Pembunuhan Brigadir J

Mahfud MD Ternyata Tahu Motif Ferdy Sambo, Sudah Bocor ke Publik, Menkopolhukam Bicara Orang Dalam

Penulis: Ignatia
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahfud MD sudah tahu motif sebenarnya Ferdy Sambo mengeksekusi Brigadir J, sang menteri sempat bicara soal orang dalam (10/8/2022).

TRIBUNJATIM.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD turut berargumen terkait kasus Brigadir J.

Apa yang menimpa Brigadir J dan keluarga kini tengah menjadi perbincangan seantero tanah air.

Irjen Pol Ferdy Sambo yang kini dinonaktifkan sudah berakhir terancam hukuman akibat terbukti mendalangi penembakan hingga tewas ajudannya sendiri, Nofriansyah Yoshua Hutabarat, Jumat (8/7/2022).

Mahfud MD cukup mengetahui apa yang sebenarnya mendasari tindakan keji Sambo pada anak buahnya itu.

Rupanya Mahfud MD juga tahu motif Ferdy Sambo yang hingga kini disebut olehnya sebagai hal sensitif itu.

Baca juga: Potret Ferdy Sambo Kepergok Cuma Pakai Baju Seadanya Jadi Sorotan, Pantas Putri sampai ke Psikolog

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ( Menko Polhukam ), Mahfud MD, menjelaskan soal pernyataannya yang menyebut motif pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J sensitif.

Dalam program Satu Meja di Kompas TV pada Rabu (10/8/2022) malam, Mahfud mengatakan, dugaan apa yang sebenarnya mendasari penembakan kepada Brigadir J.

Menurut Mahfud MD, hal itu yang dinilai sensitif bila diumbar ke publik dan hanya boleh didengar orang dewasa.

Meski demikian, kini Polri tengah melakukan pendalaman kasus yang menyeret nama mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo.

Mahfud MD seolah sudah tahu sejak awal apa yang boleh terjadi di tengah Ferdy Sambo, Putri Candrawathi hingga Brigadir J dan beberapa personel polisi lainnya.

“Pertama katanya pelecehan. Pelecehan itu apa sih? Apakah membuka baju atau apa? Itu kan untuk orang dewasa."

"Yang kedua, katanya perselingkuhan empat segi. Siapa yang bercinta dengan siapa,” kata Mahfud, dikutip Tribun Jatim via Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Kamis (11/8/2022).

Mahfud MD menambahkan, bahwa yang terakhir muncul karena perkosaan, usaha perkosaan lalu ditembak.

"Itu kan sensitif,” imbuhnya.

Sehingga, ia enggan menyampaikan motif penembakan Brigadir J kepada publik.

"Jadi yang buka jangan saya, biar polisi saja karena itu uraiannya panjang gitu, nanti polisi yang membuka ke publik lalu dibuka di pengadilan oleh jaksa. Kalau tanya ke saya nanti malah salah,” jelas Mahfud MD.

Baca juga: Terbongkar Tabiat Bu Putri Candrawathi, Sahabat Pernah Ungkit Sifat Asli Istri Ferdy Sambo

Kemudian, Mahfud MD pun membongkar bocoran motif Ferdy Sambo itu sudah dia dengar jauh sebelumnya.

Namun, ia tak bisa menyampaikannya ke publik.

“Banyak (bocoran motif), banyak, saya dapat bocoran, tapi kan tidak boleh saya katakan yang begitu-begitu biar dikontruksi dulu,” kata Mahfud.

“Dapat hal-hal yang mungkin tidak pernah muncul di publik, dari Komnas HAM, dari LPSK, dari orang perorangan, dari para senior Polri, senior tentara dan sebagainya,” imbuhnya.

Baca juga: Ternyata Putri Tahu Brigadir J akan Dibunuh Irjen Ferdy Sambo karena Harga Diri Laki-laki?

Pada akhirnya, fakta motif Ferdy Sambo mengeksekusi Brigadir J itu memang telah bocor ke publik luas.

Ahli misalnya memberikan penilaian terhadap hal ini.

