimana firman Allah SWT :
“…Tetapi, jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beri’tikaf dalam masjid.” (QS Al-Baqarah: 187).
Orang yang melakukan itikaf harus muslim, berakal, suci dari hadast besar (ada pendapat yang mengatakan bahwa hadast kecil juga membatalkan itikaf), dan harus di masjid.
Itikaf dimulai jam berapa?
Satu di antara yang sering ditanyakan ialah itikaf dimulai jam berapa?
Adapun penjelasannya sebagai berikut.
Dilansir dari Banjarmasin Post, waktu itikaf dimulai ketika matahari terbenam pada malam ke-21 (atau ke-20 jika Ramadannya 29 hari) hingga habis Ramadan, yakni saat matahari terbenam pada malam Hari Raya Idul Fitri.
Lebih diutamakan jika ia meneruskan hingga salat Idul Fitri dan baru meninggalkan masjid setelah salat Idul Fitri.
Waktu itikaf sunnah suka rela atau tidak dibatasi.
Menurut mazhab Hanafi dan Hanbali, meskipun waktunya singkat, seseorang yang berdiam diri di masjid dengan niat itikaf maka itu termasuk itikaf.
Namun menurut mazhab Maliki, waktu beritikaf minimal adalah sehari semalam.
Baca juga: Tata Cara Itikaf yang Benar untuk Meraih Lailatul Qadar, Simak Penjelasan Ustaz Khalid Basalamah
Menurut mazhab Syafii, waktu itikaf minimal adalah bisa disebut menetap atau berdiam diri di masjid, yaitu lebih panjang dari ukuran waktu tuma’ninah saat ruku’ atau sujud.