Berita Gresik

 Jalan Rusak di Gresik jadi Perhatian Serius Meski Tak Bisa Tuntas Dalam Waktu Dekat

Penulis: Willy Abraham
Editor: Ndaru Wijayanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi jalan penghubung Kedamean - Tulung.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, willy Abraham

TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Persolan jalan rusak di wilayah Kabupaten Gresik menjadi perhatian serius Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani. Camat hingga Kepala Desa pun diajak untuk bersama-sama memantabkan kualitas jalan di wilayah masing-masing. 

Data yang disampaikan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Gresik menyebutkan, ada 122 ruas jalan dengan total 512,16 kilometer berstatus jalan kabupaten yang 25 persen di antaranya rusak dengan kategori ringan maupun berat. 

Sementara ruas jalan poros desa dan jalan lingkungan tercatat ada 212 ruas dan 36 persen di antaranya mengalami kerusakan dengan kategori ringan maupun berat. 

Karena itu, Bupati bersama DPUTR Kabupaten Gresik melakukan pertemuan dengan perwakilan kepala desa melalui Ketua AKD Kecamatan dan juga para camat.

Ini sebagai langkah pemerintah daerah dalam upaya sinkronisasi bersama dengan pemerintah desa terkait kewenangan dan skema yang akan dijalankan. 

"Kita tahu bahwa antara pemerintah daerah dan pemerintah desa memiliki kewenangan masing-masing. Sehingga perlu adanya sinkronisasi antara pemerintah daerah dan pemerintah desa," kata Gus Yani, Rabu (7/9/2022).

Dengan kerusakan jalan yang ada, DPUTR melakukan simulasi kebutuhan anggaran yang ditaksir membutuhkan dana sekitar Rp. 2 triliun.

Dengan skema meliputi peningkatan kemantaban ruas jalan kabupaten, peningkatan akses dengan memperhatikan sektor ekonomi, pariwisata dan industri serta peningkatan konektivitas antar wilayah. 

Dari simulasi itu, Gus Yani mengatakan bahwa penanganan perbaikan jalan ini tidak serta merta tuntas dalam jangka waktu dekat. Namun hal ini membutuhkan sistem perbaikan berkelanjutan. 

"Melihat besarnya kebutuhan anggaran, tidak mungkin perbaikan ini tuntas dalam jangka waktu yang pendek dengan keterbatasan anggaran yang ada. Maka kita lihat skala prioritas dengan alokasi anggaran sebesar kurang lebih Rp. 300 miliar rupiah pertahun," kata Gus Yani. 

Sementara itu, untuk perbaikan jalan poros desa, bisa menggunakan dana yang bersumber dari dana BK yang dioptimalkan untuk desa-desa. 

Selain itu, Gus Yani juga meminta DPUTR untuk melakukan pemetaan titik ruas jalan mana yang dilakuakan pengaspalan dan titik ruas jalan mana yang di beton.

"Skema ini untuk peningkatan akses bagi wilayah yang bergerak di sektor industri, pariwisata atau kegiatan ekonomi lainnya," katanya. 

Gus Yani juga mendorong DPUTR, AKD dan Camat untuk melakukan diskusi dan pemetaan untuk menentukan skala kebutuhan masyarakat. 

"Perbaikan ruas jalan yang tidak masuk dalam skala prioritas, saya minta untuk dilakukan pemetaan dan dimasukkan salam skala kebutuhan masyarakat. Maka DPUTR, AKD dan camat segera lalukan pertemuan dan lakukan diskusi lanjutan," pungkasnya. 

Gus Yani berkomitmen bahwa perbaikan jalan ini segera terealisasi dengan kolaborasi semua pihak. 

Berita Terkini