Apa alasan Irjen Ferdy Sambor tembak Brigadir J dengan memerintah Bharada E? Publik tahu? (via TribunBogor)

Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional (Kapuskamnas) Universitas Bhayangkara, Hermawan Sulistyo turut menanggapi pernyataan Mahfud MD tersebut.

Hermawan menilai, hanya ada satu tafsir terkait pernyataan Menkopolhukam yang menyebut motif penembakan Brigadir J hanya bisa didengar oleh orang dewasa.

Tafsir yang dimaksud oleh Hermawan ialah sexual harassment atau pelecahan seksual.

"Derajat sexual harassment kan berbeda-beda. Mulai dari verbal harassment (pelecehan verbal) sampai rape (pemerkosaan)," katanya dalam Sapa Indonesia Pagi di YouTube Kompas TV, Rabu (10/8/2022).

Baca juga: Firasat Ibu Brigadir J soal Ferdy Sambo Malam Sebelum Penetapan Tersangka, Keluarga: Terbukti

Lebih lanjut, Hermawan mengatakan, jika penyidikan tidak menemukan bukti fisik terkait adanya pelecehan seksual kepada istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi maka ada kemungkinan dilakukan di Magelang oleh Brigadir J.

"Ini harus dibuktikan secara saintifik (terkait pelecehan seksual). Tidak bisa orang menuduh lalu sesuai keinginan tersangka atau sesuai keinginan publik. Bukti fisiknya apa?," jelasnya.

Sehingga, menurut Hermawan, motif dugaan pelecehan seksual ini tidak pernah diungkap secara blak-blakan ke publik karena terkait status dari Ferdy Sambo sebagai perwira tinggi.

"Ini mungkin membuat karena menyangkut harassment yang membuat tersangka itu tidak blak-blakan bicara karena ini menyangkut harga diri laki-laki, harga diri perwira tinggi," tegasnya.

Keluarga Brigadir J sudah tahu pemicu anak mereka dieksekusi karena lindungi istri Ferdy Sambo, kini minta Putri Candrawathi jujur, (10/8/2022). (Tribunnews.com, TikTok)

Mahfud MD dalam perbincangan juga sempat membicarakan soal 'orang dalam' yang ia singgung.

Mahfud MD, mendukung perlindungan untuk beberapa pihak yang begitu membantu ketransparanan kasus ini.

Misalnya saja seperti Bharada E.

Menurutnya, Bharada E merupakan saksi kunci dalam insiden yang terjadi di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo.

Mahfud MD juga mengatakan, perlindungan terhadap Bharada E untuk menangkal ancaman-ancaman terhadapnya yang bisa terjadi kapan saja.

"Iya menurut saya (Bharada E) harus dilindungi, bisa saja orang dalam menghabisi dia," jelasnya saat menjadi narasumber di program Satu Meja The Forum Kompas TV, Rabu (10/8/2022) malam.

Irjen Ferdi Sambo teriakkan kalimat ini ke Bharada E agar tembak Brigadir J. (Tribunnews - WartaKota)

Ancaman tersebut di atas, menurut Mahfud bisa terjadi dalam bentuk apapun.

Seperti halnya bahaya racun yang bisa diberikan lewat makanan atau AC.

"Itu kan banyak di film-film di novel-novel, itu bisa terjadi dan gampang, makanan kemudian Pak Susno Duadji (eks Kabareskrim) bilang AC, karena banyak orang mati hanya nyedot AC di mobil, di mana itu (racun) bisa dimasukan dari situ. Oleh sebabnya itu harus dilindungi betul," terang dia.

Kemudian Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini turut menyentil nama Polri, kepada Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo yang saat itu menjadi narasumber juga.

Ia menitip pesan agar Polri membuka akses kepada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) untuk memberi pendampingan dan perlindungan.

"Dan melalui Pak Dedi saya nitip sampaikan ke Polri itu LPSK supaya diberi akses yang cukup untuk mendampingi dan melindungi, dia mengamankan betul, selamat ini Bharada (Eliezer)," papar Mahfud.

"Ini saksi kunci ini, saksi utamanya di dia (Bharada E), yang akan menentukan segala keputusan pengadilan."

Informasi lengkap dan menarik lainnya hanya di Googlenews TribunJatim.com

Berita seputar Pembunuhan Brigadir J lainnya

Berita Terkini