Ramadan 2022

Asal Usul Tradisi Halal Bihalal dan Sungkeman, Punya 2 Arti dalam KBBI, Biasa Dilakukan saat Lebaran

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hari Raya Idul Fitri sering dibarengi dengan halal bihalal.

Kegiatan sungkeman kemudian berkembang.

Sungkeman biasanya dilakukan saat Lebaran dan dimulai dari orang yang lebih muda untuk meminta restu dan maaf pada orang yang lebih tua.

Secara teknis, cara sungkem Lebaran dapat digambarkan dengan duduk bersimpuh atau berjongkok sambil mencium tangan orang yang lebih tua, dikutip dari laman Desa Rejuno Kabupaten Ngawi.

Istilah sungkem berasal dari Bahasa Jawa yang berarti sujud atau tanda bakti.

Sungkeman adalah prosesi adat yang dilakukan oleh seseorang yang biasanya lebih muda kepada orang yang lebih tua dengan tujuan sebagai bentuk penghormatan ataupun sebagai bentuk permintaan maaf.

Selain sungkeman, juga ada istilah yang disebut dengan lahir batin.

Hal ini juga sering dilakukan oleh anak-anak hingga dewasa.

Lahir batin dilakukan dengan cara bersama-sama menuju kepada rumah tetangga atau kepada sesepuh desa.

Intinya sama yakni sebagai bentuk penghormatan, silaturahmi serta sebagai wujud untuk saling memaafkan antar sesama warga.

Tujuan sungkeman saat Idul Fitri selain untuk menghormati, juga sebagai permohonan maaf, atau “nyuwun ngapura”.

Istilah “ngapura” bisa berasal dari Bahasa Arab “ghafura” yang berarti tempat pengampunan.

Makna dari tradisi sungkem lebaran yakni wujud penyesalan dan permintaan maaf dari segala perbuatan buruk yang pernah dilakukan kepada orang tua.

Sebuah hubungan antara orang yang lebih tua dengan yang lebih muda akan dapat diperbaiki dengan tradisi sungkeman.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Baca berita terkait Lebaran 2022 lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini